TEMPO.CO, Jakarta - Semua orang ingin bisa berpikir jernih dan memiliki ingatan yang tajam seiring dengan bertambahnya usia. Tapi kebiasaan yang buruk bisa mengacaukan kesehatan otak dan akhirnya mudah pikun saat tua.
RahulJandial, ahli bedah saraf yang berbasis di Los Angeles, Amerika Serikat, berbagi kebiasaan berbahaya yang bisa menurunkan kesehatan otak.
1. Duduk seharian
Duduk sepanjang hari merusak kesehatan secara keseluruhan, tidak terkecuali otak. "Duduk adalah tidak aktif, dan tidak aktif buruk bagi otak," kata Jandial, seperti dilansir dari Livestrong.
Menurut dia, gerakan menjaga arteri otak tetap terbuka sehingga neuron halus tetap dialiri dengan darah. Dengan kata lain, aktivitas fisik meningkatkan aliran darah yang mengangkut oksigen dan nutrisi penting ke otak. Ditambah lagi, itu meningkatkan suasana hati dan mengurangi stres.
2. Antisosial
"Kesepian terkait dengan depresi," kata Jandial. Dan itu juga bisa berperan dalam penurunan kognitif. Sebuah studi Oktober 2020 di The Journals of Gerontology: Series B menemukan bahwa orang yang kurang aktif secara sosial menunjukkan hilangnya integritas materi abu-abu yang lebih besar di wilayah otak tertentu yang dikaitkan dengan demensia.
3. Mendengar musik terlalu keras
Paparan yang terlalu lama terhadap suara keras dapat mengubah cara otak memproses ucapan, menurut sebuah penelitian kecil pada hewan di Ear and Hearing edisi November/Desember 2014. Para peneliti mencatat bahwa gangguan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan dapat mempengaruhi pengenalan otak terhadap suara bicara. Meski penelitian dilakukan terhadap hewan, ini juga mungkin mempengaruhi manusia karena gangguan pendengaran dikaitkan dengan demensia, kata Jandial.
Jika ingin mendengarkan musik keras, turunkan volume suara hingga 70 dBA yang umumnya dianggap aman, menurut National Institute on Deafness and Other Communication Disorders.
4. Kurang tidur
Sebuah studi September 2018 di Sleep menyimpulkan bahwa kinerja kognitif – termasuk memori, penalaran, pemecahan masalah dan keterampilan komunikasi – terganggu pada orang yang biasanya tidur kurang dari tujuh atau lebih dari delapan jam per malam.
5. Merokok
Dari kanker hingga penyakit jantung, merokok merusak hampir semua organ tubuh termasuk otak. "Merokok merusak lapisan pembuluh darah dan dapat menyebabkan penyempitan, yang dapat menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otak," kata Jandial.
Sekali lagi, semakin sedikit darah beroksigen yang membasahi otak, semakin sedikit nutrisi penting yang diterimanya.
6. Terlalu banyak gula
Penelitian pada hewan menunjukkan hubungan antara konsumsi gula dan penuaan sel dan gangguan memori, menurut Harvard Medical School. Dan pada manusia, gula darah tinggi dapat mempengaruhi konektivitas fungsional otak, mengecilkan otak atau menyebabkan pembuluh darah kecil yang menghambat aliran darah di otak sehingga menyebabkan kesulitan kognitif, menurut Harvard Medical School.
7. Terlalu banyak garam
Natrium atau garam yang berlebihan dikaitkan dengan masalah kesehatan seperti tekanan darah tinggi. Efek dari hipertensi kronis adalah berkurangnya aliran darah ke otak, membuat otak lebih rentan terhadap atrofi dan gangguan kognitif, menurut sebuah studi Neurologi Juni 2014.
Konsumsi garam untuk orang berusia 14 tahun ke atas sebanyak 1.500 miligram sehari, menurut Harvard T.H. Chan School of Public Health.
8. Alkohol
Selain efek sementara seperti penglihatan kabur, bicara cadel, dan waktu reaksi yang lambat, minum alkohol dalam jumlah banyak dapat meningkatkan risiko mengalami gangguan otak yang lebih serius dan permanen, menurut National Institute on Alcohol Abuse and Alcoholism (NIAAA). Ini karena alkohol dalam jangka panjang dapat mengecilkan otak dan menyebabkan kekurangan materi putih otak, serat yang mengangkut informasi antara materi abu-abu, menurut NIAAA.
Baca juga: 4 Kebiasaan Pagi yang Bermanfaat untuk Kesehatan Otak