Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cerita di Balik Motif Batik Slobog, Babon Angrem, Kawung, Sampai Batik Korpri

Reporter

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Ilustrasi kain batik. Shutterstock
Ilustrasi kain batik. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Batik adalah warisan budaya Indonesia dengan beragam motif, warna, dan makna. Dari sisi penggunaannya, ada batik untuk acara santai, resmi, bahkan sakral.

Fashion and Batik Desainer, Era Soekamto menjelaskan apa saja makna dari berbagai motif batik. Menurut dia, pada dasarnya setiap motif atau pola batik memiliki filosofi kehidupan yang begitu dalam. Berikut penuturan Era Soekamto dalam Live Instagram @cantikadotcom Cerita Cantika bertema "Batik, Guru Kehidupan" pada Jumat, 1 Oktober 2021.

  • Motif Batik Truntum
    Motif batik yang satu ini mencerminkan pola seperti titik-titik cahaya dan bunga melati. Perhatikan tingkat kesejajaran dan konsistensinya. Cerita di balik batik truntum, menurut Era Soekamto, adalah tentang seorang raja yang hendak poligami. Permaisuri yang tidak setuju berusaha menolak dengan cara yang halus.

    Sang ratu membuat kain batik dengan terus menggambar titik-titik serupa bunga melati. Raja yang memperhatikan itu kemudian memahami makna bahwa kehidupan membutuhkan kesabaran, kerunutan, dan konsistensi di jalan yang benar. Dari situ, raja urung poligami.

    Batik truntum. Foto: Wikipedia

    Kendati rasa mudah untuk diceritakan, Era Sokamto mengatakan, motif batik truntum mencerminkan kesetiaan dan selalu memenggal ego, nafsu, dan keinginan.

  • Motif Batik Slobog
    Masyarakat Jawa memakai batik motif slobog untuk peristiwa kematian dan sebagai penutup jenazah. Jika digambarkan, slobog memiliki pola seperti bertemunya pucuk indung yang berarti menyatukan mikrokosmos dan makrokosmos. Ruh di dalam bermakna mikrokosmos dan yang di luar berarti makrokosmos.

    Era Soekamto mengatakan motif batik slobog bukan hanya bicara soal kematian, melainkan lebih dalam lagi yakni soal kehidupan. "Ruh tidak akan mati. Dia abadi seperti Tuhan itu sendiri yang meniupkan," kata Era. "Sehingga kematian sama dengan kehidupan, dan kehidupan sama dengan kematian."

  • Motif Batik Babon Angrem
    Batik motif babon angrem yang menggambarkan seekor ayam biasanya digunakan untuk acara tujuh bulanan. Ayam yang sedang mengerami telurnya menjadi simbol cinta kasih dan doa ibu untuk buah hatinya. "Butuh waktu untuk 'ngeloni' telur sembari berdoa supaya anaknya bisa menjadi seseorang yang berbudi pekerti," kata Era.

  • Motif Batik Parang
    Motif ini biasanya digunakan oleh kelas sosial atas di Keraton Yogyakarta dan Keraton Solo. Semakin besar bentuk parang, maka status sosialnya kian tinggi. Ukuran motif parang pada batik yang dikenakan raja sekitar 13 sentimeter, sementara motif parang pada kain untuk ratu sepanjang 8 sentimeter.

    Iklan
    Scroll Untuk Melanjutkan

    Pola batik parang dibuat diagonal sebagai doa agar saat mempelajari kehidupan dan ketuhanan harus terus menanjak seperti undakan spiritual. "Dan harus terus-menerus seperti istiqomah," ujar Era.

  • Motif Batik Kawung
    Era Soekamto mengatakan makna motif batik kawung adalah titik pancer, yaitu empat elemen yang diciptakan seperti air, tanah, udara, dan api, serta ada satu elemen penting, yakni ruh. Jadi motif batik kawung bisa disebut sebagai pola penciptaan semesta.

    Ada pula orang yang menganggap bentuk motif batik kawung berasal dari potongan buah kolang-kaling. "Jauh sekali dengan makna sesungguhnya, tetapi itu juga tidak salah," ujar Era Soekamto.

