TEMPO.CO, Jakarta - Tidur yang berkualitas memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Mulai dari pemulihan otot, peningkatan fokus, hingga peningkatan memori. Tetapi menurut penelitian baru dari Laporan Casper-Gallup State of Sleep in America 2022 yang baru-baru ini dirilis, yang mensurvei lebih dari tiga ribu orang dewasa Amerika, kualitas tidur juga berkorelasi dengan efek positif pada kerangka berpikir. Ini berarti bahwa seseorang yang tidur nyenyak juga cenderung memiliki pandangan hidup yang lebih positif.
Tidur berkualitas tidak sekedar mengukur jumlah jam tidur. Tapi juga seberapa teratur Anda mempertahankan kebiasaan tidur yang sehat, bangun dengan perasaan berenergi dan sehat dan apakah Anda mengalami gangguan tidur sepanjang malam.
“Kualitas tidur yang buruk dapat menghalangi pengaturan emosi yang optimal, pengurangan stres, dan bahkan mengatur hidup kita,” kata Michael Grandner, penasihat tidur Casper dan direktur Program Penelitian Tidur dan Kesehatan di Universitas Arizona. “Itulah sebabnya, rata-rata, orang yang tidur lebih nyenyak cenderung memiliki pandangan hidup yang positif."
Menurut Dr. Grandner, tidur yang sehat juga memungkinkan otak seseorang untuk memproses peristiwa hari itu, yang dapat menyebabkan peningkatan suasana hati, penurunan stres, dan peningkatan produktivitas dan organisasi mental.
Berikut ini 5 cara tidur mempengaruhi pola pikir seseorang
1. Berkorelasi dengan kesehatan mental dan emosional yang positif
Menurut laporan itu, orang Amerika enam kali lebih mungkin untuk melaporkan mendapatkan tidur berkualitas tinggi ketika mereka menilai kesehatan mental dan emosional mereka "sangat baik" atau "sangat baik." Untuk mengkontekstualisasikan, 50 persen orang yang memilih kategori tersebut melaporkan mendapatkan tidur yang baik—dan hanya 8 persen orang yang menilai kesehatan mental dan emosional mereka sebagai "cukup" atau "buruk" dilaporkan mendapatkan tidur yang berkualitas.
2. Suasana hati yang baik
Laporan tersebut menemukan bahwa 48 persen dari mereka yang mengaku mengalami tidur "sangat baik" pada malam sebelumnya terbangun dalam suasana hati yang "sangat positif", dibandingkan dengan 5 persen di antara mereka yang hanya memiliki tidur yang "cukup" atau "buruk".
3. Kepuasan hidup yang lebih tinggi
Dari peserta yang melaporkan mengalami tidur "sangat baik" atau "sangat baik" dalam sebulan terakhir, 84 persen mengatakan mereka juga menikmati kepuasan hidup yang tinggi. Namun, bagi mereka yang menilai tidur mereka sebagai "cukup" atau "buruk", hanya 44 persen yang melaporkan kepuasan hidup yang tinggi.
4. Pola pikir dengan meningkatkan optimisme tentang masa depan
Menurut laporan itu, orang Amerika yang melaporkan tidur lebih baik selama 30 hari terakhir secara signifikan lebih mungkin daripada orang yang kurang tidur memiliki pola pikir positif tentang di mana hidup mereka lima tahun dari sekarang.
5. Terlibat dalam komunitas mereka
Laporan tersebut menemukan bahwa orang yang tidur "sangat baik" lebih mungkin untuk terlibat secara aktif dan positif dalam komunitas mereka. Ini dibuktikan oleh orang-orang yang melaporkan tingkat sumbangan yang lebih tinggi untuk amal dan menjadi sukarelawan.
Dr. Grandner menambahkan tidur bukan hanya proses biologis tapi juga investasi dalam kesehatan, kesejahteraan mental, dan kinerja siang hari. Anda harus bertanya pada diri sendiri kapan perlu tidur agar dapat secara optimal menghadapi tantangan sehari-hari.
WELL+GOOD
Baca juga: Tips Mengatasi Balita yang Sering Bangun Tidur Terlalu Pagi
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.