TEMPO.CO, Jakarta - Seperti kuas makeup, sisir juga perlu dicuci rutin untuk menghindari masalah rambut dan kulit kepala. Apalagi jika sisir tersebut digunakan pada rambut yang sering dipakaikan hairspray, gel, atau produk perawatan dan tata rambut lainnya.
Seberapa sering harus mencuci sisir atau sikat rambut? Corey L. Hartman, pendiri dan direktur medis Skin Wellness Dermatology di Alabama, Amerika Serikat, mengatakan, mencuci sikat rambut seminggu sekali jika sering menggunakan produk, memiliki masalah kulit kepala seperti ketombe, atau tidak sering mencuci rambut.
Baca juga:
"Jika tidak, sekali atau dua kali sebulan tidak apa-apa, tapi tetap saja Anda harus menghilangkan rambut yang tersangkut di sikat setiap minggu,” kata Hartman.
Dilansir dari Livestrong, inilah tiga masalah yang akan muncul jika tidak mencuci sisir.
1. Ketombe
Baca juga:
Saat menyisir rambut, apa pun yang tertinggal di helai rambut akan melapisi bulu atau gerigi sisir, terutama yang berbentuk sikat. Zat yang menempel itu antara lain residu produk rambut, lemak, keringat, serpihan kulit mati dari kulit kepala, dan debu. Setiap kali menyisir, kotoran itu akan kembali menempel di rambut.
"Ini mirip dengan apa yang terjadi dengan kuas makeup, tetapi memiliki faktor tambahan rambut kusut di sisir, yang menjadi sumber masalah potensial lainnya," kata Hartman.
Penumpukan kotoran pada sisir dan rambut membuat rambut dan kulit kepala lebih berminyak, yang dapat memicu pertumbuhan jamur berlebih. Jamur ini, yang disebut Malassezia, bisa menyebabkan munculnya serpihan kulit kepala atau ketombe.
"Jamur dapat menyebabkan dermatitis seboroik, atau ketombe, suatu kondisi peradangan yang mengakibatkan ruam berminyak, gatal, dan bersisik di kulit kepala," kata Hartman.
2. Rambut rontok
"Dermatitis seboroik sering terasa gatal, dan menggaruk kulit kepala dapat menyebabkan rambut patah," kata Hartman. Ditambah lagi, kulit kepala yang meradang tidak bisa membuat rambut tumbuh normal.
Menggaruk kepala juga bisa menimbulkan jaringan parut di kulit kepala. Sebuah studi PLOS One pada Mei 2019 menunjukkan bahwa Malassezia dikaitkan dengan kerontokan rambut, dan menurut Fakultas Kedokteran Universitas Central Florida, menggaruk juga dapat merusak folikel rambut, menghambat pertumbuhan rambut, dan menyebabkan kerontokan.
Untungnya, kerontokan ini bisa berhenti jika masalah dermatitis seboroik ini teratasi.
3. Rambut kusut
Selain membahayakan kulit kepala, sisir yang kotor juga menyebabkan rambut kusut. Menyisir dengan sisir kotor atau usang menimbulkan gesekan pada kutikula batang rambut. Bukannya rambut jadi mengkilap, bulu yang bergerigi akan membuatnya dan keriting.
Baca juga: 3 Kesalahan Perawatan Rambut yang Bikin Rontok dan Kusam