TEMPO.CO, Jakarta - Jerawat yang muncul pertama kali atau perubahan bentuk tubuh yang signifikan adalah tanda-tanda yang perlu diwaspadai oleh setiap orang tua atau anak-anak. Perubahan tersebut merupakan peringatan dini yang menunjukkan bahwa anak sedang dalam masa pubertas.
Banyak mitos yang beredar seputar masa pubertas anak. Sayangnya, banyak remaja perempuan menjadi korban dari mitos yang belum tentu benar.
Melansir dari laman Pink Villa berikut tiga mitos tentang pubertas yang paling sering dipercaya.
1. Tidak boleh menyentuh makanan tertentu
Jika di India ada mitos bahwa gadis yang sedang menstruasi tak boleh menyentuh acar, di Indonesia ada yang mengatakan mereka tak boleh menyentuh tapai.
“Ini sama sekali tidak benar. Tidak ada logika di baliknya. Ini adalah fenomena tubuh dan tidak ada hubungannya dengan jenis makanan yang disentuh seseorang. Wanita, sama seperti pekerjaan sehari-hari lainnya, dapat memasak dan menyentuh makanan apa pun yang mereka inginkan. Itu tidak akan membuat acar membusuk,” kata Ruchi Srivastava, profesor dan ginekolog senior di India.
2. Darah menstruasi kotor
Anggapan itu sudah dipercaya sejak dulu. Tapi Ruchi Srivastava mengatakan bahwa darah menstruasi sama seperti darah biasa. Tidak perlu malu atau merasa kotor tentang hal itu. "Kita tidak boleh lupa bahwa menstruasi adalah proses normal dan merupakan validasi bahwa tubuh kita baik-baik saja,” kata dia.
Melansir laman Healthline, darah menstruasi bukanlah cara tubuh membuang racun. Darah ini merupakan sekresi vagina yang berkembang, campuran dari sedikit darah, jaringan rahim, lapisan lendir, dan bakteri.
3. Jerawat itu kotor
Beberapa orang mempercayai bahwa jerawat yang muncul selama dan setelah pubertas adalah jerawat najis atau kotor. Namun, hal tersebut tentunya tidak benar. Jerawat yang muncul pada saat pubertas merupakan hasil dari hormon dan dapat diobati oleh dokter atau dengan perawatan di rumah.
Baca juga: Pubertas Dini Memicu Depresi pada Anak, Ini Penjelasan Pakar
SITI HAJAR SUWARDI