TEMPO.CO, Jakarta - Endometriosis merupakan kelainan di mana jaringan yang biasanya melapisi rahim tumbuh di luar rahim. Hal ini dapat menyebabkan wanita mengalami nyeri haid, hubungan seksual, dan buang air kecil. Kondisi ini juga bisa menyebabkan infertilitas, nyeri panggul kronis, mual, perut kembung, kelelahan, depresi dan kecemasan.
“Penyakit ini diperkirakan mempengaruhi sekitar 10 persen (190 juta) wanita dan anak perempuan, secara global, yang termasuk dalam usia reproduksi, menurut Organisasi Kesehatan Dunia. Sementara sangat sedikit wanita yang menyadari kondisi ini,” kata Aswati Nair, konsultan kesuburan, Nova IVF Fertility, Delhi, India, seperti dikutip Indian Express, Senin, 28 Maret 2022.
Untuk menyebarkan kesadaran tentang hal yang sama, Bulan Kesadaran Endometriosis diperingati setiap Maret. Dimulai pada 1993 oleh Endometriosis Association, peringatan ini bertujuan untuk memberikan dukungan bagi keluarga yang terkena endometriosis dan menyebarkan pendidikan tentang penyakit tersebut.
Nair mengatakan bahwa gejala endometriosis sering kali tidak dianggap masalah serius karena itu sering terlewatkan oleh banyak orang. "Ini menyebabkan penundaan antara merasakan timbulnya gejala dan diagnosis gangguan."
Penyakit ini juga bisa menyebabkan infertilitas pada wanita. Nair berkata, “Jika seorang wanita memiliki endometriosis, sulit bagi wanita untuk hamil karena lapisan di sekitar rahim. Menurut American Society of Reproductive Medicine, sekitar 30 persen hingga 50 persen wanita menghadapi ketidaksuburan dalam kondisi ini.”
Menurut Nair, endometriosis mempengaruhi kesuburan dengan cara berikut ini.
-Adhesi atau permukaan yang saling menempel
-Anatomi panggul yang terdistorsi
-Tuba fallopi yang terluka
-Peradangan pada struktur panggul
-Perubahan fungsi sistem kekebalan tubuh
-Perubahan lingkungan hormonal telur
-Gangguan implantasi kehamilan
-Perubahan kualitas telur
Pemeriksaan dokter atau ahli kesuburan akan mengevaluasi endometriosis dan kedalaman penyakit berdasarkan ukuran, lokasi, dan jumlahnya. Dengan ini, dokter akan mengetahui stadium penyakit yang dapat dianggap minimal (Stadium 1), ringan (Stadium 2), sedang (Stadium 3), dan berat (Stadium 4). Berdasarkan stadium endometriosis, pasien dan dokter akan dapat mengetahui bagaimana hal itu akan mempengaruhi kehamilan.
“Wanita yang memiliki endometriosis parah dapat mengalami jaringan parut yang cukup besar, ovarium yang rusak dan saluran tuba yang tersumbat dan juga kesulitan untuk hamil. Wanita seperti itu harus berkonsultasi dengan ahli kesuburan karena mereka mungkin memerlukan perawatan kesuburan lanjutan,” Nair menyarankan.
Baca juga: 5 Tips Mengatasi Endometriosis yang Direkomendasikan Dokter
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.