TEMPO.CO, Jakarta - Rutinitas dan tumpukan pekerjaan bisa membuat seseorang rentan mengalami stres hingga depresi. Sering kali hal itu dialami sepanjang waktu, membuat orang jadi malas, lelah, dan tak ingin melakukan apa-apa. Kondisi ini dikenal dengan istilah sindrom burnout atau job burnout.
Burnout merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi stres berat yang dipicu oleh pekerjaan. Orang yang mengalami burnout sering kali tidak menyadarinya meski kondisi ini berdampak pada produktivitas seseorang.
Burnout bisa dialami siapa saja. Namun, Ida Rochmawati, psikiater dan konselor keluarga, di laman Instagramnya, Jumat, 2 Juli 2021, mengatakan perempuan lebih rentan. Alasannya, perempuan memiliki beban ganda, peran ganda dan konflik peran, pengabaian diri atas nama kewajiban, kurangnya dukungan sosial serta faktor hormonal menjadi penyebab wanita rentan mengalami burnout.
Burnout tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Jika menemukan gejalanya, segera dengan tepat agar tidak berakibat buruk pada kesehatan fisik dan mental.
Menurut Ida, gejala burnout yang muncul antara lain lelah berkepanjangan atau seolah kehabisan energi, meningkatnya pemisahan diri dari hal-hal yang terkait dengan pekerjaan atau mental distance, dan memiliki perasaan sinis yang terkait dengan pekerjaan, serta produktivitas yang menurun.
Saat mengalami burnout, Ida menyarankan agar membuat skala prioritas, sederhanakan target, mengkomunikasikan ke orang terdekat atau orang yang signifikan tentang kondisi, mengambil waktu untuk keluar dari rutinitas atau cuti, juga lakukan hobi.
Selain itu, perlu melakukan gaya hidup sehat, seperti makan makanan bergizi, olahraga dan tidur yang cukup. Jangan lupa relaksasi dan mencari suasana baru atau bertemu dengan orang-orang baru.
Burnout sering kali berdampak pada fungsi peran dan fungsi sosial terganggu yang berdampak pada kualitas hidup secara keseluruhan, serta keluhan berkepanjangan yang memicu penyakit fisik atau keluhan fisik. Jika hal itu terjadi, Ida menyarankan agar segera menemui psikiater.
Apa pun tugas dan tanggung jawab seorang perempuan, tetaplah untuk peduli pada diri sendiri. “Peduli pada diri sendiri bukan semata untuk kepentingan diri sendiri tetapi juga untuk mereka yang kita sayangi,” kata Ida.
Baca juga: Tanda Burnout pada Ibu yang Sering Tak Disadari, Beda dengan Stres