Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Berteman Usai Putus Cinta, Ini 7 Hal yang Harus Dilakukan dengan Mantan Pacar

Reporter

Editor

Yunia Pratiwi

image-gnews
Ilustrasi pasangan. Shutterstock
Ilustrasi pasangan. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tidak dapat disangkal bahwa putus cinta sangat menyakitkan, terutama jika Anda enggan mengakhiri hubungan. Anda mungkin merasa kesepian dan patah hati setelah berpisah dengan cinta dalam hidup Anda. Untuk tetap berhubungan baik dengan mantan pasangan, Anda mungkin ingin tetap berteman setelah mengakhiri hubungan.

Sejujurnya, jika Anda berteman sebelum mulai berkencan, ada kemungkinan Anda dan mantan pacar tetap berteman. Ini karena Anda memiliki kesamaan yang memegang dasar persahabatan Anda tanpa perasaan romantis satu sama lain. Ini bisa lebih mudah jika Anda dan mantan pasangan memiliki teman yang sama karena mereka dapat membantu Anda dalam transisi ke fase baru tanpa merasa canggung. Mereka mungkin juga menghibur Anda saat dibutuhkan dan membantu Anda mengatasi gangguan emosional.

Namun selain itu, ada kalanya Anda mungkin sering bertanya-tanya apa aturan yang harus diikuti ketika Anda memutuskan untuk tetap berteman dengan mantan pasangan. Nah, dalam hal ini Anda perlu mengingat beberapa hal seperti dilansir dari laman Boldsky berikut ini.

Hal-hal yang harus diperhatikan jika berteman dengan mantan pacar

1. Saling Memberi Waktu
Jika Anda berpikir bahwa Anda dan mantan pacar akan langsung menjadi teman setelah putus, Anda mungkin salah. Anda harus membiarkan ada beberapa ruang untuk perpisahan. Penting bagi Anda dan mantan pasangan untuk menerima kenyataan bahwa tidak ada hubungan romantis di antara Anda berdua. Hal lain mungkin akan berubah secara tidak terduga. Anda mungkin akhirnya merusak kesempatan berteman.

2. Saling Jujur
Salah satu hal yang membuat persahabatan semakin kuat adalah kejujuran. Ini tidak berarti bahwa seseorang hanya perlu jujur dalam hal hubungan. Anda juga harus jujur tentang perasaan dan emosi Anda. Jika Anda merasa sedih tentang perpisahan Anda, beri tahu mantan pasangan Anda hal yang sama. Anda tidak harus berpura-pura baik-baik saja sementara Anda tidak.

3. Ciptakan Batasan yang Sehat
Jika Anda memutuskan untuk berteman setelah putus, penting bagi Anda untuk membuat batasan yang sehat. Ini akan memungkinkan Anda mengetahui bagaimana Anda akan bertransisi dari pasangan menjadi teman, hal-hal yang akan Anda bagi satu sama lain atau jenis persamaan yang akan Anda alami. Ini karena Anda tidak harus menjadi teman baik atau berbagi setiap detail.

4. Saling Menghormati Kehidupan Pribadi
Setelah Anda tidak terlibat asmara, penting bagi Anda untuk menjauh dari kehidupan pribadi masing-masing. Anda perlu menghormati ruang pribadi dan kehidupan satu sama lain. Mengganggu dan mencoba mengganggu privasi dapat memperburuk keadaan. Hanya karena dia berpacaran dengan orang lain atau akan menikah, tidak berarti Anda akan pergi dan membuat keributan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

5. Jangan Posesif
Mari kita jelaskan ini, menjadi posesif tidak pernah merupakan hal yang sehat dalam hubungan apa pun. Sekarang setelah Anda putus dan memutuskan untuk berteman, tidak ada gunanya bersikap posesif. Mantan pasangan Anda mungkin berkencan dengan orang lain dan itu seharusnya tidak mengganggu Anda. Selain itu, Anda tidak dapat meminta mantan pasangan Anda untuk berhenti bertemu seseorang hanya karena Anda tidak dapat melihatnya dengan orang lain

6. Hindari Memainkan Permainan Menyalahkan
Memainkan permainan menyalahkan setelah Anda mengakhiri hubungan Anda bukanlah hal yang bijak untuk dilakukan. Hanya karena Anda terluka dan tidak dapat melanjutkan, bukan berarti Anda akan menyalahkan mantan pacar Anda sepenuhnya. Anda perlu menerima kenyataan bahwa ada hal-hal yang tidak berhasil antara Anda dan mantan pacar dan oleh karena itu, Anda tidak lagi terlibat asmara. Permainan menyalahkan akan merusak persahabatan Anda.

