Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ini Alasan Anak di Atas Dua Tahun Tak Perlu Susu Tambahan

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Ilustrasi anak minum susu (Pixabay.com)
Ilustrasi anak minum susu (Pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Selepas dari air susu ibu atau ASI di usia dua tahun, anak tak perlu lagi mengonsumsi susu tambahan. Makanan sehari-hari dengan gizi seimbang dianggap sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi mereka di masa pertumbuhan.

Demikian diungkapkan dokter spesialis anak yang juga pakar laktasi, Utami Roesli, dalam konferensi pers virtual Peluncuran Dokumen “Bahaya Terselubung dari Makanan Ultra Proses”, Jumat, 29 Januari 2021.

“Balita di atas dua tahun tidak menyusu. Bukan tidak boleh, tapi tidak perlu. (Minumnya) tidak saban hari, sesekali kayak makan es krim aja,” kata Utami.

Dia mengatakan anak baru lahir hingga usia dua tahun memang membutuhkan makanan cair. Tapi setelah itu tidak perlu susu. Semua nutrisi yang dibutuhkan anak bisa didapatkan dari makanan sehari-hari. Susu hanyalah salah satu sumber protein seperti halnya daging.

Hal yang sama diungkapkan ketua Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia atau AIMI, Nia Umar. “Udah disapih, nggak nenen, dia nggak perlu susu tambahan apa pun,” kata dia.

Dia mengatakan susu pertumbuhan atau susu formula termasuk makanan ultra proses. Makanan ini biasanya dibuat di pabrik dengan lima atau lebih kandungan bahan pangan. Ciri makanan makanan ini adalah dikemas, bisa dikonsumsi kapan saja, diolah dengan berbagai cara, dan iklannya masif. 

Baca juga: Lebih Rendah Laktosa, Ini Manfaat Susu Kambing untuk Kesehatan

Menurut dia, seperti makanan ultra proses lainnya, susu pertumbuhan memiliki risiko efek jangka panjang dan pendek. Dalam jangka pendeknya, risikonya diare dan konstipasi, sedangkan jangka panjangnya adalah meningkatnya risiko penyakit degeneratif ketika anak tumbuh dewasa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebuah studi yang diadakan Helen Keller International (HKI) di Bandung mengungkapkan bahwa kebanyakan susu pertumbuhan di Indonesia dikategorikan tidak sehat berdasarkan Model Nutrient Profiling dari Food Standars Agency (FFA) Inggris. Ini karena kandungan gulanya sangat tinggi, bahkan bisa lebih dari satu jenis.

Susu pertumbuhan biasanya dikonsumsi anak-anak di atas satu tahun, dalam bentuk cair atau bubuk. Bahan dasarnya adalah susu sapi, dengan atau tanpa modifikasi komposisi berupa suplementasi asam lemak, mikronutrien atau zat lain yang berpotensi memberikan efek gizi, seperti probiotik, prebiotik atau simbiotik.

“Ternyata 70 persen tidak memenuhi persyaratan sehat. Padahal kandungan gizinya yang bisa diklaim cocok untuk anak usia 12 hingga 36 bulan itu punya manfaat kesehatan, tapi ternyata tiga per empatnya dikategorikan merah karena kandungan gulanya yang cukup tinggi,” Nutrition Program Manager HKI di Indonesia, Dian N. Hadihardjono.

Kandungan gula ini bisa melebihi dari batas konsumsi harian anak. “Bayangkan kalau dari satu produk aja kandungan gizinya udah melebihi batas sehat yang kita konsumsi sehari, tapi masih makan yang lain. Konsumsi gula ada batasnya, itu yang belum disadari masyarakat,” kata dia.

Jika anak sudah terbiasa minum susu, Dian menganjurkan berhati-hati memilih. Biasakan membaca label dan sesuaikan dengan kebutuhan anak. Jika yang diperlukan hanya nutrisi susu, tanpa ada tambahan vitamin dan mineral, pilih yang kandungannya minimal.

