TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian besar sayuran mengandung vitamin C, salah satu nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh untuk meningkatkan imunitas. Sayangnya vitamin ini mudah rusak jika mengolahnya tidak benar.
Dokter spesialis gizi klinik dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Inge Permadhi mengatakan bahwa vitamin C ternyata memiliki sifat larut dalam air dan mudah rusak.
"Vitamin C adalah suatu vitamin yang larut air, artinya dia akan dibawa bersirkulasi di dalam darah, begitu dimakan akan ikut terbawa dalam sirkulasi dan dikeluarkan lewat urin," ujar dr Inge dalam Hello Webinar pada Rabu, 28 April 2021.
Vitamin C banyak ditemukan pada buah dan sayuran berdaun hijau tua. Namun, bila disimpan di suhu yang terlalu panas, maka kandungan vitaminnya akan hilang.
"Buah-buahan sayur-sayuran kalau ditaruh di luar kena panas, vitamin C-nya akan rusak, waktu penyimpanan yang lama juga akan membuatnya rusak," kata dr Inge.
Tak hanya pada proses penyimpanan, mengolah sayuran dengan cara yang tidak tepat seperti memotong terlalu kecil, memasak dengan suhu yang panas dan merendam di air akan membuat vitamin C rusak.
Baca juga: 2 Gejala Kekurangan Vitamin B12 yang Terlihat pada Wajah, Jaundice Salah Satunya
"Waktu pengolahan sayur-sayuran dirajang, dimasukkan ke dalam air dia akan hilang. Waktu dimasak pakai api panas rusak, jadi banyak faktor yang bikin cepat rusak," kata dr Inge.
"Ketika jeruk diperas, vitamin C-nya dapat teroksidasi dengan segera karena dia zat gizi yang labil dan mudah rusak. Apa akibatnya kalau minum jus jeruk? Akhirnya yang diminum hanya air jeruk saja tanpa ada kandungan vitamin C-nya," imbuh Inge.
Inge menyarankan sebisa mungkin mengolah sayur tanpa melalui banyak proses. Jika dirasa kecukupan vitamin C masih kurang, bisa ditambah dengan mengkonsumsi suplemen.