TEMPO.CO, Jakarta - Satu lagi alasan bagi ibu hamil untuk menghindari kopi dan minuman lain yang mengandung kafein. Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa setengah cangkir kafein setiap hari dapat dikaitkan dengan kelahiran bayi yang lebih kecil dibandingkan dengan ibu yang tidak mengonsumsinya.
Menurut studi tersebut, ada pengurangan ukuran dan massa tubuh tanpa lemak pada bayi yang ibunya mengonsumsi 200 miligram kafein per hari, yaitu sekitar dua cangkir kopi. Kafein juga meningkatkan risiko pada janin.
Ukuran lahir yang lebih kecil dapat membuat bayi berisiko lebih tinggi mengalami obesitas, diabetes, dan penyakit jantung di kemudian hari. Oleh karena itu, ibu hamil sebaiknya mengurangi asupan minuman yang mengandung kafein.
Studi ini dipublikasikan di JAMA Network Open pada 25 Maret 2021. Dilansir dari Times of India, Rabu, 31 Maret 2021, para peneliti menganalisis data pada lebih dari 2.000 wanita yang berbeda ras dan etnis dari 12 klinik yang terdaftar dari usia kehamilan 8 hingga 13 minggu.
Dari minggu ke 10 hingga minggu ke 13 kehamilan, para wanita memberikan sampel darah yang kemudian dianalisis untuk kafein dan paraxantin, senyawa yang diproduksi ketika kafein diuraikan oleh tubuh.
Hasilnya, ditemukan bahwa bayi yang lahir dari wanita dengan kadar kafein minimal dalam darah memiliki berat 84 gram saat lahir dan lebih panjang 0,44 cm. Lingkar kepala mereka juga lebih besar 0,28 sentimeter.
Baca juga: Demi Kesehatan, 9 Kelompok Orang Ini Dilarang Minum Kopi
Wanita yang mengonsumsi 50 miligram kafein sehari memiliki bayi yang 66 gram lebih ringan daripada bayi yang lahir dari ibu yang tidak mengonsumsi kafein. Selain itu, bayi yang lahir dari konsumen kafein memiliki lingkar paha lebih kecil 0,32 cm.
Kafein menyebabkan penyempitan pembuluh darah di rahim dan plasenta. Kondisi ini bisa mengurangi suplai darah ke janin dan menghambat pertumbuhan bayi. Para peneliti juga menemukan bahwa kafein berpotensi mengganggu hormon stres janin, membuat bayi mengalami risiko kenaikan berat badan yang cepat setelah lahir serta penyakit jantung, diabetes, dan obesitas di kemudian hari.