TEMPO.CO, Jakarta - Bagi para traveler aktivitas di bulan Ramadan menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Termasuk Laely Indah Lestari, traveller yang mengkhususkan dirinya pada eksplorasi budaya. Ramadan pun tidak menjadi penghalang baginya untuk mengeksplorasi budaya Tanah Air. Kali ini dia memilih kota Palembang, Sumatera Selatan, sebagai destinasi travelling di bulan Ramadan.
Kota Pempek ini menawarkan begitu banyak budaya dan sejarah yang memukau. Pengaruh akulturasi budaya melayu, arab, dan tiong hoa di kota ini menawarkan keunikan tersendiri. Akulturasi nilai keislaman dalam tradisi dan budaya Palembang tidak terlepas dari latar belakang historis terkait dengan kedatangan penyebarannya ajaran islam dalam masyarakat Palembang.
Dengan alasan itulah Laely melakukan perjalanan khusus ke Palembang untuk mempelajari lebih jauh dan menikmati suasana Ramadan lebih dekat lagi di sana. Sambil melakukan perjalanan wisata religi, Laely juga mengenakan wastra nusantara. Dari beberapa tempat yang dikunjungi saat di Palembang, Laely memadukan busananya dengan songket Palembang.
Traveller Laely Indah Lestari menggunakan kain songket motif nampan perak saat mengunjungi masjid Cheng Ho. (dok. Laely Indah Lestari)
Ada dua motif kain songket Palembang apa saja yang dipakai Laely, yang pertama motif nampan perak saat mengunjungi Masjid Cheng Ho. Motif ini mempunyai filosofi tentang sopan santun, tata krama di dalam kehidupan sosial dan masyarakat. Di mana adat melayu sangat kental dengan rasa hormat menghormati terhadap sesama, muda ke yang tua dan sesama saudara.
Motif lainnya adalah modifikasi limar antik dan bintang berantai saat mengunjungi Masjid Bayumi. Laely memadukan gaun indah dengan material songket bermotif Limar dan Bintang Berantai. Motif ini memiliki filosofi tersendiri yang artinya begitu sangat dalam, Limar antik itu termasuk motif lawas Palembang yang berarti melambangkan kekayaan dan kemewahan Bumi Sriwijaya. Sedangkan Motif Bintang berantai mempunyai filosofi sebagai kekuatan maritim kerajaan Sriwijaya pada masanya.
Traveller Laely Indah Lestari menggunakan kain songket limar antik dan bintang berantai saat mengunjungi masjid Bayumi. (dok. Laely Indah Lestari)
Karena sarat akan nilai filosofis yang tinggi, menurut Laely ketika memakai songket Palembang setidaknya harus memahami artinya. “Karena filosofi itu sendiri mencerminkan karakter budaya bangsa. Dengan belajar banyak tentang arti dari wastra nusantara dan memakainya dalam berbagai kegiatan berarti juga merupakan wujud dari mencintai Budaya Indonesia” ujarnya dalam keterangan resmi.
Laely Indah Lestari mewujudkan kecintaannya dengan wastra dalam berbagai kegiatan yang dilakukannya. Menurutnya wastra Indonesia dapat dikenakan ke dalam berbagai situasi keadaan apapun sesuai kebutuhan. “Itulah kerennya wastra Indonesia, dan hanya punya Indonesia, harusnya kita merasa bangga untuk memakainya, kalau bukan kita siapa lagi?” tandasnya.
Baca juga: Menikah, Niken Anjani Pakai Kebaya Emas Dipadu Songket Palembang