TEMPO.CO, Jakarta - Kanker serviks merupakan jenis tumor kedua paling banyak dialami perempuan di Indonesia setelah kanker payudara.
Niti Raizada, Direktur – Onkologi Medis dan Hemato-Onkologi, Rumah Sakit Fortis, Bangalore, India, mengatakan bahwa kanker ini disebabkan oleh human papillomavirus (HPV). "Infeksi terjadi sangat awal dalam kehidupan – ketika anak mulai mendapatkan kematangan reproduksi. Jika vaksin HPV diberikan, itu memberikan perlindungan terhadap infeksi," kata dia, dikutip dari Indian Express.
Karena infeksi sering terjadi saat anak mulai memasuki masa kematangan reproduksi maka vaksinasi HPV pun sebaiknya dilakukan di usia tersebut.
Sandeep Nayak P, Direktur Department of Surgical Oncology and Robotic and Laparoscopic Surgery, Fortis Hospitals, Bengaluru, India, mengatakan, usia terbaik untuk mendapatkan vaksin HPV adalah 11-12 tahun, baik untuk anak laki-laki maupun perempuan. Vaksinasi dapat dilakukan hingga usia 26 tahun. "Namun, di atas usia tersebut (hingga 46 tahun), manfaatnya minimal dan hanya diberikan dalam kondisi tertentu. Saya pribadi akan menyarankannya untuk remaja saja," kata dia.
Raizada menambahkan, vaksinasi memang memberikan perlindungan juga pada usia yang lebih tua, tetapi efektivitasnya jauh lebih sedikit. "Idealnya, usia untuk vaksinasi HPV adalah 9 hingga 25 tahun. Setelah itu, itu opsional.”
Shweta Goswami, Ginekolog dan ahli IVF di India, menjelaskan perbedaan kemanjuran vaksin berdasarkan usia. “Jika vaksin diambil antara 9 hingga 14 tahun, itu 90 persen efektif dalam mencegah infeksi HPV 16 dan 18. Kemanjuran untuk mencegah infeksi HPV turun menjadi sekitar 60 hingga 70 persen jika vaksin diambil pada usia yang lebih tua, katakanlah setelah 25 tahun," kata dia.
Hal ini terutama karena vaksin bekerja paling baik ketika orang tersebut belum terpapar HPV. “Karena kebanyakan orang yang aktif secara seksual terpapar HPV, manfaatnya terbatas. Vaksin HPV tidak menghilangkan infeksi HPV jika sudah ada; itu hanya membantu mencegahnya. Untuk alasan ini, penting agar vaksin diberikan pada usia yang lebih muda," Nayak berbagi.
Goswami setuju dan berkata bahwa vaksin bekerja lebih baik ketika tidak ada paparan seksual. Jadi, jika vaksinasi dilakukan antara 9 hingga 14 tahun, kemungkinan terkena infeksi virus HPV atau kanker serviks akan jauh lebih kecil. Oleh karena itu, vaksin menawarkan perlindungan yang lebih tinggi terhadap infeksi atau virus HPV. "Jika perempuan mengambil vaksin pada usia yang lebih tua, maka ada kemungkinan dia telah terkena infeksi atau virus HPV, dalam kasus seperti itu, efektivitas vaksin turun ke tingkat tertentu.”
Baca juga: Selain Keputihan Tak Wajar, Ini Gejala Lain Kanker Serviks yang Perlu Diwaspadai
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.