Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Diet Keto Dikaitkan dengan 7 Penyakit yang Mengancam Jiwa, Menurut Studi

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Ilustrasi diet keto (pixabay.com)
Ilustrasi diet keto (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Cara paling aman untuk menurunkan berat badan adalah menjalani pola hidup sehat dan makan makanan bergizi seimbang. Namun, kadang-kadang orang menjalani cara yang lebih rumit dengan melakukan diet tertentu. Ternyata salah satu diet yang populer beberapa tahun belakangan, yakni diet keto, berbahaya bagi kesehatan. Diet ini dikaitkan dengan tujuh penyakit yang mengancam jiwa.  

Dilansir dari eatthis.com, diet keto sangat membatasi asupan karbohidrat dan mendorong konsumsi lemak berkualitas tinggi dan protein moderat. Beberapa model diet ketogenik juga membatasi jam makan untuk meningkatkan keadaan "ketosis" tubuh. Ketosis terjadi ketika tubuh memproduksi keton yang berfungsi sebagai sumber energi alternatif untuk neuron dan lainnya, jenis sel yang tidak dapat langsung memetabolisme asam lemak.” 

Pakar diet yang juga manajer program Physicians Committee for Responsible Medicine, Lee Crosby, melakukan penelitian diet ketogenik atau diet keto yang dipublikasikan di Frontiers of Nutrition. Bersama dengan tim rekan dari institusi seperti New York University dan University of Pennsylvania, Crosby melakukan tinjauan dari beberapa penelitian tentang efek kesehatan umum dari diet keto, selain dari penurunan berat badan.

Hasilnya, diet keto telah terbukti secara ilmiah hanya membantu satu hal, yakni sebagai bagian dari pengobatan komprehensif untuk epilepsi. Sementara pendukung diet keto mengklaim bahwa diet ini dapat memangkas risiko penyakit seperti kanker, Alzheimer, dan penyakit jantung. 

Sebaliknya, ulasan Crosby menyebutkan bahwa diet ini meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, kanker, dan penyakit Alzheimer. Lebih lanjut, mereka menemukan keto meningkatkan kolesterol jahat bagi banyak pasien sehingga dapat mempercepat gagal ginjal pada individu dengan penyakit ginjal, dan mungkin terkait dengan risiko cacat tabung saraf pada bayi baru lahir yang ibunya menjalani diet rendah karbohidrat. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Diet keto yang khas adalah bencana yang memicu penyakit," kata Crosby menyimpulkan. "Memuat daging merah, daging olahan, dan lemak jenuh... Adalah resep untuk kesehatan yang buruk."

Dia menambahkan selain dapat meningkatkan risiko penyakit kronis, diet keto tidak lebih efektif daripada diet penurunan berat badan lainnya.

Dibandingkan diet keto, para peneliti menyarankan cara yang lebih sehat untuk menurunkan berat badan adalah dengan memperhatikan konsumsi kalori, dan memasukkan "makanan pelindung" berupa sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, dan biji-bijian dalam menu harian. 

Baca juga: 3 Diet yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tapi Buruk untuk Kesehatan Jantung

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

1 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

Jurnal terindeks Scopus menjadi salah satu tujuan para peneliti di Indonesia untuk mempublikasikan artikel ilmiah atau penelitiannya, bagaimana cara menulis artikel ilmiah yang terindeks scopus?


Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

2 hari lalu

Ilustrasi wanita diet. Freepik.com/Schantalao
Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

Diet sayur dan rendah gula, yang dikenal sebagai diet EAT-Lancet, membantu mengurangi risiko gagal jantung. Bagaimana hubungannya?


Saran Ahli Gizi agar Berat Badan Kembali Ideal setelah Lebaran

4 hari lalu

Ilustrasi menimbang berat badan. Shutterstock
Saran Ahli Gizi agar Berat Badan Kembali Ideal setelah Lebaran

Diet sehat setelah banyak makan makanan bersantan saat Lebaran bisa diterapkan dengan pola makan bergizi seimbang agar berat badan ideal lagi.


7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

5 hari lalu

Ilustrasi makanan sehat. (Canva)
7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

Kebiasaan makan yang buruk dapat berdampak negatif pada kesehatan anak. Simak 5 tips anak ajak pola makan sehat


Seimbangkan Konsumsi Hidangan Lebaran dengan Serat, Simak Saran Ahli Gizi

8 hari lalu

Ilustrasi opor ayam. shutterstock.com
Seimbangkan Konsumsi Hidangan Lebaran dengan Serat, Simak Saran Ahli Gizi

Konsumsi opor dan gulai yang identik dengan hidangan Lebaran perlu diseimbangkan dengan makanan sumber serat seperti sayur dan buah.


Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

8 hari lalu

Associate Professor Henry Surendra sebelumnya membahas kesenjangan pandemi dan kematian akibat Covid-19 di Indonesia/Monash University
Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

World Health Summit akan pertama kali digelar di Monash University. Ada beberapa tema yang akan dibahas oleh peneliti, salah satunya, demam berdarah


Jaga Kesehatan, Pilih Daging tanpa Lemak untuk Hidangan Lebaran

10 hari lalu

Ilustrasi semur daging. Shutterstock
Jaga Kesehatan, Pilih Daging tanpa Lemak untuk Hidangan Lebaran

Dokter mengingatkan masyarakat agar sebisa mungkin memilih daging sapi tanpa lemak untuk hidangan Lebaran agar kesehatan tetap terjaga.


Sajian Berlemak Saat Lebaran, Ahli Gizi Unair Bagikan Tips Makan Opor dan Rendang

10 hari lalu

Ilustrasi makanan khas Lebaran. Shutterstock
Sajian Berlemak Saat Lebaran, Ahli Gizi Unair Bagikan Tips Makan Opor dan Rendang

Sajian makanan kaya lemak saat Lebaran aman dikonsumsi asal tahu batasannya. Simak penuturan ahli gizi dari Unair berikut ini.


Saran Pakar agar Berat Badan Tak Melonjak saat Lebaran

13 hari lalu

Ilustrasi Ketupat. shutterstock.com
Saran Pakar agar Berat Badan Tak Melonjak saat Lebaran

Berikut saran pakar kesehatan agar berat badan tidak melonjak selama perayaan Lebaran karena makan berlebihan.


Fatin Shidqia Mengaku Tidak Makan Daging Sapi, Ini Manfaatnya

13 hari lalu

Fatin Shidqia. Dok. Istimewa
Fatin Shidqia Mengaku Tidak Makan Daging Sapi, Ini Manfaatnya

Juara X Factor Fatin Shidqia mengaku tidak mengonsumsi daging sapi atau daging merah. Ternyata, kebiasaan ini punya banyak manfaat kesehatan.