Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tiga Alasan Orang yang Sudah Vaksin Masih Bisa Terkena COVID-19

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Ilustrasi vaksin Covid-19. TEMPO/M Taufan Rengganis
Ilustrasi vaksin Covid-19. TEMPO/M Taufan Rengganis
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Vaksinasi jadi salah satu cara untuk membentuk herd immunity atau kekebalan komunitas terhadap COVID-19. Namun, bukan berarti orang yang sudah mendapatkan vaksin akan benar-benar kebal dari penyakit tersebut. Masih ada kemungkinan mereka tertular SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19. 

Itu sebabnya, sebaiknya orang tersebut tetap menjalankan protokol kesehatan 5-M, yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.

Kenapa masih bisa tertular? Ada tiga penyebab utama orang yang sudah vaksin masih bisa tertular. Pertama, karena tak ada vaksin di dunia ini, baik vaksin COVID-19 atau lainnya, yang bisa membentuk antibodi hingga 100 persen, kata dokter spesialis penyakit dalam konsultan alergi imunologi Profesor Iris Rengganis.

“Sudah dua kali vaksin dan antibodi sudah terbentuk, tetap bisa kena karena pembentukan antibodi nggak ada yang sempurna. Jadi protokol kesehatan tetap harus dijalankan,” kata dia dalam Webinar World Cancer Day 2021 Vaksin COVID-19 dan Kanker bertepatan dengan Hari Kanker Sedunia, Kamis, 4 Februari 2021.  

Kedua, bisa jadi orang tersebut tertular di antara vaksin pertama dengan vaksin kedua. Profesor Tjandra Yoga Aditama, dokter spesialis pulmonologi dan kedokteran respirasi paru, saat vaksin pertama tingkat antibodi yang terbentuk belum optimal. Jadi masih rentan tertular jika tidak menjalankan protokol kesehatan

Ketiga, masalah waktu. “Misalnya ada orang tertular tanggal 1 gara-gara makan-makan, kemudian tanggal 4 divaksin, dan tanggal 6 positif. Maka dia positif bukan karena vaksin tanggal 4, tapi karena tanggal 1 dia makan-makan tidak pakai masker,” kata Prof Tjandra.

Baca juga: Disuntik Vaksin COVID-19, Dokter Reisa: Saya Lega Sekali Tidak Ada Rasa Sakit

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain tiga hal itu, ada pula karena efikasi vaksin. Prof Tjandra mengungkap penelitian dalam jurnal, ada dua kelompok orang, sekelompok dikasih vaksin dan sekelompok dikasih placebo. Kemudian hanya yang ada keluhan diperiksa PCR.

“Jadi tidak semua orang diperiksa PCR, jadi mungkin saja ada yang sudah positif tapi OTG (orang tanpa gejala) tidak masuk hitungan efikasi,” kata Prof Tjandra.

Meski masih ada kemungkinan terkena COVID-19 setelah divaksin, baik Prof Iris maupun Prof Tjandra mengatakan saat ini tak ada pilihan lain untuk mencegah penularan COVID-19. Semua orang harus divaksin dan tetap menjalankan protokol kesehatan 5-M setelahnya.


 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Lonjakan Penyakit Pernapasan Cina Tidak Setinggi Masa Pra-Pandemik Covid-19

1 hari lalu

Seorang pria yang membawa seorang anak duduk di luar rumah sakit anak-anak di Beijing, Cina, 27 November 2023. REUTERS/Tingshu Wang
Lonjakan Penyakit Pernapasan Cina Tidak Setinggi Masa Pra-Pandemik Covid-19

Sehubungan lonjakan penyakit pernapasan, WHO menegaskan tidak ada patogen baru atau tidak biasa yang ditemukan dalam kasus-kasus baru-baru ini.


Tentang Peningkatan Penyakit Pernapasan, Cina: Tidak Ditemukan Patogen Aneh

4 hari lalu

Ilustrasi WHO.  REUTERS/Dado Ruvic
Tentang Peningkatan Penyakit Pernapasan, Cina: Tidak Ditemukan Patogen Aneh

Data menunjukkan peningkatan penyakit pernapasan ini terkait dengan pencabutan pembatasan Covid-19 serta peredaran patogen yang biasa menyerang anak.


Kementan Persiapkan Bahan Baku Obat dan Vaksin Hewan

5 hari lalu

Kementan Persiapkan Bahan Baku Obat dan Vaksin Hewan

Menjaga kesehatan hewan melalui penyiapan bahan baku produksi dan peningkatan mutu obat hewani.


