TEMPO.CO, Jakarta - Orang tua ingin anak-anak mereka memiliki rasa percaya diri yang tinggi karena itu akan mendukung kesuksesan mereka kelak. Namun, sebagian orang tua gagal mengembangkan moral anak karena gaya pengasuhan yang salah. Alih-alih mendukung mereka dan mencoba membuat mereka belajar dari kesalahan, orang tua malah mengecilkan hati mereka. Karena itu, orang tua harus melatih kritik yang membangun agar anak tidak kehilangan minat atau kreativitas.
Berikut adalah daftar kesalahan yang sering dilakukan oleh orang tua yang menyebabkan hilangnya kepercayaan diri anak.
1. Menjadikan anak bertanggung jawab
Orang tua yang berpikir bahwa anak-anak mereka sangat tidak dewasa untuk menghadapi tantangan dan bertanggung jawab atas kesalahan dengan menghakimi mereka. Biarkan anak mengeksplorasi bakat mereka dari tahap awal kehidupan sehingga dunia luar tidak tampak mengejutkan mereka. Pengasuhan harus sedemikian rupa sehingga anak-anak tidak ragu-ragu untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka.
Bahkan jika anak-anak akan melakukan tugas rumah tangga kecil, mereka akan mendapatkan peningkatan harga diri. Baik itu membantu mencuci pakaian atau membuang sampah, kegiatan ini akan membuat mereka merasa puas dan percaya diri.
2. Membiarkan anak menghadapi masalah sendiri
Orang tua yang protektif selalu berusaha untuk ikut campur dalam keputusan anak mereka. Meskipun baik untuk selalu membimbing anak-anak dan mencegah mereka dari memilih jalan yang salah, mencoba untuk mengambil hidup anak di bawah kendali orang tua bisa jadi sebuah kesalahan. Biarkan mereka membuat pilihan sendiri dan melakukan apa yang mereka suka, bahkan jika mereka telah membuat beberapa keputusan salah, biarkan anak-anak mengambil pelajaran, seperti pepatah, "Kesalahan adalah guru terbesar."
Kebebasan ini akan membuat anak merasa berani sehingga meningkatkan moral mereka.
3. Kembangkan anak secara emosional
Perkembangan emosi merupakan aspek yang sangat penting karena manusia mengalami pusaran emosi dalam hidupnya. Biarkan anak menjadi diri sendiri dan menyalurkan emosi dengan cara yang benar. Proses berpikir yang praktis dan positif dapat mewujudkannya.
Bantu anak menemukan titik terlemah mereka sehingga mereka dapat mengatasinya dan menjadi individu yang percaya diri dan kuat di masa depan.
4. Jangan potong angka maaf
Jangan menggunakan pernyataan seperti “kami tidak mampu membayar ini karena kami memiliki latar belakang yang buruk” atau “kami tidak dapat bahagia seperti orang tua lain karena masalah keluarga kami”.
Ini akan mengembangkan mentalitas korban pada anak dan akan menuntunnya untuk mencari alasan untuk peluang baru. Anak juga akan mulai mengalami ketidakberdayaan karena kurang beruntung dibandingkan orang lain.
Dorong anak untuk melakukan tindakan konstruktif seperti bergabung dengan tim sepak bola di sekolah. Ini akan mencegah anak tenggelam dalam rasa mengasihani diri sendiri yang dapat menjadi rintangan terbesar dalam membangun kepercayaan diri.
5. Hukuman tidak ada gunanya
Cobalah memoles anak menjadi orang yang lebih baik dengan mempraktikkan regulasi. Beberapa orang tua menggunakan hukuman sebagai metode untuk menjadikan anak lebih baik. Hukuman akan membuat mereka memberontak yang mengarah pada konsekuensi yang merugikan. Buat anak memahami perspektif dengan kesabaran dan cinta. Gaya pengasuhan ini dapat membantu anak dalam menemukan solusi dengan mudah yang akan menghasilkan kesuksesan yang lebih besar dalam hidup.
TIMES OF INDIA
Baca juga: Gaya Parenting Rihanna Ibu yang Melindungi Sekaligus Jadi Sahabat Anaknya
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.