TEMPO.CO, Jakarta - Semua orang akan merasa lapar ketika tubuh sudah kekurangan bahan bakar. Umumnya rasa lapar itu ditandai dengan perut keroncongan, tapi kadang-kadamg tu tidak dirasakan terutama ketika sedang sibuk.
Ternyata kebutuhan akan makanan tidak hanya ditandai dengan perut keroncongan. Para ahli menyoroti enam tanda ketika seseorang benar-benar lapar.
Inilah tanda lapar yang sering kali tidak diketahui.
1. Lapar bikin lelah
Ketika melewatkan makan atau makan terlalu sedikit kalori, kadar gula darah (atau glukosa) akan turun. Tanpa glukosa yang cukup, sel-sel tubuh tidak mendapatkan energi yang dibutuhkan. Itulah mengapa salah satu tanda khas gula darah rendah, atau hipoglikemia, adalah kelelahan.
Baca juga:
2. Perut kembung karena lapar
Kebanyakan orang mengasosiasikan kembung dengan makan berlebihan, tapi perut kembung bisa saja terjadi akibat makan terlalu sedikit. "Terlalu lama tanpa makan dapat menyebabkan gas menumpuk di sistem pencernaan," kata Sylvia Gonsahn-Bollie, MD, seorang dokter penyakit dalam bersertifikat dan CEO dari EmbraceYOU Weight & Wellness.
Yang lebih rumit lagi, merasa kembung atau sembelit bisa membuat orang cenderung tidak merasa lapar. Dan begitu siklusnya berulang. Makan secara teratur, menggerakkan tubuh setiap hari dan mendapatkan cukup serat dan cairan untuk membantu memerangi sembelit sehingga isyarat lapar akan datang lagi.
3. Mudah tersinggung saat lapar
Lapar sebenarnya merupakan sinyal bahwa sudah waktunya untuk makan. Tapi terkadang orang merasa kesal sebelum rasa lapar menyerang. Hanger (hangry dan angry) dapat disebabkan oleh penurunan kadar gula darah yang membuat lebih sulit mengendalikan emosi negatif seperti kemarahan, kata Gonsahn-Bollie. "Teori lain adalah bahwa kita belajar sejak dini untuk mengasosiasikan kelaparan fisik dengan keadaan psikologis negatif, jadi setiap kali kita merasa lapar, kita menafsirkan sensasi itu secara negatif."
4. Memikirkan makanan saat lapar
Salah satu fitur utama dari gangguan makan restriktif seperti anoreksia nervosa adalah keasyikan dengan pikiran tentang makanan, menurut National Eating Disorder Association (NEDA). Bahkan jika tidak sedang berjuang dengan gangguan makan, terus-menerus memikirkan makanan mungkin merupakan tanda bahwa tubuh tidak mendapatkan cukup kalori. Ini sebenarnya mekanisme perlindungan: Otak ingin kita mengkonsumsi energi yang cukup sehingga tubuh bisa berfungsi secara optimal.
5. Lapat bikin tidak fokus
Glukosa adalah sumber bahan bakar yang disukai otak, jadi masuk akal jika fokus mungkin kurang ketika lapar. "Sama seperti mobil yang membutuhkan bensin, tubuh kita membutuhkan makanan untuk berpindah dari titik A ke titik B,” kata pakar diet Charlotte Shron.
Tidak semua kalori diciptakan sama, jadi beberapa makanan mendukung fokus yang stabil lebih dari yang lain. "Makanan olahan, tinggi gula, dan tinggi lemak dapat menyebabkan lonjakan besar energi diikuti dengan penurunan cepat yang membuat merasa terkuras," jelas Shron.
Di sisi lain, makanan seimbang yang mengandung protein, lemak, dan karbohidrat berserat tinggi akan mendukung fokus yang lebih lama dan meningkatkan produktivitas.
6. Sakit kepala
Gejala lain dari gula darah rendah adalah sakit kepala. Otak bergantung pada glukosa untuk berfungsi. Ketika glukosa dalam pasokan rendah (misalnya, setelah berjam-jam tanpa makanan), otak mengirimkan sinyal ke tubuh untuk mengisi bahan bakar, menurut National Headache Foundation. Sinyal-sinyal itu dapat muncul dalam spektrum dari nyeri tumpul hingga nyeri berdenyut di pelipis. Jadi, saat sakit kepala, bisa jadi tubuh lapar dan butuh makanan.
Baca juga: Merasa Lapar Usai Bangun Tidur Ini 5 Penyebabnya
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.