7. Buatlah Awal yang Baru
Terakhir tapi tidak kalah pentingnya; Anda perlu membuat awal yang baru. Hindari membawa topik sentimental yang Anda diskusikan dengan mantan pasangan Anda saat Anda bersama. Anda perlu membina ikatan baru bersama sambil menjaga perasaan romantis Anda terhadap satu sama lain. Dengan cara ini Anda akan bisa memiliki ikatan pertemanan yang baik dengan mantan pasangan Anda.

Menjadi teman setelah putus cinta bisa jadi hal yang sulit. Daripada melakukan hal-hal yang dapat menyebabkan hubungan atau komplikasi lebih lanjut di antara Anda berdua, lebih baik Anda menangani situasi ini dengan cara yang matang. Selain itu, Anda tidak perlu berusaha keras untuk menjadi sahabat terbaik. Jadilah orang yang dewasa, terimalah bahwa Anda tidak lagi bersama dan hormati martabat satu sama lain.

Baca juga: 9 Tanda Teman Dekat Mencoba Bersaing dengan Anda

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

1 hari lalu

Ilustrasi stres. TEMPO/Subekti
Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

Psikolog mengatakan wajar bila orang kecewa karena harapan tidak menjadi kenyataan tetapi rasa kecewa itu mesti dikelola agar tak sampai memicu stres.


Dokter Anak Sebut Penggunaan Gawai Terlalu Lama Bisa Picu Anak Tantrum

2 hari lalu

Ilustrasi anak marah atau berteriak. shutterstock.com
Dokter Anak Sebut Penggunaan Gawai Terlalu Lama Bisa Picu Anak Tantrum

Perhatian buat orang tua, bermain gawai dalam waktu lama dapat memicu perilaku negatif seperti tantrum pada anak.


Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

6 hari lalu

Kebiasaan Anak Berbohong
Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan ketika mendapati anak berbohong.


Tips Jadi Teman yang Baik dan Menghindari Perpisahan

20 hari lalu

Ilustrasi teman mendukung temannya yang berduka. Foto: Unsplash.com/Gemma Chua-Tran
Tips Jadi Teman yang Baik dan Menghindari Perpisahan

Tak mudah mempertahankan persahabatan tetap terjalin dengan baik namun Anda bisa berusaha menjadi teman yang baik dengan cara berikut.


Efek Emosional Menyaksikan Gerhana, Kagum sampai Cemas

28 hari lalu

Ilustrasi gerhana matahari (Pixabay.com)
Efek Emosional Menyaksikan Gerhana, Kagum sampai Cemas

Menyaksikan gerhana dapat membangkitkan berbagai emosi dan memiliki efek psikologis yang signifikan pada masing-masing orang.


Senangnya Bertemu Kawan Lama, Apa Saja yang Perlu Dilakukan?

28 hari lalu

Ilustrasi pertemanan wanita dan pria. Foto: Unsplash.com/Helena Lopes
Senangnya Bertemu Kawan Lama, Apa Saja yang Perlu Dilakukan?

Rencana bertemu lagi dengan kawan lama mungkin bikin berdebar. Berikut cara mengatasi rasa grogi dan kikuk.


Pikirkan Hal Ini Masak-masak bila Ingin Balikan dengan Mantan

29 hari lalu

Ilustrasi putus cinta. shutterstock.com
Pikirkan Hal Ini Masak-masak bila Ingin Balikan dengan Mantan

Balikan dengan mantan adalah ide buruk dalam hubungan karena berpotensi gagal lagi dan sakit hati yang sama akan terulang.


Tak Cuma Faktor Fisik, Masalah Emosional Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Ginjal

36 hari lalu

Ilustrasi ginjal. ANTARA-Shutterstock
Tak Cuma Faktor Fisik, Masalah Emosional Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Ginjal

Selain faktor risiko yang bersifat fisik atau keturunan, masalah emosional juga bisa menjadi faktor risiko terjadinya kanker ginjal.


Kenali Gejala Gangguan Mental pada Ibu Pasca Melahirkan, Kurangnya Nafsu Makan Hingga Sulit Tidur

38 hari lalu

Ibu sedang pompa ASI. Foto : Motherly
Kenali Gejala Gangguan Mental pada Ibu Pasca Melahirkan, Kurangnya Nafsu Makan Hingga Sulit Tidur

Perubahan besar dalam proses melahirkan dapat menyebabkan beban mental dan emosional yang signifikan pada ibu. Ini gejala gangguan mental pada ibu.


Alasan Orang Tertutup pada Pasangan dan Cara Mengatasinya

39 hari lalu

Ilustrasi pasangan. dailymail.co.uk
Alasan Orang Tertutup pada Pasangan dan Cara Mengatasinya

Jika Anda kesulitan bersikap terbuka kepada pasangan karena berbagai alasan, berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan