TEMPO.CO, Jakarta - Sebelum memasuki menopause, wanita akan melewati masa perimenopause. Masa ini terjadi beberapa tahun sebelum menopause, tapi tandanya sering kali tidak disadari.
Dokter yang memiliki minat khusus pada masalah ini, Kate Burns, mengatakan bahwa perimenopause membingungkan bagi banyak wanita. "Istilah perimenopause mengacu pada waktu menjelang menopause." Menopause didefinisikan sebagai 12 bulan berturut-turut tanpa menstruasi yang tidak disebabkan oleh kontrasepsi hormonal. "Bagi banyak wanita, peri-menopause yang membingungkan mungkin dimulai bertahun-tahun - mungkin lima atau enam tahun - sebelum menstruasi terakhir mereka," katanya.
Selama perimenopause, indung telur atau ovarium masih bekerja, tetapi tidak seefektif dulu. Itu berarti, hormon estrogen yang diproduksi di ovarium tidak lagi sebanyak dulu. Berkurangnya estrogen ini menyebabkan berbagai gejala selama perimenopause.
"Bagi sebagian orang, indikasi pertama mereka memasuki masa perimenopause mungkin adalah perubahan menstruasi," kata Burns.
Perubahan menstruasi mungkin termasuk siklus yang tidak teratur, menstruasi yang hilang, atau menstruasi yang lebih ringan, lebih berat, lebih pendek, atau lebih lama. "Namun, wanita lain mungkin masih mengalami menstruasi yang relatif normal ketika mereka mulai mengalami gejala peri-menopause," tambah dokter.
Gejala peri-menopause biasanya meliputi: muka memerah, berkeringat di malam hari, suasana hati yang buruk, kurang tidur, ingatan yang buruk, dan kecemasan yang meningkat.
"Satu pesan penting adalah bahwa tidak ada gejala perimenopause atau menopause yang spesifik," kata Burns. "Gejala-gejala ini satu dan sama. Perbedaannya hanya pada tahap apa wanita itu dalam siklus menstruasinya."
Dalam sebuah penelitian, Burns menunjukkan bahwa 70 persen peserta mengaku mengalami gejala perimenopause di usia 30-an dan 40-an. Sebanyak 90 persen peserta mengatakan mereka gagal mengenali hubungan dengan hormon mereka yang berfluktuasi.
Sebaliknya, banyak wanita mengaitkan gejala mereka dengan penuaan, stres, kecemasan, dan depresi. "Perjalanan menopause setiap wanita dan gejala yang mereka hadapi akan menjadi pengalaman yang sangat individual," kata Burns. "Beberapa wanita mengalami gejala ringan, sedangkan untuk wanita lain, sayangnya, gejalanya akan lebih parah."
EXPRESS.CO.UK
Baca juga: Sumber Alami Estrogen untuk Meredakan Gejala Menopause yang Tak Nyaman
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.