Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

6 Kesalahan Umum Menyikat Gigi yang Merusak Gusi dan Menyebabkan Gingivitis

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Ilustrasi pasta gigi dengan arang aktif. Shutterstock
Ilustrasi pasta gigi dengan arang aktif. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Menyikat gigi dilakukan setiap hari sepanjang hidup, tapi apakah caranya sudah benar? Teknik menyikat gigi yang benar memberikan dampak besar bagi kesehatan gigi dan mulut, begitu pun sebaliknya. 

Dokter gigi dari University at Buffalo School of Dental Medicine Frank A. Scannapieco mengatakan mulut penuh dengan bakteri yang menempel di gigi. Setelah menempel di sana, bakteri tersebut tumbuh menjadi biofilm atau plak. 

Menyikat menghilangkan lapisan bakteri ini setiap hari. Jika tidak, lama kelamaan  bakteri akan merusak gusi dan membuat gigi berlubang.

"Saya khawatir banyak orang tidak benar-benar menyikat gigi sebagaimana mestinya, dan hal itu menyebabkan banyak radang gusi dan penyakit gusi," kata Scannapieco, seperti dilansir dari Livestrong, Minggu, 2 Mei 2021. 

Inilah enam kesalahan umum yang sering dilakukan orang saat menyikat gigi. 

1. Hanya menyikat gigi

Salah satu kesalahan paling umum dalam teknik menyikat adalah terlalu fokus pada bagian atas gigi itu sendiri dan melewatkan gusi.

"Anda harus fokus pada garis gusi, area di mana sebagian besar bakteri tumbuh," kata Scannapieco.

Plak yang dibiarkan menempel di samping atau di bawah gusi akhirnya menyebabkan radang gusi, suatu kondisi yang disebut gingivitis Gingivitis adalah tahap awal penyakit gusi, menurut U.S. Library of Medicine. Jadi, pastikan memijat lembut gusi dengan sikat gigi.

2. Pakai sikat gigi berbulu keras

Bulu yang keras akan merusak gusi, terutama bila menggunakannya terus-terusan, kata Scannapieco. Sikat gigi berbulu lembut (lihat istilah itu di kemasan) akan lebih ramah pada gusi dan tetap bisa menghilangkan biofilm yang mengandung bakteri sebelum mengeras menjadi karang gigi.

3. Salah pilih flosser

The American Dental Association (ADA) merekomendasikan pembersihan di sela-sela gigi sekali sehari. Benang floss, pembersih interdental (alat kecil seperti sikat), dan water flosser semuanya dapat digunakan. Menemukan yang paling cocok akan membantu menghilangkan plak dengan paling efektif.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Misalnya, jika memiliki celah besar di antara gigi, Scannapieco merekomendasikan penggunaan pembersih interdental. Jika memiliki retainer permanen, maka water flosser (alias Waterpik) mungkin bisa membantu.

Adapun waktu terbaik untuk membersihkan gigi adalah sebelum tidur, bersihkan dengan benang terlebih dahulu - untuk mengeluarkan bakteri yang terkumpul - lalu lanjutkan dengan menyikat, kata Scannapieco.

4. Menyikat gigi hanya sebentar

Menurut ADA, durasi menyikat gigi yang benar adalah dua menit. "Saya tidak yakin seberapa keras tanda dua menit telah diuji, tetapi rata-rata orang menyikat sekitar 30 detik, yang mungkin tidak cukup," kata Scannapieco.

Dari flossing hingga menyikat dan kemudian berkumur dengan obat kumur (jika mau), seluruh rutinitas kesehatan mulut harus memakan waktu dua hingga lima menit, katanya.

Baca juga: Sehari Tidak Menyikat Gigi Sebabkan Penumpukan Plak Hingga Radang Gusi

5. Menghindari pasta gigi berflouride

Fluoride mendapat reputasi buruk dalam beberapa tahun terakhir karena adanya kekhawatiran tentang keamanannya. Ditambah lagi, semakin banyak orang beralih ke bahan alternatif dalam pasta gigi, seperti arang. Namun, fluorida adalah komponen terapeutik aktif yang melindungi gigi, kata Scannapieco.

"Produk ini mengandung bahan aktif. Semua yang ada di dalamnya untuk nafas dan rasa segar. Jika digunakan sesuai petunjuk, pasta gigi berfluorida aman," dia berkata.

6. Tidak menyikat gigi sebelum tidur

Kebanyakan dokter gigi merekomendasikan menyikat gigi setidaknya dua kali sehari, sekali di pagi hari setelah sarapan dan sekali sebelum tidur. ADA juga menyarankan menyikat gigi dua kali sehari.

