Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

5 Penyebab Rambut Rontok, Mulai dari Stres hingga Penurunan Berat Badan

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Ilustrasi rambut rontok. Blic.rs
Ilustrasi rambut rontok. Blic.rs
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Rambut rontok menjadi salah satu masalah kesehatan yang sering ditemui setelah usia 20-an. Sering kali kondisi ini masih terjadi meski sudah melakukan perawatan yang baik dan makan sehat. Meski mengkhawatirkan, jarang orang yang pergi ke dokter hanya untuk mengetahui penyebab kerontokannya. 

Pernahkah mencari tahu alasan di balik kehilangan helaian rambut? Dokter Blossom Kochhar, Ketua Grup Perusahaan kecantikan Blossom Kochhar mengungkap alasan utama yang menyebabkan penipisan rambut. 

Inilah 5 alasan utama yang menyebabkan penipisan rambut. 

1. Stres

Ketika berpikir terlalu banyak, dalam keadaan tertekan, seluruh sistem saraf dan sistem pencernaan mengalami stres. Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan di dalam dan apa pun yang kita makan atau lakukan tidak memberikan nutrisi yang dibutuhkan sehingga menyebabkan kerontokan dan penipisan rambut.

2. Diet 

Diet kekurangan biotin, zinc, dan vitamin D menyebabkan penipisan rambut, bahkan kekurangan vitamin D menyebabkan alopecia atau kebotakan. Jadi, pastikan untuk memiliki diet seimbang dan menjaga gaya hidup sehat.

3. Ketombe

Penyebab rambut rontok lainnya adalah ketombe, karena serpihan menumpuk, orang cenderung menggaruk karena gatal, yang membuat batang rambut lemah yang mengakibatkan penipisan dan kerontokan rambut.

4. Usia

Baik pria maupun wanita, seiring bertambahnya usia banyak perubahan yang terjadi pada tubuh dan rambut menjadi lebih halus. Rambut rontok  terjadi karena adanya faktor genetik, gangguan endokrin, perubahan hormon, dan defisiensi nutrisi.

5. Penurunan berat badan

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penurunan berat badan yang signifikan dapat berdampak buruk pada rambut. Saat menurunkan berat badan, kita juga kehilangan beberapa nutrisi penting dan bisa menyebabkan kekurangan nutrisi, dampaknya adalah kerontokan rambut.



TIMES OF INDIA

Baca juga: Cara Menggunakan Rosemary untuk Meningkatkan Pertumbuhan Rambut

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.


Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cara Menjaga Kualitas Hubungan dengan Pasangan Pasca Melahirkan Anak Pertama

15 jam lalu

Ilustrasi ibu dan bayi. Unsplash.com/Sharon Muccutcheon
Cara Menjaga Kualitas Hubungan dengan Pasangan Pasca Melahirkan Anak Pertama

Studi menemukan bahwa sikap terhadap sentuhan berdampak pada pasangan dalam transisi menjadi orang tua atau usai melahirkan anak pertama.


Pasca Lebaran 2024 Tak Ada Salahnya Cek Kesehatan

1 hari lalu

Ilustrasi cek kesehatan (Pixabay,com)
Pasca Lebaran 2024 Tak Ada Salahnya Cek Kesehatan

Kenaikan berat badan seringkali diikuti dengan kenaikan kolesterol karena pola konsumsi yang berlebihan saat berlibur panjang dan menu Lebaran 2024.


Inilah 5 Alasan Waktu Liburan Terasa Begitu Cepat

2 hari lalu

Ilustrasi liburan (Pixabay.com)
Inilah 5 Alasan Waktu Liburan Terasa Begitu Cepat

Ternyata terdapat berbagai faktor psikologis dan eksternal yang dapat membuat waktu terasa semakin cepat berlalu selama liburan.


10 Langkah Tangkal Peradangan Penyebab Penyakit Kronis

2 hari lalu

Ilustrasi pria makan sehat atau sayur. shutterstock.com
10 Langkah Tangkal Peradangan Penyebab Penyakit Kronis

Peradangan bisa memicu berbagai penyakit kronis bila didiamkan, seperti penyakit jantung dan kanker. Namun, ada cara untuk mencegahnya.


Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

2 hari lalu

Ilustrasi wanita diet. Freepik.com/Schantalao
Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

Diet sayur dan rendah gula, yang dikenal sebagai diet EAT-Lancet, membantu mengurangi risiko gagal jantung. Bagaimana hubungannya?


Bagaimana Bisa Stres Orang Tua Menyakiti Anak? Begini Kiat Mengatasi Self Harm

3 hari lalu

Ilustrasi stres/bingung. Shutterstock.com
Bagaimana Bisa Stres Orang Tua Menyakiti Anak? Begini Kiat Mengatasi Self Harm

Tindakan ini dipandang sebagai cara untuk meluapkan rasa sakit dan stres psikologis hingga mengembalikan rasa tenang.


Kelola Penggunaan Media Sosial agar Tidak Stres dengan Tips Berikut

4 hari lalu

Ilustrasi bermain media sosial. (Unsplash/Leon Seibert)
Kelola Penggunaan Media Sosial agar Tidak Stres dengan Tips Berikut

Berikut beberapa tips untuk meminimalkan dampak penggunaan media sosial terhadap tingkat stres pada peringatan Bulan Kesadaran Stres.


Teknik Pernapasan 4-7-8 untuk Meredakan Stres dan Kecemasan, Begini Caranya

12 hari lalu

Ilustrasi wanita berlatih yoga. shutterstock.com
Teknik Pernapasan 4-7-8 untuk Meredakan Stres dan Kecemasan, Begini Caranya

Berikut cara melakukan teknik pernapasan 4-7-8 untuk membantu meredakan stres dan mengurangi kecemasan. Bagaimana tahapannya?


Macet Pengaruhi Kesehatan Tubuh, Ini Tips Kurangi Stres Saat Mudik Lebaran

13 hari lalu

Ilustrasi kemacetan arus mudik / balik. TEMPO/Prima Mulia
Macet Pengaruhi Kesehatan Tubuh, Ini Tips Kurangi Stres Saat Mudik Lebaran

Stres saat mudik biasanya terjadi ketika kita terjebak dalam kemacetan yang panjang dalam perjalanan menuju kampung halaman. Simak tips kurangi stres.


Mengenal Penyakit Autoimun, Gejala dan Cara Mengurangi Risikonya

13 hari lalu

Ilustrasi autoimun. Shutterstock
Mengenal Penyakit Autoimun, Gejala dan Cara Mengurangi Risikonya

Penyakit autoimun tidak dapat dicegah namun terdapat cara untuk mengurangi risikonya. Bagaimana pula gejalanya?