TEMPO.CO, Jakarta - Tidak ada bukti yang jelas bahwa makanan secara langsung menyebabkan atau mencegah kanker. Namun, ada makanan yang memiliki risiko tinggi memicu kanker jenis tertentu dan makanan yang lain meminimalkan risikoya.
Empat bahan makanan ini sering dikaitkan dengan kanker. Haruskah khawatir ketika mengonsumsinya?
1. Daging olahan
Sudah menjadi fakta umum bahwa makanan oalahan bukanlah makanan yang paling bergizi. Para ahli gizi dan dokter telah lama memperdebatkan jenis daging apa yang bisa dikonsumsi. Dari perbandingan daging merah dan daging olahan, para peneliti tidak menemukan hubungan antara daging merah dengan semua penyebab kematian (termasuk kematian akibat kanker), tetapi dalam European Journal of Epidemiology 2019, menemukan keterkaitan kematian dengan daging olahan.
Penelitian sebelumnya telah mengaitkan daging olahan dengan kanker, dan pada penelitian saat ini menunjukkan bahwa nitrit mungkin menjadi penyebabnya. Senyawa ini dikaitkan dengan risiko lebih tinggi terkena kanker usus besar dalam tinjauan jurnal Nutrients pada November 2019.
Daging olahan dan daging merah sering dimasak dengan api besar, seperti di atas panggangan, dan National Cancer Institute (NCI) mengatakan bahwa proses tersebut dapat menghasilkan senyawa karsinogen. Beberapa contoh daging olahan bacon dan daging kalengan, sedangkan daging yang belum di olah ada daging giling, steak, dan daging sapi tenderloin.
2. Gula berlebih
Ada beberapa penelitian yang menghubungkan kadar gula yang tinggi dengan kanker. Misalnya, sebuah studi Juli 2019 oleh British Medical Journal (BMJ) mengaitkan minum minuman manis dengan risiko kanker yang lebih tinggi. Ini terutama terkait dengan obesitas atau lemak perut. Menambahkan gula dapat menyebabkan penambahan berat badan, dan pinggang yang lebih gemuk meningkatkan risiko kanker, menurut MD Anderson Center.
Dengan kata lain, bukan berarti bahwa gula tambahan pasti akan menyebabkan kanker, meskipun mungkin berkontribusi pada faktor-faktor lain yang meningkatkan risiko pada kesehatan. American Heart Association saat ini merekomendasikan tidak lebih dari 6 sendok teh gula tambahan per hari untuk wanita dan tidak lebih dari 9 sendok per hari untuk pria.
3. Alkohol
Menurut National Cancer Institute (NCI), anggur merah telah dikaitkan dengan penurunan faktor risiko penyakit jantung, tetapi minum alkohol dalam jumlah besar telah dikaitkan dengan berbagai kanker, termasuk kanker kepala dan leher, payudara, kerongkongan, hati, dan usus besar. Jadi, kurangi (atau hindari) alkohol jika khawatir atau berisiko terkena kanker payudara.
Seorang peminum berat mungkin akan susah untuk menyerap antioksidan vitamin A, C dan D. Orang yang mengonsumsi alkohol secara berlebih juga lebih cenderung memakan lebih sedikit buah, sayuran, dan biji-bijian, makanan yang dikaitkan dengan risiko penyakit yang lebih rendah. Cara terbaik adalah dengan mengonsumsi tidak lebih dari dua gelas per hari untuk wanita dan satu gelas per hari untuk pria.
4. Pewarna makanan
Salah satu karsinogen potensial yang paling banyak dibicarakan adalah zat yang digunakan dalam pewarna makanan. Salah satu bahan yang digunakan didalamnya Red Dye 40, p-cresidine, diklasifikasikan sebagai karsinogen manusia yang dapat diprediksi secara wajar menurut National Toxicology Program, Department of Health and Human Services, Amerika Serikat.
Meski sudah sering mendengar tentang potensi kanker pada makanan di atas, jika mengonsumsinya dalam batas wajar mungkin tidak akan menimbulkan efek yang luar biasa. Kanker jarang disebabkan oleh satu hal saja, tapi perhatikan kebiasaan makan dan minum dan ubah jika perlu. Jika banyak mengonsumsi makanan bergizi seperti buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, ikan, dan lemak sehat, tidak perlu khawatir berlebihan.
NADIA RAICHAN FITRIANUR
Baca juga: Dua Kanker Ini Paling Banyak Mengancam Wanita
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.