TEMPO.CO, Jakarta - Gabrielle Union terbuka tentang perjuangannya sehari-hari dengan kecemasan dan gangguan stres pasca-trauma (PTSD). Aktris Being Mary Jane, itu berbagi video di Instagram dan merinci masalah kesehatan mentalnya setelah mengalami pelecehan seksual ketika dia berusia 19 tahun.
“Sebagai penyintas pemerkosaan, saya telah berjuang melawan PTSD selama 30 tahun,” tulisnya. "Hidup dengan kecemasan dan serangan panik selama bertahun-tahun tidak pernah mudah. Ada kalanya kecemasan begitu buruk sehingga membuat hidup saya menyusut. Meninggalkan rumah atau berbelok ke kiri pada lampu yang tidak terkendali dapat membuat saya ketakutan."
Istri mantan pebasket Dwyane Wade mengatakan bahwa kecemasan yang dialaminya dapat mengubah antisipasi tentang pesta atau acara menyenangkan yang sangat disukainya. Termasuk saat menghadiri Met Ball. "Ketika kami memberi tahu Anda semua apa yang kami alami, tolong percayai kami saat pertama kali kami menyebutkannya," kata aktris itu, berbagi video dirinya berdiri di karpet merah di Met Gala 2022. "Tidak, ini tidak seperti gugup dan setiap orang mengalami dan menghadapi kecemasan secara berbeda, dan itu tidak apa-apa. Saya tidak perlu Anda mencoba 'memperbaiki' saya."
Union melanjutkan tujuannya membagikan pengalaman pribadinya melalui media sosial. "Saya membagikan ini karena saya berharap semua orang yang hidup dengan kecemasan tahu bahwa mereka tidak sendirian atau 'menjadi ekstra.' Aku melihatmu, aku merasakan seperti yang kalian rasakan dan ada begitu banyak cinta untukmu. Selalu. Cinta dan cahaya orang baik. Bersikap baiklah satu sama lain di luar sana," tutupnya.
Union sebelumnya membahas PTSD-nya pada Mei 2018 untuk kampanye media sosial dengan The Child Mind Institute. "Saya di sini untuk memberi tahu Anda bahwa saya adalah orang yang selamat dari PTSD," kata Union dalam video buatan sendiri. "Saya didiagnosis PTSD pada usia 19 tahun setelah saya diperkosa di bawah todongan senjata - dan saya tidak membiarkannya menghentikan saya. Saya tidak ingin itu menentukan seluruh hidup saya, dan itu tidak harus terjadi. Meminta bantuan, membutuhkan bantuan tidak membuat Anda lemah atau kurang layak untuk cinta atau dukungan atau kesuksesan."
Dia menambahkan bahwa PTSD bukanlah hukuman mati. "Anda tidak harus sendirian atau merasa terisolasi. Ada begitu banyak dari kita di luar sana yang merasakan persis seperti yang Anda rasakan' berurusan dengan dan itu tidak membuatmu lemah. Itu tidak membuatmu apa-apa selain manusia," ujarnya.
Gabrielle Union juga membuka tentang tanggung jawab yang dia rasakan untuk menceritakan kisahnya tentang kekerasan seksual sehingga wanita lain merasa nyaman dan percaya diri untuk membela diri mereka sendiri. "Setiap kali saya menceritakan kisah itu adalah wahyu yang harus terus saya bagikan karena ada lebih banyak korban daripada yang selamat," katanya. "Mereka perlu tahu bahwa penyembuhan adalah sebuah proses - proses yang lambat seperti memindahkan batu besar ke atas bukit dengan satu tangan diikat ke belakang, tetapi ada harapan."
PEOPLE
Baca juga: Gabrielle Union Hadapi Dilema Ibu Bekerja, Terpaksa Lewatkan Momen Penting Anak
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.