Dinkes DKI Kembali Berikan Vaksin Cacar Monyet Dosis Dua Kepada 495 Orang Berisiko

5 hari lalu

Ilustrasi vaksin Mpox. USA TODAY NETWORK via Reuters Co
Dinkes DKI Kembali Berikan Vaksin Cacar Monyet Dosis Dua Kepada 495 Orang Berisiko

Dinas Kesehatan DKI kembali memberikan vaksin cacar monyet kepada 495 orang berisiko yang sebelumnya telah menerima vaksinasi.


WHO Minta Cina Beri Informasi Mengenai Wabah Penyakit Pernapasan

5 hari lalu

Ilustrasi WHO.  REUTERS/Dado Ruvic
WHO Minta Cina Beri Informasi Mengenai Wabah Penyakit Pernapasan

WHO mengatakan ada laporan peningkatan kejadian penyakit pernafasan di negara tersebut.


Sidik Kasus Korupsi APD Covid-19 di Kemenkes, KPK Geledah Kantor BNPB

6 hari lalu

Juru bicara KPK, Ali Fikri didampingi asisten Jubir, Takdir (kiri), memberikan keterangan kepada awak media terkait kegiatan penggeledahan rumah dinas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, di gedung KPK, Jakarta, Jumat, 29 September 2023. Ali Fikri menyatakan tim penyidik KPK telah melakukan kegiatan penggeledahan di rumah dinas Mentan Syahrul Yasin Limpo, selama 20 jam, berhasil mengamankan sejumlah barang bukti berupa mata uang rupiah dan asing dengan jumlah mencapai puluhan miliar, dokumen penting, catatan keuangan dan aset yang bernilai ekonomis dalam pengembangan penyelidikan kasus tindak pidana korupsi di Kementerian Pertanian RI. TEMPO/Imam Sukamto
Sidik Kasus Korupsi APD Covid-19 di Kemenkes, KPK Geledah Kantor BNPB

KPK menggeledah beberapa lokasi yang berhubungan dengan dugaan kasus korupsi Alat Pelindung Diri (APD) Covid-19 di Kementerian Kesehatan.


Investigasi Covid-19 di Inggris: Sunak Pernah Mengatakan Biarkan Orang Mati daripada Lockdown

7 hari lalu

Kanselir Menteri Keuangan Rishi Sunak berbicara dalam konferensi pers tentang situasi yang sedang berlangsung dengan penyakit virus Corona (COVID-19) di London, Inggris 17 Maret 2020. [Matt Dunham / Pool via REUTERS]
Investigasi Covid-19 di Inggris: Sunak Pernah Mengatakan Biarkan Orang Mati daripada Lockdown

Rishi Sunak dikutip mengatakan pemerintah seharusnya "membiarkan orang mati" selama pandemi COVID-19 daripada memberlakukan lockdown


Penanganan Covid-19 Setelah Masa Pandemi

8 hari lalu

Dr Leong Hoe Nam (right), anInfectious Disease Specialist at Mount Elizabeth Novena Hospital, Singapore, Dr Egemen Ozbilgili, MD (middle), the Vice President of Asia Medical Lead, Pfizer Emerging Markets Asia, and Choo Houren (right), an oral antiviral user in a discussion of oral antiviral use to treat Covid-19 in the endemic age, in the Conrad Centennial Singapore, on November 17, 2023.  Photo by: Pfizer.
Penanganan Covid-19 Setelah Masa Pandemi

Ahli menyatakan pentingnya mengobati gejala Covid-19 untuk mencegah penyakit menjadi parah atau bahkan terjadinya peradangan.


Kongres APSR 2023: Covid-19 Masih Mengancam Kesehatan

8 hari lalu

Kongres APSR 2023: Covid-19 Masih Mengancam Kesehatan

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), meskipun deklarasi darurat kesehatan masyarakat sudah berakhir, Covid-19 masih menjadi ancaman global.


Thailand Batalkan Patroli Bersama dengan Polisi Cina setelah Mendapat Kecaman

13 hari lalu

Helen Yi, seorang turis asal Taiwan, melihat lilin yang diletakkan di luar pusat perbelanjaan mewah Siam Paragon tempat polisi Thailand menangkap seorang remaja pria bersenjata yang diduga membunuh orang asing dan melukai orang lain dalam penembakan, di Bangkok, Thailand, 4 Oktober 2023. REUTERS/Jorge Silva
Thailand Batalkan Patroli Bersama dengan Polisi Cina setelah Mendapat Kecaman

Gagasan agar polisi Cina dan Thailand berpatroli di daerah-daerah wisata muncul setelah peristwa penembakan maut di mal mewah Bangkok bulan lalu.