Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

5 Gejala Covid-19 yang Butuh Waktu Penyembuhan Lebih Lama, Fisik dan Mental

Reporter

Editor

Yunia Pratiwi

image-gnews
Ilustrasi perempuan lelah/kurang istirahat/mengantuk. Shutterstock
Ilustrasi perempuan lelah/kurang istirahat/mengantuk. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Gejala Covid-19 yang tidak menyenangkan dan kadang bisa bertahan lama di tubuh. Dari otak ke jantung, SARS-COV-2 dapat memanifestasikan sejumlah gejala pada tubuh, yang membutuhkan waktu lama untuk pulih, atau dalam kasus, meninggalkan komplikasi yang mengubah hidup.

Sekarang, menurut sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal medis, The Lancet, ada alasan lain untuk khawatir. Melansir laman Times of India, ada 5 gejala COVID panjang, yang paling sulit ditangani pasien. Para ilmuwan juga menunjukkan bahwa sebagian besar gejala ini mulai muncul pada minggu-minggu pertama pemulihan, yang merupakan tanda utama bahwa seseorang mungkin memerlukan perawatan pasca Covid-19.

Ini adalah gejala yang perlu diperhatikan oleh semua pasien Covid-19

1. Kelelahan kronis

Lelah dan lesu yang sering terlihat dengan penyakit virus cukup sering terlihat pada kasus Covid-19. Namun, tingkat keparahan dan durasi kelelahan Anda dapat menentukan risiko Covid-19 jangka panjang. Menurut studi Lancet, hampir 63 persen pasien melaporkan menderita kelelahan, kelemahan, nyeri otot selama hampir enam bulan setelah gejala pertama mulai muncul.

Kelelahan, yang dapat disebabkan oleh berbagai gejala - termasuk demam tinggi, infeksi saluran cerna, dan stres akibat infeksi itu sendiri juga dapat mempersulit seseorang untuk kembali normal.

2. Kelemahan otot dan peradangan

Mialgia atau nyeri otot juga dilaporkan sebagai gejala pasca Covid-19 yang meresahkan. Faktanya, ini juga merupakan salah satu gejala yang bahkan dapat dialami oleh pasien sehat atau orang yang tidak memiliki tanda-tanda infeksi parah.

Mialgia, yang terjadi ketika virus mulai menyerang jaringan sehat yang ada di seluruh tubuh dan menyebabkan peradangan juga dapat menyebabkan nyeri, nyeri dan kelemahan yang melemahkan. Ini juga alasan mengapa sakit punggung dan nyeri sendi yang terkait dengan Covid-19 dianggap sangat serius.

3. Insomnia dan kesulitan tidur

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pemulihan dari Covid-19 bisa jadi sulit. Melakukan tugas yang paling sederhana sekalipun bisa jadi sulit. Selain itu, ketika yang dibutuhkan tubuh hanyalah istirahat, tidur yang cukup juga bisa menjadi tugas. Ini adalah gejala lain yang sulit dihadapi oleh pasien pasca Covid-19. Peneliti merasa bahwa insomnia-kesulitan tidur bisa menghambat pemulihan. Masalah tidur juga bisa disebabkan oleh fisik, penyakit yang menyakitkan, dan penyakit mental.

4. Depresi

Wanita yang telah pulih dari Covid-19 cenderung memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan kesehatan mental daripada pria, menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh para peneliti Italia pada Juli 2020.

Pengidap long haulers Covid-19 juga dapat menderita masalah yang sulit seperti depresi, Post Traumatic Stress Disorder (PTSD), penurunan kognitif, kehilangan memori, dan gangguan mood, yang sulit dipastikan tanpa sepengetahuan. Sementara klinik perawatan pasca Covid-19 sekarang melihat pola orang yang datang dengan masalah ini, banyak yang menegaskan bahwa setiap pasien diskrining untuk penyakit dan masalah selama tahap pemulihan.

