TEMPO.CO, Jakarta - Selama pandemi Covid-sejak tahun 20202 menimbulkan banyak perubahan. Aktivitas di luar rumah sempat dibatasi untuk memutus penyebaran virus corona. Kini dua tahun berlalu kondisi pun berangsur normal atau dikenal dengan istilah new normal. Namun perubahan selama pandemi menyebabkan dampak pada kesehatan.
Menurut Felicia Kartawidjajaputra, manager of Nutrifood research center, dari riset-riset yang dilakukan di Indonesia dan luar negeri menemukan perubahan pada pola makan dan kesehatan. "Riset pada kelompok responden dewasa muda sebanyak 17,3 persen peningkatan kebiasaan mengemil dan makan tanpa rasa lapar, terutama dengan alasan bosan," ujarnya dalam Webinar Nutriclass 2022, Kamis 13 Oktober 2022. "Ini juga disebut mindless eating."
Sedangkan riset pada kelompok responden usia 18+ tahun terdapat 22 persen peningkatan konsumsi makanan dan camilan manis. Sebanyak 25 persen menjalani pola makan tidak sehat di mana konumsi buah dan sayuran menurun sedangkan camilan makanan manis.
Tak hanya pola makan, aktivitas fisik selama pandemi pun menurun. Banyak orang yang cenderung malas-malasan di rumah. "Dari 187 negara, ratusan ribu responden terdapat penurunan jumlah langkah sebanyak 30 persen," tambahnya.
Pola makan yang kurang sehat ditambah kurangnya aktivitas fisik tentu menyebabkan berat badan bertambah. Bahkan ada istilahnya yaitu pandemic pounds, atau berat badan yang diperoleh selama masa pandemi. Dari data di Prancis selama dua bulan pembayasan sosial sebanyak 35 persen responden mengalami kenaikan berat badan sebanyak 1,8 kilogram. "Anda bisa memeriksa sendiri benarkah selama dua tahun berat badan tertambah, apakah benar makanan tidak sehat," tambahnya.
Berat badan bertambah kemudian dapat menyebakan obestias yang merupakan faktor tertinggi penyebab penyakit kronis, seperti jantung, diabetes, hipertensi dan lainnya. Selain berat badan parameter kesehatan lainnya seperti gula darah, kolesterol, lemak tubuh dan tekanan darah juga meningkat.
Tidak ada kata terlambat untuk mengubah pola makan dan kebiasaan sehat. Pertama Anda bisa mulai mengubah pola makan dengan menerapkan kebiasaan seperti makan teratur tidak melewati jam makan dan makan makanan sehat. "Sesuai anjuran Kemenkes yang sehat adalah pola makan gizi seimbang, seperti piramida semakin ke atas adalah makanan yang tidak boleh dimakan," ujar Felicia. "Atau menerpkan isi piringku, 3 sampai 4 porsi karbo, 3 buah dan 4 sayur dan protein."
Jangan lupa asupan gula, garam dan minyak harus dibatasi. Untuk mgula batasannya 5 gram atau setara dengan 4 sendok makan sehari, garam maksimal 1 gram atau 1 sendok teh dan lemak 67 gram. Anda bisa mengganti gula dengan pemanis rendah kalori, camilan manis diganti dengan buah, hindari minuman manis, mengurangi saus atau kecap, menambahkan rempah-rempah pada masakan, hngga memperbanyak konsumsi buah dan sayur. Sedangkan untuk mengurangi lemak Anda bisa menerapkan cara memasak seperti dikukus, direbus atau panggang.
Terakhir, olahraga 150 menit setiap minggu. Seperti latihan aerobik intesitas sedang misalnya, bersepeda, jalan kaki atau aktivitas berkebun. Anda bisa menambahkan latihan kekuatan otot dengan angkat beban 2 kali per minggu. Tips lainnya agar lebih aktif misalnya dengan memilih tangga daripada lift, bergerak setiap 30 menit untuk melakukan peregangan, memperbanyak jalan kaki. Agar tambah bersemangat Anda bisa mengajak teman, keluarga atau pasangan untuk olahraga bersama, dan jangan lupa membatasi pemakaian gadget dan alat elektronik.
Baca juga: Jennifer Aniston Bicara tentang Efek Jarang Olahraga Selama Pandemi
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.