TEMPO.CO, Jakarta - Bayi prematur merupakan bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu. Bayi-bayi ini membutuhkan perawatan dan perhatian ekstra untuk membantu perkembangan mereka di luar rahim.
SreenathManikanti, konsultan senior neonatologis di India, mengatakan salah satu hal yang perlu diperhatikan pada bayi prematur adalah perkembangan saraf abnormal. Ini bisa terjadi jika nutrisi awal setelah lahir tidak mencukupi.
“Pemberian nutrisi yang baik menjadi vital. Nutrisi yang tidak memadai telah terbukti menyebabkan perawakan pendek, kegagalan pertumbuhan, defisit saraf dan hasil perilaku dan kognitif yang buruk pada bayi yang rentan ini,” katanya, dikutip dari Indian Express, Rabu, 17 November 2021. Bayi prematur kehilangan nutrisi yang kaya dari plasenta ibu mereka.
Menurut Manikanti, bayi prematur yang lahir sebelum 32 minggu tidak bisa langsung menyusu dari ibunya. Mereka sering memiliki kondisi medis yang meningkatkan kebutuhan energi metabolik mereka, seperti gangguan pernapasan, ketidakstabilan hemodinamik, asidosis, sepsis dll. Sebagian besar membutuhkan nutrisi khusus dalam bentuk Total Parenteral Nutrition (TPN) di mana protein, lipid, glukosa, elemen mikro dan vitamin diberikan melalui jalur sentral.
“Inisiasi pemberian makanan oral lebih awal dengan ASI pertama ibu (kolostrum) dalam waktu 1 jam setelah kelahiran berperan penting dalam membantu bayi-bayi ini untuk maju ke pemberian makanan lengkap lebih awal dan menghindari infeksi yang terkait dengan nutrisi parenteral jangka panjang. Sampai bayi-bayi ini punya refleks mengisap dan menelan, mereka diberi ASI melalui selang makanan di NICU,” jelas dokter.
Sampai saat itu tiba, bayi prematur membutuhkan perawatan metode kanguru dan stimulasi oral dengan belajar mengisap. Sampai bayi bisa mengisap, ibu dianjurkan memompa payudaranya setiap beberapa jam untuk menjaga suplai ASI. Kalaupun tidak ada, dianjurkan mencari donor ASI. Jika dirasa tidak cukup, ASI perah bisa diperkaya dengan kalori, protein, mineral dan vitamin. Setelah bayi prematur mencapai 32 minggu, mereka dinilai sudah bisa mengisap dan menelan.
Selama tumbuh kembangnya, bayi prematur memerlukan perhatian khusus. Beberapa hal yang jadi fokus antara lain pencegahan osteopenia prematuritas, yakni penyakit tulang metabolik pada bayi prematur akibat kekurangan kalsium, fosfor, dan vitamin D. Ini Dapat dicegah dengan suplementasi vitamin D dini, dan mengoptimalkan kalsium dan fosfor.
Bayi prematur rentan mengalami anemia mengingat cadangan zat besi yang rendah, eritropoietin dan pengambilan sampel darah yang sering dilakukan untuk memantau parameter. Ini dapat dikoreksi dengan suplementasi zat besi dan eritropoietin dan transfusi sel darah merah, jika diperlukan.
Bayi prematur juga membutuhkan suplementasi seng dan vitamin saat mereka mencapai asupan penuh.
Baca juga: Audi Marissa Kenang Momen Merawat Anak Pertama yang Lahir Prematur
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.