Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cerita Chrissie Rahmeinsa Mendidik Jerome Polin yang Gaya Belajarnya Unik

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Jerome Polin dan ibunda, Chrissie Rahmeinsa dalam webinar Nutrilon Royal Optimalkan Periode Winning Window Sebagai Bekal Menang Bagi Si Kecil, Selasa, 9 Juli 2022.
Jerome Polin dan ibunda, Chrissie Rahmeinsa dalam webinar Nutrilon Royal Optimalkan Periode Winning Window Sebagai Bekal Menang Bagi Si Kecil, Selasa, 9 Juli 2022.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Jerome Polin Sijabat dikenal sebagai Youtuber dan pengusaha yang sukses di usia muda. Bersama kakaknya, Jehian Panangian Sijabat, dia masuk ke dalam daftar Forbes 30 Under 30 Asia 2021. Tapi sebelum itu, Jerome banyak diidolakan anak-anak karena kepintarannya. Dia mendapatkan beasiswa penuh berkuliah di Jepang, dia mengambil jurusan matematika terapan di Waseda University.

Pencapaian Jerome di usia 24 tahun ini tak lepas dari peran ibunda, Chrissie Rahmeinsa. Chrissie mengatakan, sejak kecil Jerome sudah memiliki bakat di bidang akademik dan seni. Namun, Jerome punya cara belajar yang agak berbeda dengan anak-anak pada umumnya. Dia tak bisa diam sehingga orang tua butuh kesabaran ekstra menghadapinya.

“Jerome itu unik. Ada stigma bahwa anak yang diam, duduk, dan penurut artinya pintar. Tapi Jerome dari kecil lincah, energik, berani bicara, dan berpikir kritis. Kalau kurang sabar, mungkin kita sudah melabeli anak itu dengan statement negatif. Kalau sudah begitu, anak tidak bisa berkembang,” kata Chrissie dalam webinar “Nutrilon Royal Optimalkan Periode Winning Window Sebagai Bekal Menang Bagi Si Kecil”, Selasa, 9 Agustus 2022. Selain Jerome dan Chrissie, webinar ini menghadirkan sosok cerdas lainnya, Sabrina Anggraini bersama ibunda, dan Tasya Kamila yang memiliki anak balita.

Chrissie mencontohkan, Jerome sering bolak-balik di depan kakaknya yang sedang belajar membaca. Ternyata, sambil bolak-balik itu dia menyerap apa yang dia dengar dan akhirnya dia juga bisa membaca sebelum masuk playgroup. “Ternyata dia seorang kinestetik, seorang yang belajarnya dengan gerak. Dia dengar, dia pun bisa baca,” kata dia. Setelah memahami gaya belajar anak, Chrissie mengikutinya. “Jadi jangan cepat-cepat anak dimarahin karena dengan begerak, dia juga belajar,” dia menambahkan.

Saat sekolah dasar, Jerome mendapatkan beasiswa bersekolah di salah satu sekolah bertaraf internasional di Surabaya. Karena sekolah bergensi, teman-temannya juga berasal dari keluarga menengah ke atas. Jadi mereka didukung fasilitas belajar yang lengkap, beda dengan Jerome yang penuh dengan keterbatasan. 

Di tengah kondisi ini, Chrissie terus memotivasi Jerome. Dia mengatakan bahwa meski tidak memiliki fasilitas seperti mereka, Jerome tidak boleh kalah karena tak semua bisa dibeli dengan uang. “Temanmu bisa beli sepatu bagus, tapi tidak bisa beli prestasi. Sekalipun temanmu kaya raya, tapi tidak bisa jadi juara satu atau dikirim lomba,” kata Chrissie kepada Jerome ketika itu.

Ketika teman-temannya mengikuti les tambahan, Jerome belajar sendiri di rumah dengan ibunya. Setiap hari, Jerome juga selalu diminta mengulang pelajaran di sekolah. “Dia nggak boleh nonton TV, main, dan lain-lain sebelum mengulang pelajaran,” kata Chrissie.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sejak kecil Jerome pun dicekoki buku oleh ibunya. Setelah dibaca, biasanya Jerome akan diminta membuat ringkasan isi buku.

Jerome menambahkan, ibunya juga sangat ketat dalam hal disiplin waktu. Sebagai contoh, dulu dia tidak boleh bermain game di hari sekolah, hanya boleh Jumat dan Sabtu. Kalau dia butuh refreshing, dia boleh cari permainan lain selain game. “Senin sampai Jumat sekolah, pulang, berenang belajar musik, dulu saya ikut paduan suara, lalu belajar, dan mengerjakan PR,” kata pemilik kanal YouTube Nihingo Mantappu ini.

