TEMPO.CO, Jakarta - Seiring dengan pertambahan usia, terjadi perubahan pada berbagai oragn tubuh. Hal itu menyebabkan orang lanjut usia atau lansia mengalami perubahan kebutuhan nutrisi. Kebutuhan nutrisi meningkat, sementara kemampuan tubuh untuk mendapatkannya semakin menurun. Akibatnya, para lansia rentan mengalami malnutrisi.
Demikian dikatakan Ketua Umum Pengurus Besar Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia (PB Pergemi) Prof. Siti Setiati. Dia mengatakan, kebutuhan nutrisi yang paling utama di kalangan lansia adalah protein. “Ada kebutuhan tinggi akan protein untuk menjaga otot dan kesehatan tubuh,” kata dia dalam konferensi pers “Gerakan 4 Sehat 5 Bahagia: Tetap Sehat, Aktif & Bahagia di Sepanjang Usia” yang diselenggarakan Nestle Boost Optimum, Jumat, 24 Juni 2022. Acara ini juga dihadiri oleh Donna Harun.
Dia juga menekankan pentingnya nutrisi makro dan mikro, termasuk karbohidrat, vitamin, dan mineral.
Menurut Prof. Siti, lansia di Indonesia adalah 60 tahun ke atas, berbeda dengan luar negeri yang menetapkan batas lansia 65 tahun ke atas. Jadi, seharusnya orang yang dikategorikan lansia di Indonesia masih cukup energik. Namun, kurangnya nutrisi membuat banyak yang memiliki tubuh tidak bugar. Menurut penelitian Prof. Siti, sebanyak 60 persen lansia di Indonesia memiliki penyakit, 20 persen sehat dan bugar, dan 20 persen sisanya sudah tergantung pada bantuan.
Kekurangan nutrisi di kalangan lansia disebabkan oleh berbagai faktor, salah satu yang jarang diperhatikan karena gigi. “Gigi yang berlubang, gigi palsu yang goyang, lidah yang kering menyebabkan nafsu makan menurun dan ada gangguan menelan,” kata dia.
Selain itu, hidup sendiri dan kesepian juga membuat lansia malas makan karena pada dasarnya makan merupakan kegiatan sosial. Saat kesepian, umumnya orang akan merasa malas makan dan lebih memilih nonton atau tidur. Itu sebabnya, keterasingan atau kesepian pada lansia perlu menjadi perhatian.
“Saya termasuk penganjur tiga generasi dalam satu rumah, ada kakek-nenek, anak, dan cucu. Tapi itu tidak mudah karena anak-anak sekarang ingin mandiri. Penting sekali interaksi antarkeluarga, eyang dengan adanya anak dan cucu, mereka happy,” kata dia.
Jangan lupa juga bahwa orang yang sudah lansia sering kali mengalami infeksi dan penyakit kronik seperti demensia yang membuat orang lupa makan.
Yulia Megawati, Marketing Manager Nestlé Health Science mengatakan bahwa Gerakan 4 Sehat 5 Bahagia yang dicanangkan Nestle Boost bertujuan mengajak lansia di Indonesia hidup sehat, aktif, dan bahagia dia sepanjang usia. Gerakan ini terdiri dari mengajak lansia memenuhi kebutuhan gizi, aktif salah satunya dengan olahraga, mendapatkan istirahat yang cukup dan berkualitas, membantu lansia menjaga pola makan yang sehat, dan memberikan dukungan agar lansia tetap bahagia.
Baca juga: 6 Manfaat Minum Air Putih Begitu Bangun Tidur bagi Lansia
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.