“Tambahan nutrisi membuat biaya jadi mahal hingga harga susu bisa tujuh kali lipat dari yang seharusnya. Kalau ada klaim (nutrisi), apakah itu yang diperlukan?” katanya. 

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

19 menit lalu

Kebiasaan Anak Berbohong
Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan ketika mendapati anak berbohong.


Bapanas Naikkan Harga Acuan Gula Jadi Rp 17.500 per Kilogram

22 jam lalu

Pekerja mengemas gula pasir berukuran 1 kilogram di pasar Kramat Jati, Jakarta, Selasa, 14 November 2023. Harga gula naik ke level tertinggi dalam sejarah. Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) mengungkapkan harga gula saat ini telah tembus Rp 17.000 per kilogram (kg). TEMPO/Tony Hartawan
Bapanas Naikkan Harga Acuan Gula Jadi Rp 17.500 per Kilogram

Badan Pangan Nasional (Bapanas) merespons kenaikan harga gula di tingkat konsumen. Saat ini harga gula sudah jauh melampaui Harga Acuan Pemerintah (HAP) Rp 15.500 per kilogram. Karena itu, Bapanas menaikan HAP gula mulai 5 April 2024 menjadi Rp 17.500 per kilogram.


Inilah 5 Makanan yang Harus Dihindari Penderita Diabetes

1 hari lalu

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Inilah 5 Makanan yang Harus Dihindari Penderita Diabetes

Berikut makanan yang sebaiknya Anda hindari jika Anda menderita diabetes.


5 Makanan yang Bisa Meningkatkan Kadar Trombosit

1 hari lalu

Trombosit memiliki peranan penting, yakni dalam hal pembekuan darah. Oleh sebab itu, penting mengetahui cara menaikkan trombosit secara alami. Foto: Canva
5 Makanan yang Bisa Meningkatkan Kadar Trombosit

Kadar trombosit bisa ditingkatkan secara alami dengan mengonsumsi makanan berikut.


10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

1 hari lalu

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu. Foto: Canva
10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu.


Pakar Tak Anjurkan Hadiahi Diri dengan Makanan, Ini Alasannya

2 hari lalu

Ilustrasi wanita makan cokelat. Freepik.com/Kroshka__Nastya
Pakar Tak Anjurkan Hadiahi Diri dengan Makanan, Ini Alasannya

Anda mungkin merasa perlu menghadiahi diri dengan makanan enak setelah hari berat dan panjang. Namun pakar mengingatkan cara ini tak baik buat mental.


Pentingnya Jaga Asupan Gula Anak di Libur Lebaran

3 hari lalu

Ilustrasi makanan manis (pixabay.com)
Pentingnya Jaga Asupan Gula Anak di Libur Lebaran

Dokter anak mengingatkan orang tua untuk mengawasi dan menjaga asupan gula anak saat libur Lebaran 2024.


Begini Cara Pesan Makanan di Kereta Api secara Online yang Mudah

3 hari lalu

Prami menyuguhkan makanan kepada penumpang kereta suite class compartment saat joy ride Jakarta-Cirebon, Rabu, 4 Oktober 2023. (Martha Warta Silaban/Tempo)
Begini Cara Pesan Makanan di Kereta Api secara Online yang Mudah

Berikut ini tata cara pesan makanan di kereta api secara online untuk orang lain melalui situs PT Reska Multi Usaha dan aplikasi Access by KAI.


Hidangan Lebaran Penuh Kolesterol, Inilah 10 Makanan dan Minuman yang Dapat Mengurangi Kadar Kolesterol

4 hari lalu

Hidangan Lebaran Prilly Latuconsina (Instagram/@prillylatuconsina96)
Hidangan Lebaran Penuh Kolesterol, Inilah 10 Makanan dan Minuman yang Dapat Mengurangi Kadar Kolesterol

Makanan dan minuman ini bisa menjadi alternatif pilihan untuk mengurangi kadar kolesterol dalam darah.


7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

5 hari lalu

Ilustrasi makanan sehat. (Canva)
7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

Kebiasaan makan yang buruk dapat berdampak negatif pada kesehatan anak. Simak 5 tips anak ajak pola makan sehat