TEMPO.CO, Jakarta - Long Covid atau gejala yang tersisa setelah dinyatakan sembuh lebih banyak dialami perempuan dibandingkan laki-laki. Gejalanya berbeda-beda, dari yang ringan bahkan hampir tidak terlihat sampai yang berakibat fatal bagi sebagian yang lain.
Long Covid dikatakan berdampak pada 1 dari 5 orang yang sembuh dari Covid-19. Dilansir dari Times of India, berikut adalah 3 faktor yang mungkin dapat meningkatkan peluang wanita untuk mengalami komplikasi pasca-Covid-19.
1. Sistem kekebalan yang kuat
Studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa wanita memiliki prevalensi lebih tinggi dari nyeri kronis dan sindrom kelelahan, kedua kondisi yang diketahui memiliki gejala yang mirip dengan long Covid. Ini bisa menjadi salah satu kemungkinan alasan mengapa wanita saat ini lebih rentan.
Para ahli mengatakan bahwa kondisi ini dikaitkan dengan aktivasi berlebihan sel imun tubuh yang secara cepat mengenali fragmen patogen dan memicu respons imun, dan jarang melepaskan sitokin yang membuat merasa tidak sehat. Stimulasi berulang dan aktivitas kekebalan ini dapat menjadi faktor yang menyebabkan rasa sakit kronis, kelelahan, dan gejala lain yang terkait dengan long Covid.
Studi klinis menetapkan bahwa sebagian besar kasus long Covid terjadi pada wanita perimenopause. Beberapa penelitian kecil juga menetapkan bahwa risiko long Covid bisa berdampak buruk bagi wanita yang memiliki kondisi predisposisi atau penanda penurunan kekebalan. Namun, belum ada bukti konkret yang sama yang ditemukan.
2. Wanita cenderung bikin laporan
Alasan lainnya adalah wanita lebih cenderung melaporkan gejala atau mencari perawatan untuk penyakit mereka daripada pria. Wanita juga terbukti memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap rasa sakit kronis dan kelelahan, termasuk karena Covid-19.
Menariknya, pola yang sama terlihat pada pelaporan gejala Covid-19 pada tahap awal. Wanita lebih banyak melakukan tes, melaporkan gejala, atau mencari pertolongan untuk penyakit mereka.
3. Peningkatan hormon
Evaluasi yang dilakukan beum lama ini mengisyaratkan bahwa perbedaan atau gejolak hormonal dapat mengubah respons vaksinasi pada wanita dan menyebabkan gejala seperti sakit perut, perubahan sementara pada siklus menstruasi, dan secara umum efek samping yang lebih intens.
Kemungkinan, perubahan hormonal juga bisa menjadi alasan mengapa wanita berisiko tinggi mengalami komplikasi pasca-COVID dan gejala berminggu-minggu atau berbulan-bulan setelah dites negatif untuk virus.
Hingga saat ini, ada sekitar 55 gejala long Covid yang diindentifikai. Dari jumlah tersebut, gejala paling umum adalah sesak napas, nyeri dada, batuk terus-menerus, kelelahan, nyeri tubuh, mialgia atau nyeri otot, perubahan siklus menstruasi, kecemasan, sulit tidur, kehilangan energi, kabut otak.
Baca juga: Rambut Rontok Gejala Long Covid yang Sering Terjadi pada Wanita