Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Meghan Markle Bahas Perjuangan Sehari-hari dengan Aktivis Remaja Perempuan

Reporter

Editor

Yunia Pratiwi

image-gnews
Meghan Markle tampil dalam CNN Heroes: An All-Star Tribute pada Minggu, 13 Desemver 2020. (Instagram/@cnnheroes)
Meghan Markle tampil dalam CNN Heroes: An All-Star Tribute pada Minggu, 13 Desemver 2020. (Instagram/@cnnheroes)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Meghan Markle baru-baru ini mengadakan diskusi dengan gadis-gadis muda yang memberikan pengaruh di sekolah dan komunitas mereka. Pertemuan virtual, yang berlangsung awal bulan ini antara Duchess of Sussex, Girls Inc. dan National Women's Law Center, memberi Meghan kesempatan untuk mendengar langsung dari remaja perempuan tentang pengalaman dan cerita mereka, dan untuk berkumpul bersama untuk menghormati dan berefleksi tentang sejarah panjang pembuat perubahan wanita.

"The Duchess percaya suara anak perempuan dapat dan harus didengar, dan melalui Archewell dia berfokus untuk menyediakan platform, alat, dan forum untuk membantu menentukan jalan ke depan dan terus memberikan dampak," menurut situs resmi Meghan dan Organisasi nirlaba Pangeran Harry, Archewell, seperti dilansir dari laman People.

Meghan, yang sedang menanti kelahiran seorang bayi perempuan musim panas ini, mendengar dari kelompok kuat berusia 13-18 tahun - gadis kulit berwarna - yang membuat perbedaan di komunitas mereka dalam hal pendidikan, keadilan sosial, dan kesehatan serta kesejahteraan.

"Kelompok itu berbicara tentang perjuangan sehari-hari selama COVID-19, termasuk kehilangan identitas dan isolasi, dan masalah kesehatan mental yang lebih besar, bias dan ketidakadilan rasial, dan banyak lagi. Ketika ditanya alat apa yang dibutuhkan anak perempuan untuk berkembang di tahun depan, benang merah muncul. : pengakuan, dukungan, empati, dan sumber daya," lanjut situs tersebut.

Meghan juga merefleksikan dampak dari para wanita pelopor sepanjang sejarah, meminta para gadis tersebut untuk membagikan sosok wanita mana yang telah menginspirasi mereka. "Jawaban mereka termasuk aktivis hak sipil Amerika Fannie Lou Hamer, serta Kala Bagai, salah satu wanita Asia Selatan pertama yang berimigrasi ke Amerika Serikat pada awal abad ke-20, yang dikenal banyak orang di komunitas California sebagai 'Mother India',"menurut Archewell.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Meghan dan Harry sebelumnya berbagi inspirasi di balik nama yayasan mereka. "Sebelum SussexRoyal muncul gagasan 'arche' - kata Yunani yang berarti 'sumber tindakan.' Kami menghubungkan konsep ini untuk organisasi amal yang ingin kami bangun suatu hari nanti, dan itu menjadi inspirasi bagi nama putra kami. Untuk melakukan sesuatu yang berarti, melakukan sesuatu yang penting. Archewell adalah nama yang menggabungkan kata kuno untuk kekuatan dan tindakan, dan lainnya yang membangkitkan sumber daya dalam yang harus kita gunakan masing-masing," ujar pasangan itu,

Mengingat pergolakan besar-besaran dari pandemi COVID-19 dan gerakan keadilan rasial, Meghan Markle dan Pangeran Harry telah memfokuskan kembali upaya mereka selama setahun terakhir. "Tidak ada yang bisa memperkirakan dunia akan terbalik," kata seorang sumber sebelumnya kepada People. "Seperti banyak orang lain, mereka telah tergerak untuk mendukung tanggapan COVID-19 dan Black Lives Matter."

