TEMPO.CO, Jakarta - Banyak orang dengan cepat menjawab dengan "ya" atau "tidak" ketika ditanya apakah boleh meneriaki anak-anak untuk mendisiplinkan mereka. Namun, situasi yang dihadapi orang tua sering kali membuat sulit untuk mematuhi aturan seperti "Saya tidak akan pernah berteriak" atau "Saya akan berteriak karena anak-anak tidak akan belajar sebaliknya."
Ketika anak-anak berperilaku tidak baik atau melakukan sesuatu yang berisiko atau melakukan lelucon, berteriak bisa terasa seperti respons alami. Orang tua sering membentak atau meneriaki anak-anak mereka untuk mendisiplinkan mereka dan sepertinya itu satu-satunya cara untuk mendapatkan perhatian anak Anda, terutama ketika Anda sedang stres.
Jika Anda tidak ingin meneriaki anak-anak Anda secara umum tetapi sering berakhir melakukannya saat Anda kehilangan ketenangan, Anda mungkin akan dibebani dengan rasa bersalah nantinya. Ketahuilah bahwa berteriak tidak membuat Anda menjadi orang tua yang buruk. Namun, berteriak adalah "teknik" pengasuhan yang bisa kita lakukan tanpanya.
Orang tua mungkin merasa seperti mereka merendahkan dan memberikan disiplin yang memadai ketika meneriaki anak-anak mereka. Perbedaan antara teriakan berbahaya dan teriakan tidak berbahaya adalah soal isi, niat, dan frekuensi. "Jangan lari di jalan" bisa menjadi hal yang sangat baik untuk diteriakkan, tetapi menyebut anak "bodoh" sambil berteriak, ini yang dilarang.
Penting untuk mengetahui apakah Anda dapat meninggikan suara Anda, berdasarkan usia anak Anda. Balita tidak mungkin memahami logika teriakan dan hanya akan menyerap amarah. Ketika orang tua meneriaki balita, mereka menciptakan ketakutan, yang mencegah anak-anak mengenali bahwa orang tua mereka berusaha melindungi mereka.
Amati bagaimana anak Anda merespons teriakan dan sesudah berteriak. Anda harus mengendalikan diri jika teriakan Anda memicu konsekuensi negatif. Bagi beberapa anak, teriakan hanyalah orang tua yang keras sementara yang lain dapat menganggapnya sangat pribadi dan merasa terluka.
Ada kalanya bagus dan bahkan perlu untuk meninggikan suara Anda. Ini bisa terjadi ketika Anda memiliki anak-anak yang saling memukul atau mencoba sesuatu yang berbahaya yang dapat melukai mereka atau orang lain di sekitarnya. Ini adalah contoh ketika mengejutkan mereka dengan berteriak berhasil, tetapi begitu Anda mendapatkan perhatian anak-anak, Anda harus memodulasi suara Anda. Pada dasarnya, berteriak untuk memperingatkan, tetapi berbicaralah untuk menjelaskan.
Jika Anda mendapati diri Anda berteriak sepanjang waktu dan sepanjang hari, Anda memiliki masalah yang perlu dikendalikan. Gagal melakukannya setiap hari dan terus-menerus berteriak dan membentak mungkin merupakan strategi pengasuhan jangka panjang yang kurang produktif.
Ada beberapa tips untuk membantu Anda tetap tenang. Langkah pertama adalah mengetahui kapan Anda akan kehilangan ketenangan. Anda mungkin merasa mudah tersinggung, cemas, atau di luar kendali. Menyadari seperti apa rasanya tubuh Anda adalah kuncinya. Cari isyarat fisik seperti rahang terkatup, dada sesak, detak jantung meningkat, dan kulit Anda semakin hangat.
Ketika Anda melihat tanda-tanda ini, cobalah strategi cepat ini untuk membalikkan keadaan. Ambil napas dalam-dalam dan buang napas dan ulangi beberapa kali. Perhatikan lima hal di lingkungan terdekat Anda. Trik-trik ini menempatkan Anda pada saat ini yang menurunkan kecemasan Anda dan menenangkan saraf Anda.
Cobalah untuk menentukan pemicu yang membuat Anda berteriak di tempat pertama, terutama jika itu adalah faktor lain selain dari situasi seperti tenggat waktu kerja, stres dari tugas atau kesehatan. Cukup mengetahui pemicu Anda sebelumnya mengurangi kemungkinan bahwa Anda akan membiarkannya memicu Anda di lain waktu. Strategi-strategi ini efektif dan halus sehingga juga berhasil saat Anda berada di depan umum.
TIMES OF INDIA
Baca juga: 5 Tanda Anak Menunjukkan Perilaku Manipulatif
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.