Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sebab Wanita Lebih Sering Sakit Kepala daripada Pria

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Ilustrasi sakit kepala di kantor. Shutterstock.com
Ilustrasi sakit kepala di kantor. Shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah studi baru yang diterbitkan di The Journal of Headache and Pain, Rabu, 13 April 2022, menunjukkan bahwa sakit kepala merupakan kondisi umum di sleuruh dunia. Namun, wanita lebih sering mengalaminya dibandingkan pria. 

Menurut penelitian tersebut, lebih dari setengah populasi dunia (52 persen) mengalami salah satu dari kondisi ini, migrain dan sakit kepala tipe tegang. Plus, para peneliti memperkirakan bahwa hampir 16 persen orang di dunia mengalami sakit kepala pada hari tertentu.

“Sakit kepala, menurut saya, adalah epidemi bawah tanah,” kata Dr. Gayatri Devi, profesor neurologi di Zucker School of Medicine di Hofstra Northwell, kepada Today. "Gangguan sakit kepala menyebabkan perubahan fungsi karena terus-menerus yang berulang," kata Devi.

Studi baru itu menunjukkan bahwa wanita mengalami migrain dan sakit kepala (15 hari sakit kepala atau lebih per bulan) dua kali lebih banyak dibandingkan pria. 

Ada beberapa alasan gangguan sakit kepala lebih sering terjadi pada wanita daripada pria, kata Devi. Pertama, perubahan hormonal berperan besar dalam sakit kepala dan serangan migrain. Beberapa orang mengalami migrain secara teratur sekitar waktu menstruasi.

Lauren Natbony, direktur di Integrative Headache Medicine of New York, menyatakan hal yang sama. Menurut dia, anak laki-laki sebelum pubertas memiliki insiden migrain yang lebih tinggi daripada anak perempuan. Tapi setelah pubertas, kejadian migrain di kalangan anak perempuan meningkat. "Setelah menopause, begitu kadar estrogen turun, Anda memiliki hormon yang stabil, dan prevalensinya benar-benar menurun," katanya.

Kedua, wanita mungkin memiliki masalah postur berbeda yang berkontribusi pada ketegangan leher dan bahu, kata Devi. "Tulang pinggul terhubung ke tulang lutut (dan) tulang pergelangan kaki. Jadi, pada dasarnya, semua itu akan ditransfer ke kepala," jelasnya. "Ini menyebabkan rasa sakit di leher, yang menyebabkan sakit kepala tipe tegang, yang juga bisa memicu migrain."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kurang tidur dan stres dapat menyebabkan sakit kepala lebih sering, kata Devi. Wanita lebih mungkin menderita salah satunya daripada pria.

Pemicu sakit kepala bisa berbeda-beda setiap orang, mencakup hal-hal seperti masalah tidur, perubahan hormonal, perubahan cuaca atau tekanan atmosfer, dehidrasi, melewatkan makan, ketegangan leher dan bahu, kafein, alkohol, atau stres.

TODAY

Baca juga: Otot Dasar Panggul Tegang Bisa Sebabkan Sakit Kepala

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

1 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

Jurnal terindeks Scopus menjadi salah satu tujuan para peneliti di Indonesia untuk mempublikasikan artikel ilmiah atau penelitiannya, bagaimana cara menulis artikel ilmiah yang terindeks scopus?


Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

9 hari lalu

Associate Professor Henry Surendra sebelumnya membahas kesenjangan pandemi dan kematian akibat Covid-19 di Indonesia/Monash University
Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

World Health Summit akan pertama kali digelar di Monash University. Ada beberapa tema yang akan dibahas oleh peneliti, salah satunya, demam berdarah


Tanda Sudah Waktunya Potong Rambut, Termasuk Migrain

15 hari lalu

Ilustrasi wanita potong rambut. Freepik.com/Racool_studio
Tanda Sudah Waktunya Potong Rambut, Termasuk Migrain

Ada tanda-tanda umum sudah waktunya Anda potong rambut, bukan hanya karena sudha terlalu panjang. Berikut di antaranya


Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

15 hari lalu

Penampakan gerhana bulan sebagian atau Parsial di langit Jakarta, Minggu, 29 Oktober 2023. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) peristiwa gerhana bulan parsial terjadi saat posisi Bulan, Matahari dan Bumi sejajar membuat sebagian piringan bulan masuk ke umbra (bayangan gelap) Bumi sehingga saat puncak gerhana terjadi Bulan akan terlihat gelap sedikit kemerahan di bagian yang terkena umbra Bumi. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S.
Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

Sistem yang disebut dengan kode astronomi TYC 2505-672-1 memecahkan rekor alam semesta untuk gerhana matahari terlama.


Penjaga Toko Pakaian Tewas Tersungkur Akibat Ditusuk di Kelapa Dua Tangerang

18 hari lalu

Ilustrasi Perempuan Pembunuh. shutterstock.com
Penjaga Toko Pakaian Tewas Tersungkur Akibat Ditusuk di Kelapa Dua Tangerang

Seorang wanita penjaga toko pakaian di Jalan Borobudur, Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang menjadi korban pembunuhan. Pembunuhnya juga wanita.


Publikasi Ilmiah Senasib Gunung Padang dan SNBP 2024 di Top 3 Tekno Berita Terkini

22 hari lalu

Publikasi hasil penelitian situs Gunung Padang Cianjur yang dicabut dari jurnal ilmiah Wiley Online Library. Istimewa
Publikasi Ilmiah Senasib Gunung Padang dan SNBP 2024 di Top 3 Tekno Berita Terkini

Seperti situs Gunung Padang, ada banyak laporan penelitian yang pernah dicabut dari jurnal ilmiah internasional. Cek asal negaranya yang terbanyak.


New York Times Meragukan Artikelnya Sendiri Soal Kisah Perkosaan Hamas

23 hari lalu

Pemandangan dari udara menunjukkan kerusakan yang terjadi setelah infiltrasi massal oleh kelompok bersenjata Hamas dari Jalur Gaza, di Kibbutz Beeri di Israel selatan, 11 Oktober 2023. REUTERS/ Ilan Rosenberg
New York Times Meragukan Artikelnya Sendiri Soal Kisah Perkosaan Hamas

Video baru New York Times soal tentara Israel membantah dugaan perkosaan yang dilakukan Hamas terhadap perempuan selama serangan 7 Oktober


Heboh Pencabutan Artikel Gunung Padang, Dua Negara Ini Catat Skor Tertinggi Penarikan Makalah di Jurnal

23 hari lalu

Menhir situs megalitik Gunung Padang yang sudah terlilit akar di Desa Karyamukti, Cianjur, Jawa Barat, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Heboh Pencabutan Artikel Gunung Padang, Dua Negara Ini Catat Skor Tertinggi Penarikan Makalah di Jurnal

Pencabutan artikel Gunung Padang pada 18 Maret 2024 didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.


Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

23 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.


Gejala Stroke pada Perempuan dan Faktor Pemicu Serangan

24 hari lalu

Ilustrasi stroke.saga.co.uk
Gejala Stroke pada Perempuan dan Faktor Pemicu Serangan

Secara umum, gejala stroke bisa berupa wajah yang turun, satu lengan lemah, dan bicara cadel. Bagaimana dengan perempuan?