TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi virus Corona telah mengubah kebiasaan banyak orang. Segala bentuk aktivitas yang berada di luar rumah, dari bekerja hingga sekolah, seketika dialihkan ke dalam rumah. Sebagian orang cenderung merasa bosan ketika berada di dalam rumah terus menerus sehingga belanja online menjadi salah satu bentuk pelariannya.
Belanja dibutuhkan untuk melengkapi kebutuhan sehari-hari. Namun, apabila sudah di tahap tidak mampu mengontrol hasrat dalam berbelanja, kondisi itu termasuk ke dalam kategori shopaholic atau kecanduan belanja online. Ini merupakan kondisi gangguan mental yang sudah diidentifikasi sejak awal abad ke-20.
Bagaimana seseorang dikategorikan shopaholic atau kecanduan belanja? Tandanya antara lain pikiran dipenuhi keinginan untuk belanja, menghabiskan seharian penuh untuk mencari barang dan belanja online, mengeluarkan semua untuk belanja sehingga kesulitan membayar tagihan, dan sampai menyembunyikan barang yang dibeli agar tidak diketahui orang rumah.
Tanda lainnya adalah merasa bersalah ketika mengeluarkan uang untuk belanja online, tapi tetap melakukannya dan merasa cemas dan kesal ketika tidak mendapatkan barang yang diinginkan.
Untungnya kecanduan belanja dapat diatasi. Melansir dari laman Pinkvilla, psikolog Summer Watson dan penasihat Keuangan Jen Fontanilla berbagi tips-tips efektif atasi masalah kecanduan belanja online.
1. Mengidentifikasi tanda kecanduan belanja
Pertama, ketahui bahwa Anda telah mengalami masalah belanja dengan meninjau tanda-tanda di atas. Buat daftar tanda yang teridentifikasi. Jika memenuhi beberapa faktor yang teridentifikasi, sekarang saatnya untuk melakukan perubahan.
2. Menerima emosi saat belanja online
Jika sudah menerima perasaan bersalah, kewalahan, ketakutan, atau kecemasan tentang perilaku ini, berhentilah memikirkannya dan berpura-pura seolah-olah perasaan itu akan hilang dengan sendirinya. Awalnya akan terasa tidak nyaman untuk menghadapi dan mengatasi perasaan tersebut, tetapi ini adalah bagian penting dari proses penyembuhan.
3. Membuat jurnal
Tulis tentang bagaimana perasaan, pengalaman, dan langkah apa yang dapat diambil untuk mengubah perilaku ini. Setiap orang memiliki proses penjurnalan sendiri, jadi nikmatilah. Membuat jurnal adalah cara mengatasi perasaan dan perilaku.
Baca Juga:
4. Mendengarkan suara hati
Jika merasa tidak benar, jangan lakukan! Sering kali, kita lupa untuk mendengarkan suara hati kita atau intuisi yang membuat tersesat. Perhatikan intuisi. Jika terpicu dan ingin berbelanja online maka segera hentikan.
5. Identifikasi pemicu belanja
Buat daftar identifikasi pemicu belanja. Misalnya, kebosanan mungkin menjadi pemicu, jadi alternatifnya adalah berbicara dengan teman, berjalan-jalan, bermain game, jurnal, atau pergi ke kelas olahraga.
6. Buat anggaran
Tulis anggaran dan patuhi. Setelah menuliskannya, anggaran berfungsi sebagai pengingat tentang bagaimana cara melunasi utang belanja online. Anggaran ini juga mendukung tujuan keuangan jangka pendek dan jangka panjang.
7. Cari bantuan ahli
Jika merasa sudah sangat kecanduan belanja online sehingga butuh bantuan profesional, jangan ragu memintanya. Mungkin merasa tidak nyaman, tetapi tak ada salahnya mencoba. Akan banyak orang yang mau membantumu mengatasi masalah kecanduan belanja.
Sebagian orang mungkin tidak menyadari bahwa dirinya atau orang terdekatnya termasuk dalam kategori tersebut. Itulah penting mengetahui dan memahami tanda-tanda kecanduan belanja serta cara mengatasinya agar tidak menimbulkan masalah finansial di kemudian hari.
Baca juga: Kiat Aman dan Nyaman Belanja Online dengan Sistem Pembayaran COD
SITI HAJAR SUWARDI