  • Motif Batik Gurdo
    Jika kamu memperhatikan motif batik Korpri yang sering dikenakan PNS saat upacara atau setiap Jumat, itulah motif batik gurdo. Era Soekamto mengatakan ini adalah salah satu motif batik yang berkesan baginya. Dulu, motif batik tersebut bernama garuda dengan gambar burung.

    Presiden Joko Widodo (tengah) bersama peserta Rapat Kerja Nasional Korps Pegawai Republik Indonesia KORPRI di Istana Negara, Jakarta, Selasa, 26 Februari 2019. TEMPO/Subekti.

    Seiring dengan masuknya agama Islam, sebagian orang menafsirkan tak boleh ada gambar makhluk hidup, termasuk burung garuda pada kain. Sejak itu motif batik garuda berubah menjadi gurdo.

LAURENSIA FAYOLA

Baca juga:
Hari Batik Nasional, Ketahui Bagaimana Proses Membuat Batik Beserta Jenisnya

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

22 jam lalu

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".


Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

2 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melakukan pertemuan bilateral dengan Managing Director International Finance Corporation (IFC) Makhtar Diop di Washington DC, Amerika Serikat, Ahad, 21 April 2024. Sumber: Instagram @smindrawati
Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.


Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

5 hari lalu

Sejumlah remaja perwakilan dari berbagai daerah berjalan dengan mengenakan busana kolaborasi kebaya, adat, dan batik saat mengikuti pagelaran fesyen Batik Specta Nusantara di Kawasan Cagar Budaya Nasional Kota Lama Semarang, Jawa Tengah, Sabtu 1 Oktober 2022.  Pagelaran fesyen yang menampilkan 1.000 busana batik nusantara itu sebagai upaya Pemerintah Kota Semarang mendukung Gerakan Peningkatan Produk Dalam Negeri (P3DN) sekaligus dalam rangka menyambut Hari Batik Nasional. ANTARA FOTO/Aji Styawan
Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

Kota Lama Semarang hingga Taman Lele, Semarang tak pernah kehabisan destinasi wisata.


PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

30 hari lalu

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengadakan pelatihan untuk membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) para nasabah.


Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

32 hari lalu

Batik Ecoprint dari Kampung Brontokusuman Karangkajen Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

Kampung Karangkajen Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta dikenalkan sebagai Kampung Religius jelang Ramadhan atau awal Maret 2024 ini.


Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

49 hari lalu

Desainer, pengusaha, dan direktur kreatif IKAT Indonesia, Didiet Maulana/Foto: Doc. Pribadi
Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

Desainer dan Direktur Kreatif IKAT Indonesia Didiet Maulana membeberkan cara menjaga kain batik agar tetap awet.


KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

56 hari lalu

Ilustrasi Batik. shutterstock.com
KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

Kedutaan Besar RI di Canberra menggelar promosi batik di Balai Kartini, Australia. Agenda tersebut dilaksanakan melalui Atase Perdagangan Canberra bersama Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI).


Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

17 Februari 2024

Vespa Batik. (Foto: Piaggio Indonesia)
Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

Lini terakhir dari Vespa Batik ini akan berhenti diproduksi pada Oktober 2024 setelah mencapai total produksi sebanyak 1.920 unit.


NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

11 Februari 2024

Lancer Evo Batik. (Dok NMAA)
NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

NMAA kembali tampil dalam pameran modifikasi Osaka Auto Messe (OAM), Jepang, pada 10-12 Februari 2024 dengan memajang Lancer Evo Batik.


Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

6 Februari 2024

CEO Rianty Batik, Aditya Suryadinata, ketika menceritakan pengalaman bisnisnya di Rianti Batik Malioboro, Yogyakarta, Selasa, 6 Februari 2024. Pelaku UMKM batik ini berbagi pengalaman mempertahankan bisnis ketika pandemi Covid-19 melanda. TEMPO/Riri Rahayu
Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

Pengusaha batik Yogyakarta selamat dari pandemi berkat penjualan online. Omsetnya juga naik.