TEMPO.CO, Jakarta - Aura Kasih mengaku tidak ingin diet lagi setelah terinfeksi COVID-19 pada Desember 2020. Menurut dia, diet membuat imunitas tubuhnya menurun sehingga mudah diserang virus penyebab penyakit.
"Gw aja kena COVID gara-gara gw diet ketat alhasil turun 5 kg dalam waktu 1 bulan... Tapi ujung-ujungnya imun turun karena mungkin kurang asupan yang benar dalam tubuh... (contoh diet gak bener)," kata penyanyi 34 tahun itu dalam unggahan Instagram Story pada Senin, 8 Maret 2021.
Isu diet sedang ramai dibicarakan di media sosial setelah aktris dan model Tya Ariestya merilis buku yang menceritakan perjalanan dietnya. Tya dinilai menjalani diet ekstrem yang menyebabkan berat badannya turun 25 kilogram dalam 4 bulan.
Aura sendiri kini tak lagi peduli dengan berat badannya. Model dan penyayi 34 tahun itu memang tak terlalu berisi. Dengan tinggi badan 170 cm, berat badannya 63 kilogram.
"Duh kalo gw mah yang penting sehat...di zaman seperti ini kesehatan itu mahal..." tulis ibu satu anak ini.
Dia juga mengatakan tidak ingin membatasi makannya. "Dan kayaknya gw ga mau diet lagi... pengen banyak makan... karena gw hidup untuk makan. Hidup bohay shay.. yuk mamam dan olahraga," kata dia mengakhiri unggahannya.
Baca juga: Cerita Aura Kasih Melahirkan Lebih Cepat 2 Minggu dari HPL
Pada 2018, Aura mengaku tidak membatasi makan, kecuali yang merangsang asam lambung dan kacang-kacangan. Meski demikian, badannya tak pernah terlalu gemuk.
“Tubuh tetap terjaga karena sering buang air besar atau BAB. Misalnya makan sehari empat kali, BAB sehari tiga kali. Dari dulu seperti itu,” kata dia kepada Tempo saat itu.
Kini, Aura juga rajin olahraga. Menjawab pertanyaan pengikutnya di Instgram tentang olahraga yang dia jalani, dia mengatakan sering berganti-ganti antara latihan treadmill 1 jam, lari, jalan cepat atau jalan biasa berkeliling kompleks selama satu jam. Dia juga suka latihan tenis selama 30 menit.
Pada Januari lalu, Aura Kasih mengungkapkan bahwa dia pernah didiagnosis positif COVID-19. Dia mengalami gejala kehilangan indera penciuman dan perasa, badan sumeng, dan tidak bisa berpikir dengan baik selama seminggu.
