Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hari AIDS Sedunia, Bisakah Ibu Hamil Menularkan HIV ke Bayi?

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Ilustrasi hamil. Unsplash.com/John Looy
Ilustrasi hamil. Unsplash.com/John Looy
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Hari AIDS Sedunia diperingati setiap 1 Desember. Penyakit yang disebabkan Human Immunodeficiency Virus atau HIV itu diperkirakan diidap sekitar 38 juta orang di seluruh dunia. 

HIV mempengaruhi sistem kekebalan individu yang terkena dan merusak kemampuannya untuk melawan banyak infeksi dan kanker. Virus merusak atau menghancurkan sel kekebalan yang disebut sel CD4 dan menyebabkan defisiensi imun. Tanpa pengobatan yang efektif, keadaan ini dapat berkembang menjadi AIDS atau Acquired Immunodeficiency Syndrome, ditandai dengan perkembangan banyak infeksi dan kanker lain pada orang tersebut.

Menurut dokter spesialis kandungan dan kebidanan di India, Aruna Muralidhar, orang yang terinfeksi sangat menular dalam beberapa bulan pertama ketika belum menunjukkan gejala. Gejalanya mungkin baru muncul setelah kekebalannya melemah, meliputi demam, diare, batuk, pembengkakan kelenjar getah bening, dll.

Banyak perempuan berisiko tinggi terkena penyakit ini, termasuk pekerja seks, korban pelecehan seks, remaja yang tidak bersalah dan penyalahguna zat dan penyedia layanan kesehatan yang mungkin terkena luka tusuk jarum. Jika wanita yang terinfeksi virus ini hamil, bisakah menularkan ke bayinya?

Pencegahan penularan dari ibu ke anak selama kehamilan, persalinan dan menyusui, juga disebut penularan dari ibu ke anak (Mother-to-child-transmission (MTCT), termasuk dalam pencegahan primer. Inisiasi antiretroviral atau ARV selama kehamilan dan selama menyusui hampir dapat menghilangkan risiko ini. Juga, pemantauan viral load dan jumlah CD 4 selama kehamilan akan membantu menentukan risiko ini. P

Persalinan mungkin harus dilakukan melalui operasi caesar jika viral load terdeteksi. Juga, jika ada akses ke pemberian susu formula yang bersih dan aman, menghindari pemberian ASI akan mengurangi risiko penularan ke bayi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Idealnya, wanita yang berisiko tinggi HIV/AIDS dan merencanakan kehamilan, harus melakukan tes HIV untuk mencegah infeksi pada pasangan dan anak.

Jika positif terkena HIV/AIDS, pengobatan dilakukan dengan memberikan kombinasi tiga atau lebih obat antivirus. Meskipun tidak ada obat mutlak untuk ini, antivirus menekan pertumbuhan virus dan meningkatkan kekebalan. Mereka yang memakai ARV harus melanjutkannya seumur hidup. 

Baca juga: HIV/AIDS Lebih Banyak Menyerang Ibu Rumah Tangga Dibanding PSK 

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hari Kartini, Sosiolog Ungkap Masalah yang Masih Dialami Perempuan

4 hari lalu

Ilustrasi keluarga memasak bersama. Freepik.com
Hari Kartini, Sosiolog Ungkap Masalah yang Masih Dialami Perempuan

Hari Kartini merupakan momentum refleksi masih banyak persoalan terkait perempuan dan anak. Ini harapan sosiolog.


Risiko Kehamilan setelah Usia 35 Tahun dan Perawatannya

13 hari lalu

Ilustrasi perawatan ibu hamil. Shutterstock.com
Risiko Kehamilan setelah Usia 35 Tahun dan Perawatannya

Seiring bertambahnya usia, risiko komplikasi terkait kehamilan mungkin meningkat, terutama pada yang berumur di atas 35 tahun.


Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

15 hari lalu

Ilustrasi monyet peliharaan. AP/Rajesh Kumar Singh
Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

Kemenkes menyatakan hingga kini belum terdeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia namun masyarakat diingatkan untuk tetap waspada


Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

17 hari lalu

Flu Singapura.
Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

Flu singapura rentan menjangkit anak-anak. Flu ini juga dengan mudah menular. Bagaimana cara mengantisipasinya?


BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

17 hari lalu

Suasana Kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN di Jakarta. Tempo/Tony Hartawan
BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.


Hamil Anak Pertama Setelah Sempat Keguguran, Patricia Gouw: Mohon Doakan Kami

20 hari lalu

Patricia Gouw dan suami, Daniel Bertoli. Foto: Instagram/@patriciagouw
Hamil Anak Pertama Setelah Sempat Keguguran, Patricia Gouw: Mohon Doakan Kami

Patricia Gouw membagikan video perjalanannya dan suami menyambut anak pertama yang sempat keguguran tahun lalu.


Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

21 hari lalu

Sejumlah perawat dengan menggunakan masker melakukan pemeriksaan terhadap LSY (5 tahun) warga negara Singapura suspect flu babi (H1N1) di ruang isolasi RSUD Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Selasa (21/7). ANTARA/Yusnadi Nazar
Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

Dokter paru ungkap perbedaan antara Flu Singapura atau penyakit tangan, mulut, dan kuku dengan flu musiman meski gejala keduanya hampir mirip.


Saran BKKBN untuk Ibu Hamil Berumur di Atas 35 Tahun

22 hari lalu

Ilustrasi ibu hamil. shutterstock.com
Saran BKKBN untuk Ibu Hamil Berumur di Atas 35 Tahun

Ibu hamil berusia 35 tahun atau lebih diimbau rutin cek kesehatan mulai dari gula darah, tekanan darah, hingga jantung karena risiko lebih tinggi.


Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

22 hari lalu

Ilustrasi virus flu. freepik.com
Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

Diyakini kalau seluruh kasus Flu Singapura di Indonesia menginfeksi anak-anak. Belum ada kasus orang dewasa.


Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

23 hari lalu

Ilustrasi nyamuk demam berdarah (pixabay.com)
Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

Demam berdarah disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus dengue yang berbeda.