TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa dekade terakhir, banyak perempuan yang memilih hamil dan melahirkan di usia yang lebih tua. Mereka ingin mencapai mimpi atau karier yang mapan terlebih dahulu sebelum memiliki anak. Namun, faktanya sistem reproduksi tidak selalu bisa mendukung. Sebab, di usia akhir 30-an atau 40-an, peluang untuk hamil lebih kecil dibandingkan dengan usia 20-an.
Mengapa demikian? Wanita dilahirkan dengan jumlah sel telur yang tetap. Ada sekitar 1 hingga 2 juta telur pada saat kelahiran yang dimiliki seseorang seumur hidup. Pada saat seorang gadis mencapai pubertas, hanya 300 ribu telur yang tersisa di ovarium. Dari sisa telur tersebut, tidak semuanya sehat untuk dibuahi.
Selain itu, reproduksi manusia tidak super efisien. Dalam sebulan, ada jendela satu minggu sebelum ovulasi di mana kemungkinan hamil lebih tinggi. Tapi itu pun tidak dijamin berhasil.
Dilansir dari Times of India, inilah peluang hamil menurut usia.
Awal 20-an
Kesuburan seorang wanita mencapai puncaknya di awal usia 20-an. Sekitar 90 persen telur yang ada di ovarium memiliki kromosom normal sehingga meningkatkan kemungkinan hamil. Studi menunjukkan bahwa tingkat kesuburan rata-rata mencapai puncaknya pada usia 24 tahun. Seorang wanita sehat pada usia ini memiliki sekitar 1 dari 4 kesempatan untuk hamil selama satu siklus menstruasi.
Setelah 25
Dari usia 25 hingga 34 tahun, tingkat kesuburan menurun sekitar 10 persen. Setelah mencoba selama satu tahun, peluang untuk hamil adalah 86 persen. Selain itu, risiko keguguran pada fase ini relatif tinggi dibandingkan pada awal usia 20-an.
Awal 30-an
Usia awal 30-an masih merupakan periode yang baik untuk hamil. Meski risiko keguguran meningkat hingga 20 persen pada periode ini, ada kemungkinan 80 persen untuk hamil setelah mencoba selama setahun penuh.
Setelah 35
Sebelum usia 37 tahun dianggap sebagai waktu yang baik untuk hamil. Data menunjukkan bahwa sebagian besar wanita memiliki 78 persen peluang hamil dalam setahun sebelum usia ini.
Namun, beberapa wanita mungkin menghadapi kesulitan karena tingkat kesuburan menurun. Mungkin masih ada banyak telur di indung telur, tetapi kualitasnya mungkin tidak sebaik di usia 20-an. Selain itu, ada risiko keguguran yang lebih besar.
Jika kesulitan hamil, ada pilihan juga dapat memilih fertilisasi in vitro (IVF) atau bayi tabung memiliki anak.
Di usia ini juga merupakan fase yang baik untuk membekukan telur jika berencana untuk hamil di usia 40-an dan 50-an.
Setelah 40
Setelah mencapai usia 40, kualitas dan kuantitas telur turun. Bahkan jika hamil, risiko keguguran, kelahiran prematur, dan komplikasi terkait kehamilan lainnya meningkat. Sebanyak 90 persen sel telur wanita secara kromosom abnormal pada fase ini. Selain itu, beberapa bahkan mencapai fase pra-menopause di mana peluang untuk hamil turun hingga 5-10 persen. Jika menghadapi banyak masalah kesuburan, cara terbaik untuk mengandung bayi adalah melalui IVF. Proses pembuahan ini aman, dan tingkat keberhasilannya juga tinggi.
Sama seperti wanita, kesuburan pria juga menurun seiring bertambahnya usia. Keduanya memiliki peran yang sama untuk proses kehamilan. Selain itu, faktor-faktor seperti pilihan makanan, tingkat aktivitas fisik, dan pilihan gaya hidup juga dapat mempengaruhi peluang hamil.
Baca juga: Ingin Hamil dengan Inseminasi Buatan, Dokter Sebut Syaratnya