Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cara Hijaber Menghadapi 'Gerah Emosional' karena Stereotipe

Reporter

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Ilustrasi perempuan berhijab. (Unsplash/Ahmad Azwan Azman)
Ilustrasi perempuan berhijab. (Unsplash/Ahmad Azwan Azman)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Perempuan berhijab lekat dengan stereotipe santun, anggun, serta berbusana longgar dan tertutup. Apabila ada yang melenceng dari situ, maka siap-siap bakal kena kritik dan celetukan negatif lainnya.

Psikolog Ayoe Sutomo mengatakan, stereotipe tentang perempuan berhijab itu terkadang bikin "gerah" emosional. Padahal, setiap orang punya potensi yang dapat dikembangkan dan mampu mengukir prestasi tanpa perlu stigma tadi.

"Ada tuntutan kalau hijaber itu harus baik dan santun, serta stigma kepada perempuan berhijab itu kariernya tidak bisa berkembang, hijab membatasi olahraga, dan sebagainya," kata Ayoe Sutomo dalam peluncuran Vaseline Hijab Bright secara virtual pada Kamis, 21 Oktober 2021. Akibat stigma tadi, tak jarang perempuan berhijab jadi membatasi diri.

Contoh, yang semula ingin berolahraga di luar ruangan akhirnya membatalkan niat tersebut karena merasa tidak nyaman, gerah, atau malu. Padahal olahraga baik untuk kesehatan fisik dan mental.

Psikolog Ayoe Sutomo. Dok. Vaseline

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Cara menghadapi stereotipe dan stigma tadi, menurut Ayoe, adalah dengan menyadari bahwa penilaian dari orang lain adalah ranah yang sulit kita kontrol. "Fokus pada hal positif yang bisa kita lakukan, yakni mengelola apa yang kita pikir dan rasa supaya lebih netral dalam menanggapinya," katanya.

Bebaskan diri dari stigma dan stereotipe tadi, kemudian tunjukkan apapun yang terbaik yang bisa dilakukan. "Sehingga, pada akhirnya orang akan melihat berhijab tetap mampu mengukir prestasi," kata Ayoe. Penting juga untuk tetap mendapatkan dukungan dari orang di sekitar kita dan kenali kelebihan kita supaya tidak terjebak dalam stigma dan stereotipe tadi.

Baca juga:
Ulang Tahun Kesha Ratuliu Jadi Pahit Sebab Sindiran Teman Mamanya

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kemenkop UKM Soroti Banjirnya Hijab Impor di Pasaran: Hanya 25 Persen Produksi Lokal

18 hari lalu

Sambutan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Teten Masduki dalam acara Opening Ceremony Floriculture Indonesia International Expo (FLOII) 2023, di Hall 2 Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD, Tangerang, Kamis, 28 September 2023. TEMPO/Defara Dhanya
Kemenkop UKM Soroti Banjirnya Hijab Impor di Pasaran: Hanya 25 Persen Produksi Lokal

Kemenkop UKM mencatat, pada 2022, dari 1,06 miliar item hijab yang dibeli masyarakat, hanya 25 persen yang diproduksi dalam negeri.


Deretan Brand Fesyen Lokal Luncurkan Scarf Palestina, Keuntungan Penjualan Didonasikan untuk Warga Gaza

19 hari lalu

Klamby, salah satu brand modest fesyen turut menggalang dana untuk Palestina dengan merilis scarf khusus. Dengan sistem pre-order, keuntungan dari penjualan scarf akan didonasikan ke warga Gaza. Instagram/wearingklamb
Deretan Brand Fesyen Lokal Luncurkan Scarf Palestina, Keuntungan Penjualan Didonasikan untuk Warga Gaza

Sejumlah pemilik brand modest fashion lokal turut menggalang dana untuk disalurkan ke warga Gaza, Palestina. Siapa saja mereka?


Talkshow Peringatan 20 Tahun PT Personal Growth, Membongkar Stigma dan Ciptakan Dampak Positif di #BreakingStigma

21 hari lalu

Talkshow Peringatan 20 Tahun PT Personal Growth
Talkshow Peringatan 20 Tahun PT Personal Growth, Membongkar Stigma dan Ciptakan Dampak Positif di #BreakingStigma

Saat ini, sebagian besar masyarakat Indonesia masih menghadapi stigma dalam berbagai bentuk.