Baca juga: Kehamilan jadi Alasan Meghan Markle Tak Hadir pada Pemakaman Pangeran Philip

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


DPR Arizona Loloskan Pencabutan Undang-undang Larangan Aborsi

8 jam lalu

Ilustrasi aborsi. TEMPO
DPR Arizona Loloskan Pencabutan Undang-undang Larangan Aborsi

DPR Arizona lewat pemungutan suara memutuskan mencabut undang-undang larangan aborsi 1864, yang dianggap benar-benar total melarang aborsi.


Polda Metro Jaya Olah TKP Pembunuhan Perempuan yang Mayatnya di Pulau Pari

1 hari lalu

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi pada saat Konferensi Pers di Ditresnarkoba Polda Metro Jaya, Senin, 25 Maret 2024. Ditresnarkoba Polda Metro Jaya bekerjasama dengan Bea dan Cukai telah berhasil melakukan pengungkapan dan penangkapan terhadap pelaku kasus peredaran gelap narkotika jenis kokain cair, serbuk MDMA dan narkotika jenis sabu jaringan internasional. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Polda Metro Jaya Olah TKP Pembunuhan Perempuan yang Mayatnya di Pulau Pari

Selain olah TKP pembunuhan perempuan yang mayatnya ditemukan di Pulau Pari, polisi menyiita barang bungkus rokok hingga tisu magic.


Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

1 hari lalu

Pemerintah Australia pada 23 April 2024, meresmikan fase baru Program Investing in Women. Sumber: dokumen Kedutaan Besar Australia
Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia


Hari Kartini, OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi Keuangan Perempuan

1 hari lalu

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi. TEMPO/Tony Hartawan
Hari Kartini, OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi Keuangan Perempuan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkomitmen meningkatkan edukasi literasi keuangan untuk perempuan.


Kuburan Massal Kembali Ditemukan di Gaza, Berisi 210 Jasad dari Khan Younis

3 hari lalu

Petugas menguburkan warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel, setelah jenazah mereka dibebaskan oleh Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di kuburan massal di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 30 Januari 2024. Lusinan warga Palestina yang tidak diketahui identitasnya dimakamkan di pemakaman massal di Gaza setelah pemerintah Israel menyerahkan jenazah yang mereka simpan di Israel. REUTERS/Mohammed Salem
Kuburan Massal Kembali Ditemukan di Gaza, Berisi 210 Jasad dari Khan Younis

Badan layanan darurat Palestina telah menemukan 210 jasad di kuburan massal di Kompleks Medis Nasser di Kota Khan Younis, Gaza selatan


Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

3 hari lalu

Ilustrasi bermain media sosial. (Unsplash/Leon Seibert)
Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

Sebuah studi penelitian 2022 terhadap anak perempuan 10-19 tahun menunjukkan bahwa istirahat di media sosial selama 3 hari secara signifikan berfaedah


Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

3 hari lalu

Ilustrasi anak pemalu. thrivingnow.com
Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

Kecemasan sosial pada anak bukan hanya sekadar berdampak menjadi pemalu, namun dapat menyebabkan anak merasa takut dan menghindari situasi sosial


Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

3 hari lalu

Ratusan perempuan mengikuti event lari Mbok Mlayu di Kota Yogyakarta pada Hari Kartini 2024. Dok.istimewa
Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.


Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

3 hari lalu

Ilustrasi wanita depresi. (Pixabay.com)
Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

Gangguan mental pada ibu hamil perlu dikenali karena membuat perasaan tidak nyaman dan ada gangguan pada aktivitas sehari-hari.


Hari Kartini, Sosiolog Ungkap Masalah yang Masih Dialami Perempuan

4 hari lalu

Ilustrasi keluarga memasak bersama. Freepik.com
Hari Kartini, Sosiolog Ungkap Masalah yang Masih Dialami Perempuan

Hari Kartini merupakan momentum refleksi masih banyak persoalan terkait perempuan dan anak. Ini harapan sosiolog.