Namun, berapa kali harus menyikat gigi per hari tergantung pada kesehatan mulut saat ini dan faktor risiko. Setidaknya, harus menyikat sebelum tidur. Tak ada alasan terlalu lelah untuk melakukannya dan menundanya hingga pagi hari. "Mulut akan mengering saat tidur, dan air liur adalah pelindung alami mulut. Sebaiknya tidur dengan mulut bersih," kata Scannapieco.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

3 hari lalu

Sariawan di lidah bisa sembuh sendiri, tapi jika terlalu lama bisa jadi ada infeksi serius hingga sinyal kanker mulut. (Canva)
Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

Kanker mulut merupakan salah satu kasus keganasan dengan angka kematian yang tinggi sehingga deteksi dini adalah kunci keberhasilan mengatasinya.


Kesalahan saat Sikat Gigi, Langsung Berkumur. Apa Dampaknya?

5 hari lalu

Ilustrasi menggosok gigi.  TEMPO/Aditia Noviansyah
Kesalahan saat Sikat Gigi, Langsung Berkumur. Apa Dampaknya?

Tahukah Anda membilas dengan air setelah sikat gigi sebenarnya berbahaya, bukan baik? Ini dampaknya menurut pakar.


Cara Mudah Redakan Radang Gusi di Rumah

8 hari lalu

Ilustrasi dokter memeriksa mulut anak. intermountainhealthcare.org
Cara Mudah Redakan Radang Gusi di Rumah

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan di rumah untuk pengobatan sementara radang gusi. Salah satunya kompres air dingin.


6 Masalah di Mulut yang Tak Boleh Diabaikan, Bisa Jadi Gejala Kanker

10 hari lalu

Ilustrasi sakit gigi. Shutterstock.com
6 Masalah di Mulut yang Tak Boleh Diabaikan, Bisa Jadi Gejala Kanker

Masalah di mulut bisa jadi merupakan tanda kondisi yang lebih serius. Pakar menyebut kanker mulut salah satunya.


Siwak: Kandungan, Manfaat, dan Asal-usul Penggunaannya

19 hari lalu

Ilustrasi Siwak. shutterstock.com
Siwak: Kandungan, Manfaat, dan Asal-usul Penggunaannya

Sebagian besar masyarakat dunia menggunakan siwak, karena faktor religi, budaya, dan sosial


Penyebab Bau Mulut saat Puasa Menurut Dokter Gigi

29 hari lalu

ilustrasi bau mulut (pixabay.com)
Penyebab Bau Mulut saat Puasa Menurut Dokter Gigi

Dokter gigi menerangkan bau mulut umumnya dialami oleh orang yang puasa Ramadan dan pemicunya, Jaga juga kesehatan gigi dan mulut.


8 Gejala Diabetes yang Terdeteksi di Mulut

34 hari lalu

Ilustrasi mulut pria. Shutterstock
8 Gejala Diabetes yang Terdeteksi di Mulut

Banyak gejala diabetes minor yang sebenarnya perlu diwaspadai dan sebagian bisa berawal dari mulut. Berikut delapan di antaranya.


Penyebab Penyakit Tangan, Kaki dan Mulut pada Anak Akibat Virus dan Cara Menanganinya

40 hari lalu

Ilustrasi ruam kulit. Pixabay/Hans Braxmeier
Penyebab Penyakit Tangan, Kaki dan Mulut pada Anak Akibat Virus dan Cara Menanganinya

Penyakit tangan, kaki dan mulut disebabkan virus dan menyebabkan perih dan ruam di sekitar mulut, juga ruam dan lepuhan di tangan dan kaki.


5 Masalah Gigi yang Tak Boleh Diabaikan atau Berujung Fatal

44 hari lalu

Ilustrasi sakit gigi. Shutterstock
5 Masalah Gigi yang Tak Boleh Diabaikan atau Berujung Fatal

Kesehatan gigi terkait dengan kesehatan secara menyeluruh. Berikut lima masalah gigi dan mulut yang tak boleh diabaikan menurut dokter gigi.


Kekurangan Vitamin D Bisa Terlihat dari Kondisi Mulut, Ini Penjelasannya

50 hari lalu

Ilustrasi dokter periksa kesehatan mulut anak. .drgreene.com
Kekurangan Vitamin D Bisa Terlihat dari Kondisi Mulut, Ini Penjelasannya

Tubuh dapat memberikan tanda-tanda kekurangan vitamin D, salah satunya bisa terlihat di mulut.