Polisi Paris Diselidiki atas Penembakan Wanita Berhijab

35 hari lalu

Polisi berdiri di luar stasiun metro dan kereta regional Bibliotheque Francois Mitterand, di mana petugas menembak dan melukai seorang wanita berhijab setelah dia berteriak
Polisi Paris Diselidiki atas Penembakan Wanita Berhijab

Kepolisian Prancis membuka penyelidikan atas penembakan aparat terhadap seorang wanita berhijab di stasiun kereta ibu kota Paris


Polisi Paris Tembak Wanita Berhijab di Stasiun, Kondisinya Kritis

35 hari lalu

Polisi berjaga setelah seorang pria dengan pisau melukai beberapa orang di stasiun kereta Gare du Nord di Paris, Prancis, 11 Januari 2023. REUTERS/Benoit Tessier
Polisi Paris Tembak Wanita Berhijab di Stasiun, Kondisinya Kritis

Polisi menembak dan melukai parah seorang wanita berhijab di stasiun metro Paris, Prancis


Bentrok dengan Polisi Moral, Gadis Iran Akhirnya Tewas Setelah Sebulan Koma

38 hari lalu

Wanita Iran berjalan di jalan selama pengaktifan kembali polisi moralitas di Teheran, Iran, 16 Juli 2023. Mahsa Amini meninggal dalam tahanan polisi, tiga hari setelah ditangkap polisi moral pada 16 September 2022 karena tidak mengenakan jilbab secara benar. Majid Asgaripour/WANA (West Asia News Agency) via REUTERS
Bentrok dengan Polisi Moral, Gadis Iran Akhirnya Tewas Setelah Sebulan Koma

Gadis Iran kembali meninggal setelah bentrok dengan polisi akibat tak berhijab. Kisahnya seperti Mahsa Amini.


Koma karena Bentrok dengan Polisi Moral, Remaja Iran Disebut 'Mati Otak'

44 hari lalu

Polisi Iran berdiri di jalan saat polisi moral kembali melakukan patroli jilbab di Teheran, Iran, Ahad, 16 Juli 2023. Kematian Mahsa Amini menimbulkan gelombang protes besar-besaran hingga menjadi perhatian mancanegara. Majid Asgaripour/WANA via REUTERS
Koma karena Bentrok dengan Polisi Moral, Remaja Iran Disebut 'Mati Otak'

Remaja Iran, yang koma awal bulan ini setelah diduga bertemu dengan polisi moral karena undang-undang hijab di negara itu, disebut "mati otak".


Aktivis Perempuan Peroleh Nobel Perdamaian 2023, Begini Perlakuan Iran terhadap Wanita

7 Oktober 2023

Suporter Iran membentangkan poster  bertuliskan
Aktivis Perempuan Peroleh Nobel Perdamaian 2023, Begini Perlakuan Iran terhadap Wanita

Penganugerahan Nobel Perdamaian kepada aktivis yang dipenjara, Narges Mohammadi, telah meningkatkan pengawasan terhadap hak-hak perempuan di Iran.


Profil Narges Mohammadi, Aktivis Perempuan Iran Pemenang Nobel Perdamaian 2023

7 Oktober 2023

Taghi Ramahi, suami Narges Mohammadi, seorang pembela hak-hak perempuan Iran yang dipenjara, pemenang Hadiah Nobel Perdamaian 2023, berpose dengan foto dirinya dan istrinya yang tidak bertanggal, saat wawancara di rumahnya di Paris, Prancis, 6 Oktober 2023. REUTERS/Christian Hartmann
Profil Narges Mohammadi, Aktivis Perempuan Iran Pemenang Nobel Perdamaian 2023

Narges Mohammadi pemenang Nobel Perdamaian 2023 tidak bertemu anak-anaknya selama delapan tahun terakhir karena dipenjara


Putrinya Koma karena Bentrok dengan Polisi Moral, Perempuan Iran Ini Ditangkap

6 Oktober 2023

Pasukan keamanan pada hari Kamis menangkap ibu dari yang berada dalam keadaan koma di rumah sakit menyusul konfrontasi dengan agen di metro Teheran karena tidak mengenakan jilbab. REUTERS
Putrinya Koma karena Bentrok dengan Polisi Moral, Perempuan Iran Ini Ditangkap

Aparat Iran menangkap ibu dari seorang gadis remaja yang koma di rumah sakit, menyusul konfrontasi dengan polisi moral karena hijab