TEMPO.CO, Jakarta - Ussy Sulistiawaty mengungkapkan kondisinya usai dinyatakan sembuh dari Covid-19. Dalam vlog Youtube-nya, Senin 19 April 2021, Ussy mengaku ia mengalami ketakutan dan kecemasan tubuhnya belum benar-benar sembuh dari Covid-19. Dia dan putranya Sakalingga Ibra Pratama serta beberapa asisten di rumahnya terinfeksi Covid-19. Baru pada 15 April 2021, putranya Saka dinyatakan negatif Covid-19.
“Aku menjaga Saka kaya kristal yang takut pecah, selama 11 hari susah tidur, jaga-jaga dia, menyiapkan oksigen, berdoa siang malam Saka negatif, Alhamdulillah akhirnya Saka negatif,” ujarnya. “Tapi sekarang kondisinya balik ke aku, aku sekarang seperti punya rasa ketakutan, ini gue sudah sembuh belum ya, menularkan enggak ya, jangan-jangan hasilnya salah, jangan-jangan pemeriksaan salah, jangan-jangan masih bisa menularkan.
Padahal menurut dia, beberapa dokter yang memantau kondisinya menyatakan bahwa dia sudah sembuh. “Sudah enggak ada virusmya, pikir positif jangan stres, jangan mikir yang aneh-aneh,” tambah istri Andhika Pratama. “Perasaan-perasaan seperti itu yang bikin aku down padahal aku seneng banget sama anak-anak, aku menemani mereka tapi hatiku kaya enggak plong, jangan-jangan, jangan-jangan, jangan-jangan…”
Ussy juga sempat bertanya dengan pengikutnya di Instagram Story, apakah ada yang mengalami hal serupa dengan dirinya usai terinfeksi Covid-19. Dari Instagram Story, beberapa ada ada yang menjawab hal yang sama seperti yang dirasakan Ussy. “Dan ternyata memang ada beberapa kejadian yang seperti aku, habis kena Covid ada rasa minder, takut, cemas, dan itu yang aku rasain sekarang” ujarnya yang kini lebih sering menyemprotkan disinfektan daripada sebelumnya.
Selain itu, dia juga masih mengenakan masker saat berinteraksi dengan anak-anaknya, Sheva dan Elea. Kecemasan ini juga membuatnya takut untuk berinteraksi dengan orang di luar rumah. Bahkan ia sempat disuntik vitamin C dan imun booster untuk menjaga dirinya.
Baca Juga:
Melansir laman Healthline, sebuah studi baru dari Inggris menemukan bahwa orang yang sakit COVID-19 memiliki peluang signifikan untuk mengembangkan gangguan kejiwaan setelah sembuh. Menurut laporan yang diterbitkan di The Lancet pada 9 November 2020, 18 persen pasien COVID-19 mengembangkan masalah kesehatan mental - seperti depresi, kecemasan, atau demensia - dalam waktu 3 bulan setelah diagnosis. Risikonya menjadi dua kali lipat dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki COVID-19. Dokter menduga COVID-19 dikaitkan dengan tingkat masalah kesehatan mental yang lebih tinggi.
Survei terbaru dari Ekuador juga menunjukkan bahwa orang yang didiagnosis dengan COVID-19 umumnya mengalami kecemasan, insomnia, depresi, dan gangguan stres pascatrauma. Meskipun para peneliti masih bekerja untuk memahami dengan tepat bagaimana dampak virus corona baru tidak hanya pada pikiran tetapi juga fungsi otak, penelitian baru ini membantu untuk lebih membangun hubungan tersebut.
“COVID-19 dapat menyebabkan masalah psikologis karena stres pandemik dan efek fisik dari penyakit tersebut,” kata BrittanyLeMonda, PhD, seorang ahli saraf senior di LenoxHill Hospital di NewYor, Amerika Serikat.
Baca juga: Camilan Ussy Sulistiawaty setelah Melahirkan, Ada Daun Katuk dan Kacang Hijau