TEMPO.CO, Jakarta - Aktivitas fisik atau olahraga merupakan salah satu cara untuk mencegah penyakit kronis dan memiliki umur panjang dengan sehat. Olahraga membuat berat badan terjaga sekaligus membuat jantung sehat. Tapi perlu diketahui bahwa memaksakan tubuh olahraga berlebihan juga berdampak buruk bagi kesehatan.
Berolahraga berlebihan atau latihan berlebihan adalah saat seseorang memaksakan diri dan tubuh terlalu keras untuk mendapatkan hasil cepat. Biasanya ini terjadi ketika rutinitas latihan ekstrem dilakukan bukan karena keinginan, tapi karena merasa harus untuk mencapai target.
Dilansir dari Times of India, konsultan kardiologi di India Venkatesh olahraga yang tidak biasa, olahraga tanpa pelatihan yang memadai, peningkatan latihan yang tiba-tiba untuk mencapai hasil yang cepat dapat menyebabkan cedera tulang muskuloskeletal dan berdampak pada sistem kardiovaskular termasuk jantung dan tekanan darah.
Selain itu, ia menyoroti bahwa pemanasan yang tidak memadai dan peningkatan latihan yang tiba-tiba, kurangnya pengawasan terlatih yang tepat juga dapat memperburuk masalah yang disebutkan di atas.
Risiko jangka pendek dari olahraga berlebihan termasuk nyeri otot, kelelahan, perubahan suasana hati yang ekstrem dan masalah tidur. Seiring waktu, hal itu juga dapat mulai berdampak pada jantung dan bagian tubuh lainnya.
"Olahraga berlebihan dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Pada pasien yang memiliki plak kolesterol di arteri jantung, plak yang tersimpan dapat retak atau pecah dan ini dapat menyebabkan serangan jantung," kata Venkatesh.
Beberapa orang juga dapat mengalami kelainan irama jantung yang serius atau aritmia ventrikel yang bahkan dapat menyebabkan kematian mendadak.
Selain mempengaruhi fungsi kardiovaskular, melakukan olahraga yang intens juga dapat melemahkan sistem kekebalan, membuat orang lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit virus. Selain itu, risiko cedera sangat tinggi.
Jadi, ketahui kapan harus berhenti olahraga. Tanda-tanda bahwa tubuh butuh istirahat mungkin mungkin tidak terlalu kentara, tetapi harus segera diatasi.
"Jika ada nyeri apa pun di mana saja, sesak napas yang tidak semestinya, pusing atau pingsan, palpitasi, keringat berlebihan atau kelelahan, seseorang harus segera berhenti. Jangan pernah memulai sesi olahraga saat merasa tidak sepenuhnya baik-baik saja," ujar Venkatesh.
Mungkin tubuh sudah mencoba untuk berkomunikasi untuk meminta berhenti latihan. Salah satu bentuk komunikasi itu adalah menderita pilek atau flu ringan, yang menunjukkan bahwa sistem kekebalan melemah.
Demikian pula, ketika butuh olahraga maka tubuh akan mencoba berkomunkasi. Lakukan latihan yang disukai. Setelah berolahraga, tanyakan pada diri sendiri apakah merasa segar kembali atau lelah, kuat atau lemah. Jangan abaikan tanda-tanda yang menyakitkan, meskipun hanya sebentar. Ingatlah untuk fokus pada kesehatan mental juga.
Baca juga: Olahraga Banyak Manfaatnya untuk Tubuh, Harus Setiap Hari?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.