TEMPO.CO, Jakarta - Perawatan kulit wajah saat ini sangat beragam, salah satu yang sedang populer adalah dermaplaning. Perawatan ini bermanfaat untuk mengangkat sel kulit mati dan bulu halus di wajah yang bisa menyumbat pori-pori.
Dokter kecantikan Yessica Tania atau akrab disapa dr Zie menjelaskan, prosedur ini dilakukan dengan menggunakan pisau bedah atau surgical plate. "Tujuannya supaya skincare lebih cepat masuk, memperbaiki tekstur, merangsang pertumbuhan sel kulit baru, membuat makeup jauh lebih nempel,” ujar dia di video yang diunggah di Instagram, Kamis, 2 September 2021.
Baca Juga:
Menurut dia, prosedur eksfoliasi ini tak bisa dilakukan sembarangan orang melainkan harus oleh profesional dengan prosedur yang bukan asal-asalan. Jika dilakukan sendiri ada risiko muncul goresan luka juga bisa menyebabkan iritsi dan bekas yang sulit hilang.
Selain itu, perawatan ini tak boleh dilakukan semua orang. "Biasanya Orang dengan kulit sensitif, penyakit kulit rosacea, dan yang sedang berjerawat tidak boleh melakukan perawatan ini, karena akan berpotensi menyebabkan iritasi pada kulit," ujar dia dalam keterangan unggahannya.
Mengutip laman Healthline, teknik dermaplaning membuat wajah terasa lebih halus, awet muda dan bercahaya. Sayanganya, hasil dari perawatan ini tentunya tidak dapat bertahan lama, setelah tiga minggu hingga satu bulan, hasilnya akan memudar dan kulit kembali seperti semula.
Setelah melakukan perawatan dermaplaning, wajar jika kulit wajah memerah untuk beberapa jam tapi akan kembali normal setelahnya. Selain itu, risiko terburuk dari perawatan ini adalah kulit wajah akan mengalami warna pigmen yang tidak merata. Hal lain yang perlu diperhatikan setelah dermaplaning adalah tidak bersentuhan langsung dengan terik matahari.
Baca juga: Jangan Berlebihan, Intip Jadwal Perawatan Wajah Sesuai Piramida
SITI HAJAR SUWARDI