TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti kini memiliki hobi baru yakni menanam dan memanen. Dari salah satu unggahannya di Instagramnya, Susi Pudjiastuti terlihat sedang panen tomat.
Ia bercerita bahwa saat ini tomat-tomat tersebut dapat dipanen dalam waktu seminggu sekali. Jika ditotal, maka jumlah tomat yang dihasilkan bisa mencapai hampir 30 buah sekali panen. "Sekarang, seminggu sekali bisa panen tomat .. Alhamdulillah ," tulisnya pada 1 November 2021.
Dengan mengenakan pakaian serba biru dan kacamata merah di atas kepala, Susi terlihat saat memotong tomatnya sendiri. Dari sekian banyak tumbuhan tomat yang sudah berbuah merah, nyatanya masih banyak buah-buah lainnya yang berwarna kuning atau belum matang, dan siap dipanen pada minggu berikutnya.
Pada hari berikutnya, Susi Pudjiastuti pun terlihat sedang panen buah bangga. Ia terlihat berseri ketika memetik mangga menggunakan gala yang ujungnya ditambah kantung merah. "Alhamdulilah .. rejeki anak soleh mangga di depan teraspun musim ini berbuah banyak .. dan manis sekali ," katanya pada unggahan 2 November 2021.
Selain tomat dan mangga, wanita kelahiran asal Pangandaran ini juga aktif menanam semangka di kebunnya. Pada 28 Oktober 2021, Susi Pudjiastuti pun memamerkan kegiatannya sedang memanen buah semangka berukuran besar sendirian dengan menggunakan golok.
“Suatu kegembiraan yang luar biasa..,” kata Susi Pudjiastuti saat itu. Menurutnya, hati yang gembira menjadi hal sangat penting di masa pandemi ini untuk meningkatkan imun.
Pada unggahan di media sosial pribadinya, terlihat pula Susi Pudjiastuti menanam cabai Waingapu yang telah dikeringkan. “Lama sekali dulu saya bawa dari Waingapu cabe merah, saya keringkan terus tanam,” katanya sambil memamerkan hasil panen cabe merah dengan tahu goreng.
Secara keseluruhan, setidaknya ada enam jenis buah dan sayur yang ditanam oleh Susi Pudjiastuti di pekarangannya yakni tomat, semangka, cabe merah, kangkung, bayam. Dia pun melanjutkan masih ada berbagai pertanian lainnya yang juga ikut ditanam. Waduh, boleh dibagi tidak bu, hasil panennya?
Baca: Susi Pudjiastuti: Harusnya Harga PCR Tak Boleh Lebih dari Rp 275 Ribu
LAURENSIA FAYOLA