TEMPO.CO, Jakarta - Ketombe dan kulit kering sulit dibedakan karena sama-sama bisa menyebabkan gatal dan mengelupas. Tapi, ketombe yang sebenarnya cenderung muncul sebagai akibat dari produksi minyak dan jamur yang berlebihan. Ini merupakan kebalikan dari kulit kering. Karena kemiripan padahal penyebabnya beda, banyak orang yang salah melakukan perawatan untuk mengatasi ketombe.
"Ketombe bisa menjadi gejala dari kondisi kulit yang disebut dermatitis seboroik, yang merupakan pertumbuhan berlebih dari jamur yang kita miliki di tubuh, yang disebut Malassezia furfur," kata Mona Gohara, dokter kulit bersertifikat yang berbasis di Connecticut, Amerika Serikat.
Dia menjelaskan bahwa pertumbuhan jamur yang berlebihan ini menyebabkan gangguan pada mikrobioma kulit kepala. Dengan kata lain, bakteri baik di kulit yang berfungsi untuk menjaganya agar tetap sehat, kalah sehingga menyebabkan serpihan, bau, dan ketidaknyamanan. Ketombe biasanya disertai dengan gejala tambahan seperti minyak, peradangan, atau bau busuk.
Pertumbuhan jamur ini bisa disebabkan beberapa hal, termasuk produk rambut yang digunakan, rutinitas mencuci rambut, bahkan tingkat stres. Tetapi karena ketombe tidak sama dengan kulit kering, ada beberapa kesalahan perawatan yang sebaiknya segera dihentikan.
1. Jarang mencuci rambut
Banyak orang yang berketombe salah mengira mereka harus mencuci rambut lebih jarang. Ini adalah mitos, keramas secara teratur diperlukan untuk membilas serpihan ketombe dan menghilangkan kotoran kulit kepala.
"Keramas rambut Anda setiap hari, dan gunakan sampo anti-ketombe dua kali seminggu," kata Stacy Chimento, dokter kulit bersertifikat yang berbasis di Miami.
Ketika ketombe tidak muncul, carilah produk yang bebas dari selenium sulfida, paraben, formaldehida, triclosan, sulfat, ftalat, dan pewangi sintetis, karena itu dapat mengiritasi kulit kepala.
2. Tidak keramas setelah berkeringat
Keramas setelah olahraga sangat penting. Alasannya, jamur tumbuh subur di lingkungan yang hangat dan lembap, yang berarti kulit kepala yang berkeringat pada dasarnya adalah surganya.
"Sekresi kelenjar keringat yang bercampur dengan bakteri jika tidak dicuci, bisa memicu terbentuknya infeksi jamur," kata penata rambut Kristine Cruz.
3. Menggaruk serpihan
Meskipun ingin menggaruk atau mengelupas serpihan ketombe, ini sebenarnya dapat memperburuk keadaan. "Dengan ketombe, kulit kepala sering meradang, dan menggaruknya berpotensi lebih mengiritasi kulit," kata Iris Rubin, dokter kulit bersertifikat.
Menggaruk ketombe bahkan bisa menyebabkan infeksi. Jadi biarkan sampo antiketombe yang bekerja mengatasinya.
Baca juga: Ketombe Mengganggu Penampilan, Hilangkan dengan 7 Cara Alami Ini