TEMPO.CO, Jakarta - Selain makanan waktu Anda makan juga mempengaruhi tidur. Menurut penelitian ilmiah, waktu makan secara langsung memengaruhi ritme sirkadian tubuh, alias perubahan fisik, mental, dan perilaku alami yang mengikuti siklus 24 jam. Hubungan ini mempengaruhi kesehatan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
"Ritme sirkadian kita adalah ritme aktivitas 24 jam yang terprogram ke dalam setiap sel dalam tubuh. Ini membantu semua sistem internal kita—seperti nafsu makan, metabolisme, sistem kardiovaskular, suhu tubuh, dan fungsi kekebalan—berjalan selaras dengan satu sama lain," kata Sophie Bostock, PhD, yang juga dikenal luas sebagai The Sleep Scientist, seperti dilansir dari laman Well and Good. "Ini memungkinkan hal yang tepat untuk sampai ke tempat yang tepat pada waktu yang tepat."
Baca Juga:
Dr. Bostock menjelaskan bahwa otak bergantung pada sinyal dari dunia luar untuk menjaga jam tubuh tetap sinkron dengan lingkungan, yang merupakan cara kerja terbaiknya. "Sinyal terkuat adalah cahaya, yang membantu mendorong aktivitas dan kewaspadaan melalui jam utama di otak," katanya. Inilah sebabnya mengapa sebagian besar masyarakat diatur untuk, sebagian besar, berfungsi pada siang hari dan tidur di malam hari.
Saat kita makan, tambahnya, juga mempengaruhi ritme sirkadian. "[Makan] memberi sinyal ke jam di hati, jantung, otot, dan ginjal bahwa sudah waktunya untuk mulai bekerja," katanya. Dengan kata lain, mengkonsumsi makanan mengingatkan tubuh bahwa sudah waktunya untuk bekerja, bukan istirahat. Jadi makan dekat dengan waktu Anda berencana untuk pergi tidur memberi sinyal ke tubuh bahwa itu sebenarnya tidak boleh mereda; perlu begadang untuk memproses makanan.
Mayor Allison Brager, PhD, seorang ahli saraf di Angkatan Darat AS dan spesialis tidur untuk Molecule, mengatakan sinyal ini tidak hanya mempengaruhi kesehatan dalam jangka pendek. Ketika waktu makan tidak konsisten, efeknya dapat berdampak pada kesehatan jangka panjang juga. "Jam [biologis] ada untuk memprediksi kapan harus bereaksi, makan, minum, dan pada dasarnya bertahan hidup. Jika jam memiliki prediktabilitas dengan waktu makan yang dapat diprediksi, hidup itu baik. Kami tahu ini benar karena ancaman nomor satu pekerjaan shift malam pekerjaan adalah penambahan berat badan, obesitas, dan gangguan metabolisme seperti diabetes tipe 2," kata Dr. Brager.
Peneliti tidur lulusan Harvard, Rebecca Robbins, PhD, yang merupakan ilmuwan tidur di Brigham and Women's Hospital, setuju. "Konsistensi sangat penting bagi tubuh, dan itu termasuk waktu tidur dan waktu makan," katanya, menambahkan bahwa secara rutin bangun dan tidur pada saat yang sama membantu menjaga ritme sirkadian tetap pada jalurnya, begitu juga dengan sarapan, makan siang, dan makan malam pada waktu yang bersamaan.
Baca juga: 6 Kebiasaan Makan Victoria Beckham yang Dianggap Aneh