Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Masih Minta Bayi Kembar Dalam Program Bayi Tabung? Waspada Risikonya

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Ilustrasi bayi kembar baru lahir. shutterstock.com
Ilustrasi bayi kembar baru lahir. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Bayi tabung dianggap banyak orang sebagai salah satu cara untuk mendapatkan anak kembar. Dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan fertilitas, endokrinologi, dan reproduksi RS Pondok Indah IVF Centre Budi Wiweko, membenarkan bahwa peluang ibu untuk mendapatkan hamil bayi kembar cukup tinggi dengan program bayi tabung. Jumlahnya bisa mencapai 16 persen. "Kelahiran kembar pada program bayi tabung itu lebih tinggi ketimbang hamil alami, sekitar 15-16 persen," kata Budi dalam acara virtual Konferensi Pers Rumah Sakit Pondok Indah yang bertajuk 'RS Pondok Indah IVF Centre, Harapan Baru untuk Miliki Buah Hati', Kamis 4 Februari 2021.

Baca: Ingin Punya Anak Kembar, Genetik hingga Posisi Seks Ikut Berperan

Ada banyak sekali klinik bayi tabung di dunia dan di Indonesia melakukan penanaman embrio lebih dari satu. Akibatnya, pasien bisa saja hamil anak kembar dua, kembar tiga, atau bahkan lebih. Walau begitu, Budi meminta para orang tua yang menginginkan bayi kembar ini memahami berbagai risiko yang akan terjadi.

Bayi kembar melalui program bayi tabung sudah bukan tren. Para dokter kandungan di dunia pasti akan lebih menyarankan para calon orang tua untuk memilih hamil dengan satu bayi. "Tren bayi tabung itu sekarang towards single term pregnancy. Dunia itu sarankan single term embrio transfer," kata Budi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Risiko ibu hamil yang mengandung bayi lebih dari satu itu sangat tinggi. Kehamilan bayi kembar itu angka kematiannya cukup tinggi. Selain itu, angka kesakitan pada ibu pun jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kehamilan satu bayi. kehamilan kembar akan meningkatkan risiko komplikasi pada ibu, seperti diabetes gestasional, pre-eklamsia, prematuritas, dan angka persalinan caesar. "Tidak hanya itu, ukuran bayi di kandungan pun akan menjadi lebih kecil," kata Budi.

Selain itu, akibat lain yang akan terjadi adalah kelahiran bayi prematur. "Bisa darah tinggi, bayinya juga perlu dirawat di ICU dan sebagainya," kata Budi.

Alih-alih mengikuti tren memiliki bayi kembar, saat ini target semua klinik bayi tabung adalah agar para ibu bisa melahirkan bayi yang sehat. "Jadi bukan tren bayi kembar lagi," kata Budi. Ia pun meminta para orang tua untuk mempertimbangkan risiko itu ketika berharap memiliki bayi kembar.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


OJK Imbau Para Ibu agar Tak Ciptakan Generasi Sandwich

1 hari lalu

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi. TEMPO/Tony Hartawan
OJK Imbau Para Ibu agar Tak Ciptakan Generasi Sandwich

toritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan para ibu agar tidak menciptakan generasi sandwich. Apa itu?


Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

5 hari lalu

Kebiasaan Anak Berbohong
Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan ketika mendapati anak berbohong.


Cara Menjaga Kualitas Hubungan dengan Pasangan Pasca Melahirkan Anak Pertama

5 hari lalu

Ilustrasi ibu dan bayi. Unsplash.com/Sharon Muccutcheon
Cara Menjaga Kualitas Hubungan dengan Pasangan Pasca Melahirkan Anak Pertama

Studi menemukan bahwa sikap terhadap sentuhan berdampak pada pasangan dalam transisi menjadi orang tua atau usai melahirkan anak pertama.


Mengenang Ustad Jefri Al Buchori atau Uje, Ini Profil dan Kisah Kematiannya

12 hari lalu

Ustad Jefri al Bukhori, Jakarta, Oktober 2005. Uje semasa hidupnya dikenal dengan  gaya berceramah yang khas. TEMPO/ Ramdani
Mengenang Ustad Jefri Al Buchori atau Uje, Ini Profil dan Kisah Kematiannya

Meskipun telah 11 tahun meninggal, tetapi Ustad Jefri Al Buchori atau Uje akan selalu dikenang. Berikut profil hingga kisah kematiannya.


3 Ucapan Sungkeman dalam Tradisi Jawa Saat Lebaran

15 hari lalu

Reino Barack melakukan sungkem pada ibu mertuanya Wati Nurhayati saat prosesi sungkeman pada acara penikahan dengan Syahrini yang digelar di Masjid Camii, Tokyo, Jepang, 27 Ferbruari 2019.  Syahrini dan Reino Barack kompak membagikan foto lamaran, kali ini keduanya mengunggah momen sungkeman sebelum menjalani prosesi akad nikah. Instagram/@reinobarack
3 Ucapan Sungkeman dalam Tradisi Jawa Saat Lebaran

Tradisi sungkeman biasanya dilakukan oleh anak kehadapan orang tuanya saat lebaran.


Jangan Sembarang Menyerahkan Tugas Mengasuh Anak, Ini Saran Psikolog

15 hari lalu

Ilustrasi Baby Sister / pengasuh anak / penjaga anak yang galak. youtube.com
Jangan Sembarang Menyerahkan Tugas Mengasuh Anak, Ini Saran Psikolog

Psikolog menyarankan selain menitipkan pada orang yang bertanggung jawab dan dapat dipercaya, perhatikan ini saat menyerahkan tugas mengasuh anak.


Komunikasi Penting, Orang Tua Juga Perlu dengarkan Pendapat Anak

35 hari lalu

Ilustrasi orang tua dan anak. Freepik.com
Komunikasi Penting, Orang Tua Juga Perlu dengarkan Pendapat Anak

Psikolog menyampaikan bahwa komunikasi antara orang tua dan anak memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan anak


6 Tips Memberi Tahu Anak soal Masalah Keluarga

35 hari lalu

Ilustrasi Ibu dan Anak. Sumber: Getty/mirror.co.uk
6 Tips Memberi Tahu Anak soal Masalah Keluarga

Ketika ada masalah keluarga, penting bagi orang tua untuk memberitahu anak dengan cara yang baik dan sesuai usianya.


Tips Hadapi Orang Tua Beracun dari Psikolog

43 hari lalu

Ilustrasi anak dan orang tua. Freepik.com/Peoplecreations
Tips Hadapi Orang Tua Beracun dari Psikolog

Sikap beracun orang tua sulit diubah. Lalu, bagaimana cara menghadapi hidup yang penuh tekanan dari orang tua? Berikut beberapa yang bisa dilakukan.


5 Tanda Anda Hidup dengan Orang Tua yang Toxic

43 hari lalu

Ilustrasi orang tua dan anak. Freepik.com
5 Tanda Anda Hidup dengan Orang Tua yang Toxic

Orang tua selalu mengontrol, menyalahkan, terlalu mengkritik, mengabaikan. Berikut tanda-tanda Anda hidup dengan orang tua toxic.