Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kari Dinilai Efektif Mengurangi Risiko Sindrom Metabolik pada Wanita Menopause

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Ilustrasi menopause. shutterstock.com
Ilustrasi menopause. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Seiring bertambahnya usia, fungsi berbagai organ  tubuh mulai menurun. Usia hampir lima puluh tahun berarti memasuki periode tingginya insiden banyak penyakit. Pada wanita, ini sering kali terjadi di masa menopause

Menurut National Heart, Lung, and Blood Institute, National Institute of Health (NIH) Amerika Serikat, salah satu risiko penyakit di umur tua adalah sindrom metabolik. Kondisi ini terjadi ketika ada peningkatan risiko berbagai penyakit dalam waktu yang bersamaan, seperti hipertensi, kolesterol tinggi, diabetes dan obesitas.  

Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Menopause: The Journal of The North American Menopause Society mengatakan bahwa sindrom metabolik berkaitan dengan gaya hidup khususnya pada wanita selama menopause.

Dalam jurnal tersebut para peneliti mengidentifikasi bahwa wanita pascamenopause memiliki risiko sindrom metabolik yang lebih tinggi daripada wanita pramenopause. 

Melansir dari sumber yang sama, risiko sindrom metabolisme di masa menopause dapat dikurangi dengan beberapa cara, salah satunya rutin mengonsumsi kari.

“Nasi kari adalah makanan populer di Korea dan mengandung konsentrasi tinggi kurkumin, bahan aktif utama dalam rimpang kering Curcuma longa (kunyit), sangat membantu untuk mencegah dan mengobati sindrom metabolik karena sifat antioksidan dan anti-inflamasinya," menurut penelitian itu yang dikutip dari laman Mind Body Green.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain kari, cara lainnya adalah mengonsumsi vitamin B2. Dikenal dengan nama lain riboflavin, vitamin ini sering kali diabaikan. “Peningkatan asupan vitamin B2 harian sebesar 1 mg mengurangi risiko sindrom metabolik sebesar 45 persen.”

Sama dengan kari yang memiliki kurkurim, vitamin B2 juga telah teruji memiliki antioksidan yang dapat membantu melindungi stres oksidatif. Ini dikairkan penurunan risiko kondisi terkait sindrom metabolik pada wanita menopause. 

Baca juga: Pentingnya Menjaga Kualitas Tidur Saat Menopause

SITI HAJAR SUWARDI

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


10 Efek Mengonsumsi Makanan Manis Berlebihan, Bisa Picu Sel Kanker

1 hari lalu

Ilustrasi makanan manis seperti cupcakes. Unsplash.com/Viktor Forgacs
10 Efek Mengonsumsi Makanan Manis Berlebihan, Bisa Picu Sel Kanker

Ada banyak efek makanan manis yang tidak bagus untuk kesehatan, di antaranya bisa meningkatkan risiko diabetes hingga bertumbuhnya sel kanker.


10 Gejala Diabetes yang Perlu Diwaspadai, Salah Satunya Sering Haus

1 hari lalu

Gejala diabetes pada anak di antaranya adalah sering haus dan sering pipis. Kenali gejala lainnya agar mendapatkan penanganan yang tepat. Foto: Canva
10 Gejala Diabetes yang Perlu Diwaspadai, Salah Satunya Sering Haus

Diabetes adalah salah satu penyakit mematikan. Ketahui beberapa gejala diabetes yang perlu diwaspadai. Mulai dari sering harus hingga kesemutan.


Ginekolog Minta Pemilik Kolesterol Tinggi Waspadai Gejala Menopause

2 hari lalu

Ilustrasi menopause. shutterstock.com
Ginekolog Minta Pemilik Kolesterol Tinggi Waspadai Gejala Menopause

Pemilik kolesterol tinggi perlu mewaspadai gejala menopause yang kian berat, terutama risiko penyakit kardiovaskular karena ketiadaan hormon estrogen.


Panduan Makan Sehat setelah Lebaran agar Gula Darah Stabil

2 hari lalu

Ilustrasi kue kering. ANTARA/Feny Selly
Panduan Makan Sehat setelah Lebaran agar Gula Darah Stabil

Berikut panduan porsi makan yang sehat untuk menjaga gula darah tetap stabil seusai Lebaran dari dokter penyakit dalam.


Tips Kontrol Diabetes untuk Hindari Gangguan Penglihatan

3 hari lalu

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Tips Kontrol Diabetes untuk Hindari Gangguan Penglihatan

Spesialis mata membagi tips mengontrol diabetes demi menghindari gangguan penglihatan dengan cara paling utama dan sederhana.


Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

5 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

Jurnal terindeks Scopus menjadi salah satu tujuan para peneliti di Indonesia untuk mempublikasikan artikel ilmiah atau penelitiannya, bagaimana cara menulis artikel ilmiah yang terindeks scopus?


Inilah 5 Makanan yang Harus Dihindari Penderita Diabetes

5 hari lalu

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Inilah 5 Makanan yang Harus Dihindari Penderita Diabetes

Berikut makanan yang sebaiknya Anda hindari jika Anda menderita diabetes.


Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

10 hari lalu

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.


5 Menu Lebaran Ini Sebaiknya Dihindari Penderita Hipertensi

12 hari lalu

Resep gulai kambing ala India yang bisa menjadi alternatif menu idul adha
5 Menu Lebaran Ini Sebaiknya Dihindari Penderita Hipertensi

Orang yang menderita hipertensi sangat disarankan menghindari 5 menu lebaran berikut ini.


Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

12 hari lalu

Associate Professor Henry Surendra sebelumnya membahas kesenjangan pandemi dan kematian akibat Covid-19 di Indonesia/Monash University
Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

World Health Summit akan pertama kali digelar di Monash University. Ada beberapa tema yang akan dibahas oleh peneliti, salah satunya, demam berdarah