Disiplin waktu ternyata membawa dia pada titik ini. “Ketika yang lain rebahan atau yang lain main game, aku terbiasa menggunakan waktu dengan baik untuk mengembangkan diri. Bedanya di situ, bisa achieve many things. Ketika yang lain menggunakan waktu untuk party dan main game, aku menggunakannya untuk belajar dan kerja, hasilnya akan beda,” kata Jerome.

Setelah lulus dari Waseda University, Jerome Polin memiliki banyak cita-cita. Youtuber dengan 9,5 subsriber itu ingin mengembangkan bisnis kulinernya dan membangun platform edukasi. Selain itu, dia menyiapkan diri untuk melanjutkan pendidikan magister di Amerika Serikat.

Baca juga: Jerome Polin Pamer Nilai Rapornya, Intip Mata Pelajaran yang Paling Lemah

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Marak Anak Lakukan Kejahatan Sadistis, Dirjen HAM Desak Revisi UU SPPA

1 jam lalu

Ilustrasi kekerasan terhadap anak. Shutterstock
Marak Anak Lakukan Kejahatan Sadistis, Dirjen HAM Desak Revisi UU SPPA

Dirjen HAM Dhahana Putra mengakui kasus kejahatan seperti pembunuhan dan kekerasan seksual yang melibatkan anak meningkat


Psikolog: Gentle Parenting Bantu Kembangkan Kecerdasan Emosional Anak

18 jam lalu

Ilustrasi keluarga memasak bersama. Freepik.com
Psikolog: Gentle Parenting Bantu Kembangkan Kecerdasan Emosional Anak

Teknologi memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan anak.


Psikolog Minta Media Sosial Digunakan untuk Informasi Positif

21 jam lalu

Ilustrasi anak perempuan dan laki-laki melihat telepon pintar. (Unsplash/Tim Gouw)
Psikolog Minta Media Sosial Digunakan untuk Informasi Positif

Psikolog menyarankan media sosial sebaiknya digunakan untuk hal-hal yang menimbulkan dampak positif dan bukan konten negatif.


Psikolog Minta Orang Tua Bekali Anak dengan Panduan Gunakan Media Sosial

1 hari lalu

Ilustrasi anak-anak yang sedang membuka media sosial atau sosmed (Foto: Pexels)
Psikolog Minta Orang Tua Bekali Anak dengan Panduan Gunakan Media Sosial

Paparan konten negatif di media sosial bisa menimbulkan gangguan perkembangan sosial pada anak yang belum matang secara emosional.


Geger Pelecehan di Panti Sosial, Kepolisian Malaysia Akan Panggil Yayasan GISB

2 hari lalu

Ilustrasi pelecehan seksual pada anak perempuan. Shutterstock
Geger Pelecehan di Panti Sosial, Kepolisian Malaysia Akan Panggil Yayasan GISB

Kepolisian Malaysia akan memanggil pucuk pimpinan panti sosial yang dikelola yayasan GISB.


Alasan Psikolog Minta Pernikahan Sudah Dipikirkan sejak Remaja

2 hari lalu

Ilustrasi Pernikahan/Alissha Bride
Alasan Psikolog Minta Pernikahan Sudah Dipikirkan sejak Remaja

Psikolog mengatakan persiapan pernikahan dan berkeluarga sebaiknya sudah dipikirkan sejak remaja, ini alasannya.


Profil Nikocado Avocado, YouTuber Mukbang yang Turun Berat Badan 114 Kg

6 hari lalu

Transformasi Nikocado Avocado, YouTuber mukbang yang menurunkan berat badan 114 kilogram. Foto: YouTube Nikocado Avocado
Profil Nikocado Avocado, YouTuber Mukbang yang Turun Berat Badan 114 Kg

Profil Nikocado Avocado, YouTuber mukbang kelahiran Ukraina yang berhasil menurunkan berat badan 114 kilogram.


Pakistan Laporkan Kasus Polio Pertama dalam 16 Tahun

7 hari lalu

Pakistan Laporkan Kasus Polio Pertama dalam 16 Tahun

Pada 2023 Pakistan melaporkan enam kasus polio sedangkan pada 2022 angkanya adalah 20 kasus.


Perhatikan Kesehatan Anak untuk Cegah Cacar Monyet

7 hari lalu

Ilustrasi MPOX. Shutterstock
Perhatikan Kesehatan Anak untuk Cegah Cacar Monyet

WHO menyebutkan anak-anak berisiko lebih tinggi terkena cacar monyet, bahkan lebih parah dibanding orang dewasa. Jaga selalu kesehatannya.


Cara Mengedukasi Anak untuk Cegah Pelecehan Seksual Menurut Psikolog

8 hari lalu

Ilustrasi pelecehan seksual pada anak laki-laki. Shutterstock
Cara Mengedukasi Anak untuk Cegah Pelecehan Seksual Menurut Psikolog

Psikolog membagi tips bagi orang tua dalam mengedukasi anak untuk mencegah menjadi pelaku atau korban pelecehan seksual.