Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cerita Deepika Padukone Berjuang Melawan Gangguan Kesehatan Mental

Editor

Mila Novita

image-gnews
Deepika Padukone. Instagram.com/@deepikapadukone
Deepika Padukone. Instagram.com/@deepikapadukone
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Penggemar film Bollywood tentu mengenak Deepika Padukone. Dia adalah salah satu bintang paling sukses di industri film India. Peran-perannya di film seperti Bajirao Mastani, Tamasha, dan Piku membuat namanya semakin dikenal dunia. Tapi di balik kesuksesannya, dia ternyata mengalami sejumlah masalah kesehatan mental yang cukup berat.

Deepika didiagnosis secara klinis mengalami depresi pada 2014. Karena gangguan kesehatan mentalnya itu, dia meluncurkan inisiatif yang disebut Care Package. Di sana dia membuka diri dengan kodisinya dan mengatakan bahwa kebanyakan orang diam saja jika mengalami hal serupa.

Selain depresi, aktris berusia 36 tahun itu juga mengaku mengalami serangan panik dan sering mengalami keringat banyak kapan pun. Suatu hari, dia pernah membenturkan kepalanya karena panik. Dia juga pernah bangun di pagi hari dengan perasaan aneh seperti kekosongan.

Di masa lain dalam hidupnya, dia pernah merasa tidak memiliki tujuan. Dia tidak merasakan apa pun baik secara fisik maupun mental. Dia tak tahu akan membawa hidupnya ke mana, tak ada jalan yang bisa diikuti.

Dengan berbagai perasaan anehnya, dia tak pernah mengekspresikannya kepada siapa pun. Kediaman dan kekosongan yang aneh meliputi hidupnya. Dia merasa bahwa ketidakamanan dan isolasi masih lebih baik dari semua yang dirasakan saat itu.

Suatu hari, Deepika sedang dalam kondisi sehancur-hancurnya ketika keluarganya pula ke rumah. Ibunya kemudian menyadari bahwa tangis Deepika kali itu terlihat berbeda, dan dia langsung menyadari bahwa Deepika butuh terapi.

Dia pun menjalani terapi sampai kondisi membaik sampai akhirnya pulih. Untuk menjaga kesehatannya, dia mengubah gaya hidup. Dia fokus pada kualitas tidur, nutrisi, hidrasi, olahraga, dan mengelola stres dengan baik.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ibunyalah yang mendorong Deepika untuk menjalani pengobatan secara professional untuk kesehatan mental. Sebagai ibu, dia sangat konsen terhadap kesejahteraan anaknya.

Deepika mengatakan hidupnya berubah dan dia mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa tak ada satu hari pun tanpa mengenang masa gelapnya itu. Dia secara sadar berusaha dan menjaga mentalnya sehat dan berpikir positif.

Depika cukup vocal tentang gangguan kesehatan mentalnya. Dia juga ingin orang jujur isu ini. Dia mengatakan bahwa tak perlu malu pada masalah kesehatan mental, semua orang seharusnya tidak diam saja.

TIMES OF INDIA

Baca juga: 4 Fashion Deepika Padukone dengan Koleksi Louis Vuitton di Festival Film Cannes

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Teori soal OCD Menurut Ilmuwan, Kapan Perlu Bantuan Medis?

19 jam lalu

Ilustrasi wanita cemas. Freepik.com/Wayhomestudio
Teori soal OCD Menurut Ilmuwan, Kapan Perlu Bantuan Medis?

Meski gejala ringan atau ada kebiasaan seperti perfeksionis, OCD tetap butuh diagnosa klinis serta bantuan medis.


Kisah Mahasiswa Unair Lulus Tanpa Skripsi, Berkat Rancang Aplikasi Cegah Risiko Depresi

2 hari lalu

Nidya Almira, mahasiswa lulusan Psikologi UNAIR angkatan 2018.  Foto: Dok. Pribadi
Kisah Mahasiswa Unair Lulus Tanpa Skripsi, Berkat Rancang Aplikasi Cegah Risiko Depresi

Nidya Almira Xavier Herda Putri, mahasiswi Fakultas Psikologi Unair lulus kuliah lewat jalur non-skripsi. Ia ikuti konversi skripsi dari PKM Karsa Cipta aplikasi self-care berbasis kecerdasan buatan.


7 Manfaat Memakan Kunyit Mentah sebagai Lalapan: Mengurangi Nyeri Haid hingga Turunkan Berat Badan

3 hari lalu

Ilustrasi kunyit. Pixabay
7 Manfaat Memakan Kunyit Mentah sebagai Lalapan: Mengurangi Nyeri Haid hingga Turunkan Berat Badan

Kunyit mampu menurunkan risiko terjangkit penyakit kronis sampai dapat menurunkan berat badan. Simak khasiat lainnya.


Efek Media Sosial pada Remaja dan 5 Cara Mengatasinya

3 hari lalu

Ilustrasi anak makan sambil bermain gadget. Kuali.com
Efek Media Sosial pada Remaja dan 5 Cara Mengatasinya

Studi menunjukkan bahwa penggunaan media sosial berlebihan bisa berisiko tinggi bagi kesehatan mental remaja.


Studi dari Belanda Sarankan Hal Ini ke Orang Tua Buat Atasi Masalah Depresi Remaja

3 hari lalu

Ilustrasi ponsel dapat meningkatkan depresi. theconversation.com
Studi dari Belanda Sarankan Hal Ini ke Orang Tua Buat Atasi Masalah Depresi Remaja

Remaja yang mengalami depresi lebih sensitif terhadap kritik orang tua dan kurang sensitif terhadap pujian orang tua.


Tips agar Kebal Menghadapi Orang Narsisis

3 hari lalu

Ilustrasi pasangan. Freepik.com/Yanalya
Tips agar Kebal Menghadapi Orang Narsisis

Psikolog mengatakan sikap tegas kita menghadapi orang narsisis seperti vaksin yang akan menghalau virus pembuat sakit.


Menurut Studi Terbaru: Depresi sebagai Kontributor Penyebab Diabetes Tipe 2

3 hari lalu

Ilustrasi depresi. Shutterstock
Menurut Studi Terbaru: Depresi sebagai Kontributor Penyebab Diabetes Tipe 2

Depresi dapat menjadi salah satu penyebab langsung diabetes tipe 2.


Mengapa Kurang Tidur Menyebabkan Sakit Kepala?

6 hari lalu

Ilustrasi wanita alami kepala pusing saat bangun tidur. Foto: Freepik.com/Jcomp
Mengapa Kurang Tidur Menyebabkan Sakit Kepala?

Kurang tidur dapat memengaruhi kesehatan secara signifikan, termasuk menyebabkan sakit kepala yang parah.


Gangguan Kepribadian Menghindar, Mengenali Gejala dan Penyebab Avoidant Personality Disorder

6 hari lalu

ilustrasi pria sendiri (pixabay.com)
Gangguan Kepribadian Menghindar, Mengenali Gejala dan Penyebab Avoidant Personality Disorder

Orang dengan gangguan kepribadian menghindar cenderung menghindari situasi sosial karena takut ditolak orang lain


Tulis Pesan Kecewa kepada Anak-anaknya, Pria Lansia di Depok Nekat Gantung Diri

7 hari lalu

ilustrasi lansia (pixabay.com)
Tulis Pesan Kecewa kepada Anak-anaknya, Pria Lansia di Depok Nekat Gantung Diri

Ditemukan pesan tertulis di atas kertas di rumah lansia yang sehari-hari tinggal sendiri itu. isinya: Bilang sama anak-anak semua masa bodo ...