Baca juga: 5 Gejala Covid-19 Terkait Makanan Mual Hingga Kehilangan Indera Perasa

5. Kecemasan dan palpitasi

Setidaknya 15% pasien melaporkan perasaan cemas dan depresi setelah timbulnya gejala Covid-19, menurut studi Lancet. Sementara banyak ahli telah lama mengatakan bahwa penguncian dan isolasi sosial yang diberlakukan dapat memicu kecemasan bahkan bagi mereka yang tidak memiliki Covid-19, prognosisnya bisa jauh lebih buruk bagi mereka yang telah pulih dari Covid-19. Ketakutan sakit, ketidakmampuan melakukan tugas-tugas normal, penyakit fisik dapat menguras kesehatan mental pasien. Oleh karena itu, penting bagi seseorang untuk mencari dukungan, bantuan, dan memberi tubuh waktu yang dibutuhkan untuk sembuh dengan benar.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cerita Luhut Kenal dengan Menpan RB Anas, dari Koordinasikan Daerah Tangani Covid-19 hingga Benahi E-Katalog

1 jam lalu

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam Forum Kinerja Reformasi Indonesia sekaligus Peluncuran Buku Menteri PANRB
Cerita Luhut Kenal dengan Menpan RB Anas, dari Koordinasikan Daerah Tangani Covid-19 hingga Benahi E-Katalog

Menko Luhut Pandjaitan menceritakan bagaimana awalnya mengenal sosok Menpan RB Abdullah Azwar Anas.


Psikolog Ingatkan Dampak Buruk Judi Online pada Kesehatan Mental

14 jam lalu

Ilustrasi Judi Online (Tempo)
Psikolog Ingatkan Dampak Buruk Judi Online pada Kesehatan Mental

Ada beberapa dampak buruk judi online pada kesehatan mental seperti hilang kontrol, menghabiskan waktu, uang, memicu stres dan kecemasan saat kalah.


Psikolog Kaitan Kesehatan Mental dan Fisik yang Tak Terpisahkan

16 jam lalu

Ilustrasi anak di sekolah. Shutterstock
Psikolog Kaitan Kesehatan Mental dan Fisik yang Tak Terpisahkan

Penelitian efek kimiawi pikiran pada tubuh menyebut kesehatan mental adalah pendorong kesehatan fisik. Berikut penjelasan psikolog.


Perjalanan Karier Kim Jae Joong, Bakal Konser di Indonesia Setelah Ditunda Karena Covid-19

1 hari lalu

Kim Jaejoong. (Soompi)
Perjalanan Karier Kim Jae Joong, Bakal Konser di Indonesia Setelah Ditunda Karena Covid-19

Kim Jae Joong bakal sapa penggemar di Jakarta dalam konser anniversary debut ke-20 tahun pada Sabtu, 19 Oktober 2024


4 Kunci Jaga Kesehatan Mental di Tempat Kerja Menurut Kemenkes

1 hari lalu

Ilustrasi wanita stres saat bekerja. Shutterstock
4 Kunci Jaga Kesehatan Mental di Tempat Kerja Menurut Kemenkes

Kemenkes menyebut empat hal yang perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan mental di tempat kerja sesuai tema Hari Kesehatan Mental Sedunia 2024.


Memasak sebagai Upaya Menjaga Kesehatan Mental

2 hari lalu

Ilustrasi wanita memasak di rumah. Freepik.com/Senivpetro
Memasak sebagai Upaya Menjaga Kesehatan Mental

Aktivitas memasak bermanfaat untuk kesehatan mental, seperti meredakan stres dan kecemasan


Pemicu Gangguan Kesehatan Mental di Tempat Kerja

3 hari lalu

Ilustrasi PHK. Shutterstock
Pemicu Gangguan Kesehatan Mental di Tempat Kerja

Menjaga kesehatan mental penting untuk dilakukan. Terutama di lingkungan kerja


7 Karakteristik Gen Z yang Jarang Diketahui, Disebut sebagai Generasi Paling Kesepian

3 hari lalu

Generasi Z. Foto: Canva
7 Karakteristik Gen Z yang Jarang Diketahui, Disebut sebagai Generasi Paling Kesepian

Mengenal karakteristik generasi Z yang disebut andal di sektor teknologi, tetapi juga dianggap rapuh secara mental.


Tips Menjaga Pentingnya Kesehatan Mental di Lingkungan Kerja

4 hari lalu

Ilustrasi wanita stres saat bekerja. Shutterstock
Tips Menjaga Pentingnya Kesehatan Mental di Lingkungan Kerja

Kesehatan mental begitu penting untuk dijaga, terutama dalam lingkungan kerja.


Tumbuhkan Kemandirian Anak dengan Membacakan Buku Cerita

6 hari lalu

Ilustrasi ibu membaca bersama anak. Pixabay.com
Tumbuhkan Kemandirian Anak dengan Membacakan Buku Cerita

Kemandirian merupakan kemampuan yang dapat dilatih sejak dini. KemenPPPA mengajak orang tua menumbuhkan kemandirian anak lewat membacakan buku cerita.