TEMPO.CO, Jakarta - Sudah sering kali para ahli mengingatkan pentingnya berolahraga agar tetap sehat secara fisik dan mental. Selain menurunkan berat badan, olahraga secara teratur juga penting untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan.Tapi, seberapa seringnya olahraga yang disarankan? Meskipun sangat penting untuk kesehatan, olahraga berlebihan terbukti merugikan.
"Olahraga berlebihan dapat menyebabkan ketegangan otot dan ketidakseimbangan postur," kata Shrey Srivastav, dokter spesialis penyakit dalam di India, dikutip dari Indian Express.
“Beberapa orang mengangkat beban yang sangat berat selama latihan beban, itu dapat menyebabkan PIVD, prolaps diskus tulang belakang, karena angkat beban berat. Terkadang, terlalu banyak berolahraga juga bisa menyebabkan pecahnya tendon yang menyebabkan rasa sakit yang luar biasa dalam waktu yang lama,” dia menambahkan.
Dia menekankan bahwa olahraga berlebihan bisa jauh lebih merugikan bagi orang yang tidak terbiasa. "Ini akan menyebabkan ketidakcocokan ventilasi-perfusi yang menyebabkan serangan jantung mendadak," katanya.
Efek olahraga berlebihan akan jauh lebih berbahaya bagi orang yang berusia di atas 40 tahun, kata pakar tersebut. “Ketika mereka berolahraga berlebihan, mereka mungkin menderita pendarahan intrakranial atau pendarahan otak. Karena itu, mereka harus lebih berhati-hati tentang latihan yang terlalu berat.”
Latihan seperti apa yang harus mereka lakukan? Menurut Srivastav, “Ada dua jenis latihan – isometrik dan isotonik. Dalam isometrik, panjang latihan tetap sama dan dalam isotonik, ketegangan tetap sama. Latihan isometrik baik untuk kesehatan orang di atas 40 tahun. Mereka harus memilih latihan kardio.”
Isometrik merupakan latihan kekuatan dengan mengkontraksikan otot secara statis tanpa menggerakan sendi tulang.
Orang gemuk yang tidak sehat juga berisiko karena dapat menyebabkan robekan tendon, henti jantung, atau pendarahan otak ketika olahraga berlebihan. Jadi, mereka disarankan melakukan latihan isometrik untuk menurunkan berat badan dan memperkuat otot, daripada mengangkat beban berat.
Baca juga: Jangan Paksa Tubuh Olahraga Berlebihan, Ketahui Tanda dan Efek Sampingnya
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.