TEMPO.CO, Jakarta - Pelecehan atau kekerasan fisik mudah dikenali, tapi tidak dengan pelecehan emosional. Itu sebabnya banyak orang tidak menyadari bahwa dia sebenarnya sedang menjalani hubungan abusif.
Pelecehan emosional bisa subjektif, artinya apa yang memenuhi syarat sebagai pelecehan emosional mungkin terlihat berbeda dalam setiap hubungan, kata Jenni Skyler, terapis seks bersertifikat, seksolog, dan direktur The Intimacy Institute.
Namun, secara umum, pelecehan emosional sering kali merupakan perilaku pasangan yang menggunakan kekuasaan atau kontrol dengan merendahkan atau membuat tidak valid, atau mencegah pasangannya melakukan hal-hal yang ingin mereka lakukan, kata Lisa Marie Bobby, pendiri dan direktur klinis di Growing Self Counseling & Coaching di Denver, Amerika Serikat.
Inti dari pelecehan ini adalah pemaksaan. “Ada ketakutan bahwa jika seseorang melakukan sesuatu yang tidak menyenangkan pasangan, dia tidak akan menyakiti secara fisik, tetapi ada ancaman tersirat,” katanya. Misalnya, pasangan yang mengancam akan bunuh diri jika pasangannya pergi, atau pelaku mengatakan kepada pasangannya bahwa mereka tidak akan pernah bisa bertahan hidup tanpanya.
Karena pelecehan emosional mungkin lebih sulit dikenali daripada kekerasan fisik, inilah jenis-jenis pelecehan emosional yang mungkin terlihat.
1. Penghinaan
Salah satu cara melakukan kekerasan emosional adalah mempermalukanmu di depan umum atau dalam privasi rumah. Mungkin dia selalu membuat lelucon tentangmu, atau mungkin membuat kebiasaan mengkritik di depan audiens, kata Janet Brito, psikolog klinis dan terapis seks di Honolulu. "Itu seharusnya membuatmu merasa buruk. Itu tidak baik,” kata dia.
Ini adalah cara dia membuatmu merasa seolah-olah tidak mampu melakukan sesuatu, atau tidak berharga atau layak mendapat perhatian atau rasa hormat dari orang lain.
2. Penyangkalan
"Penolakan adalah cara untuk menanamkan keraguan dalam dirimu," jelas Brito. Misalnya, dia mengemukakan komentar menyakiti, tapi tidak mengakui bahwa itu adalah ucapannya. Atau dia mengisolasi kamu dari teman dan keluarga dengan mengatakan bahwa itu karena kesalahanmu sendiri. Tiba-tiba, kebenaran tampak kabur dan kamu meragukan diri sendiri.
3. Kritik
Jika dia terus-menerus merendahkanmu, kemungkinan besar kamu berada dalam hubungan yang kasar secara emosional dan beracun. Ini berbahaya, karena sedikit demi sedikit, pelecehan itu menghancurkan harga diri, Brito menjelaskan.
Misalnya, dia mengatakan bahwa hal-hal yang kamu katakan atau lakukan tidak berharga, atau mungkin dia mengomentari penampilanmu secara negatif. Semakin sering mendengarnya, semakin kamu mulai percaya bahwa itu benar walaupun sebenatnya tidak.
4. Kontrol
Dia mungkin mengendalikan dan membatasi apa yang boleh kamu lakukan sehari-hari. "Kontrol adalah cara untuk membuatmu tetap terkendali," jelas Brito.
Ini meluas ke semua aspek kehidupan, seperti siapa yang dapat kamu temui atau ke mana kamu boleh pergi. Dia mungkin melihat ponselmu untuk memeriksa ulang apakah kamu mematuhi aturan yang telah dia buat, kata Brito.
5. Menuduh
Dia membuat tuduhan atas apa yang dilakukan agar kamu merasa bersalah dan malu. Misalnya, dia berselingkuh, tapi malah menuduh kamu yang selingkuh. Ini mereka lakukan untuk mengalihkan dari perilakunya sendiri.
6. Ketergantungan bersama
Dalam hubungan yang kasar secara emosional, kodependensi atau ketergantungan terbagi dua. Bagi sebagian orang, pelaku bergantung pada pasangan untuk semua kebutuhan keuangan, persahabatan, dukungan emosional, tempat tinggal, dan banyak lagi. Dalam kasus lain, dia bersikap kasar secara emosional karena dia sepenuhnya bergantung pada kamu. Mungkin mereka membuat kamu selalu mengutamakan kebutuhannya di atas kebutuhanmu sendiri, seperti mengantar dia ke tempat kerja meski kamu akan terlambat ke kantor. Ketergantungan dapat bermanifestasi dalam berbagai cara, tetapi biasanya ini berarti bahwa hubungan tersebut sangat tidak seimbang.
7. Diabaikan secara emosional
Pelecehan emosional semacam ini tidak selalu disengaja, kata Skyler. Ketika ada konflik dalam hubungan, mereka akan mengasingkan diri, meninggalkan rumah, menolak berbicara denganmu, dan banyak lagi. Dia mencoba memanipulasi agar kamu mencari dan merasa kasihan padanya. Pengabaian emosional hanyalah cara lain untuk mengendalikanmu.
8. Isolasi
Dia mungkin menghalangi hubunganmu dengan teman dan keluargamu. Sebanyak 18 persen wanita mengatakan bahwa pasangannya mencegah mereka melihat keluarga dan teman-teman, menurut National Coalition Against Domestic Violence Amerika Serikat.
Mendapatkan perspektif dari luar tentang hubunganmu dengan dia dapat membantu menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, itulah sebabnya dia mencegah teman dan keluarga bertemu denganmu. Di saat kamu terisolasi, dia akan membuat gambaran bahwa kamu orang yang tidak baik sehingga teman dan keluarga bisa melawanmu. Di saat seperti itu, kamu tidak memiliki sistem pendukung dan merasa bersalah.
Bobby mengatakan pelecehan emosional akan terus terjadi dan hubungan tidak akan pernah membaik. Bahkan, dalam beberapa kasus itu akan menyebabkan kekerasan fisik dan kurangnya rasa aman. Jadi, sebaiknya minta bantuan profesional untuk mencari jalan keluar.
WOMEN'S HEALTH
Baca juga: 5 Tanda Pelecehan Emosional Hingga Fisik dalam Hubungan
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.