TEMPO.CO, Jakarta - Ariel Tatum menceritakan pengalamannya dengan gangguan kepribadian ambang atau borderline personality disorder (BPD) sejak remaja. Dia mengatakan gangguan kesehatan mental ini membutuhkan waktu panjang untuk dideteksi, bahkan sulit membuatnya memiliki hubungan romantis.
“Aku merasa ada yang salah di umur 13 tahun, aku akhirnya memutuskan untuk mencari bantuan professional, tapi ketahuan ada BPD-nya setelah bertahun-betahun menjalankan terapi, jadi aku baru tahu kira-kira di usia 18,” ujarnya dalam tayangan Youtube OOTD Trans 7.
Ariel Tatum menambahkan alasan yang membuatnya memutuskan untuk membutuhkan bantuan professional karena ia mempunyai kencenderungan untuk menyakiti diri sendiri. “Aku pertama kali mengumumkan ke publik tentang kondisi kesehatan mental Oktober 2019, aku waktu itu membuat seminar pengetahuan mendasar tentang kesehatan mental, di situ aku mulai mengungkapkan kesehatan mental aku,” ujarnya.
Melansir laman Very Well Mind, borderline personality disorder adalah kondisi psikologis serius yang ditandai dengan suasana hati dan emosi, hubungan, dan perilaku yang tidak stabil. Itu salah satu dari beberapa gangguan kepribadian yang diakui oleh American Psychiatric Association (APA). Gangguan kepribadian ini dimulai pada masa remaja atau awal masa dewasa, berlanjut selama bertahun-tahun, dan, jika tidak ditangani, dapat menyebabkan banyak tekanan.
BPD sering kali dapat mengganggu kemampuan Anda untuk menikmati hidup atau mencapai kepuasan dalam hubungan, pekerjaan, atau sekolah. Ini terkait dengan masalah spesifik dan signifikan dalam hubungan interpersonal, citra diri, emosi, perilaku, dan pemikiran.
Borderline Personality Disorder dikaitkan dengan kecenderungan untuk terlibat dalam perilaku berisiko dan impulsif. Selain itu, orang dengan BPD lebih rentan untuk melakukan perilaku yang merugikan diri sendiri, seperti menyakiti diri sendiri dan mencoba bunuh diri. Ketidakstabilan emosi adalah ciri utama BPD. Individu merasa seperti berada emosional seperti roller coaster dengan perubahan suasana hati yang cepat. Perubahan suasana hati dapat berlangsung dari menit ke hari dan seringkali intens. Kemarahan, kecemasan, dan kehampaan yang luar biasa juga biasa terjadi.
Orang dengan Borderline Personality Disorder cenderung memiliki hubungan yang intens dengan orang yang dicintai yang ditandai dengan seringnya konflik, pertengkaran, dan putus cinta. BPD dikaitkan dengan rasa takut yang kuat akan ditinggalkan oleh orang yang dicintai dan upaya untuk menghindari pengabaian yang nyata atau yang dibayangkan. Ini biasanya menyebabkan kesulitan mempercayai orang lain, membebani hubungan.
Penderita BPD juga mengalami kesulitan terkait dengan stabilitas rasa diri mereka. Mereka melaporkan banyak suka dan duka dalam perasaan mereka tentang diri mereka sendiri. Suatu saat mereka mungkin merasa baik tentang diri mereka sendiri, tetapi pada saat berikutnya mereka mungkin merasa buruk atau bahkan jahat.
Perubahan berpikir terkait stres: Dalam kondisi stres, orang dengan BPD mungkin mengalami perubahan dalam berpikir, termasuk pikiran paranoid (misalnya, pikiran bahwa orang lain mungkin mencoba untuk menyakitinya), atau disosiasi (merasa terasing, mati rasa, atau seperti mereka tidak benar-benar ada di tubuh mereka).
Tidak semua orang dengan BPD mengalami setiap gejala. Beberapa orang mungkin mengalami beberapa, sementara yang lain mengalami sebagian besar gejala ini. BPD didiagnosis dengan mengevaluasi gejala individu dan meninjau riwayat kesehatan mereka. Seorang dokter juga dapat melakukan pemeriksaan fisik dan tes laboratorium untuk menyingkirkan penyakit medis yang mungkin berkontribusi pada gejala tersebut.
Untuk didiagnosis dengan borderline personality disorder, individu harus mengalami lima atau lebih gejala berikut dalam berbagai konteks:
- Upaya untuk menghindari pengabaian
- Ketidakstabilan emosional
- Perasaan hampa
- Gangguan identitas
- Perilaku impulsif
- Kemarahan yang tidak pantas dan intens
- Hubungan interpersonal yang tidak stabil
- Perilaku bunuh diri atau merugikan diri sendiri
- Gejala paranoid atau disosiatif sementara
- Seorang dokter atau terapis juga akan mengesampingkan kondisi kesehatan mental yang dapat menyebabkan gejala serupa. Ini termasuk gangguan bipolar, gangguan kepribadian histrionik, dan gangguan kepribadian narsistik.
Faktor yang berkontribusi yang dapat meningkatkan risiko Anda meliputi:
- Struktur otak: Terdapat bukti perbedaan struktur dan fungsi otak pada individu dengan BPD, terutama di bagian otak yang memengaruhi kontrol impuls dan regulasi emosional.4 Namun, masih belum jelas apakah perbedaan ini akibat BPD, atau jika mereka adalah bagian dari penyebabnya.
- Riwayat keluarga: Memiliki orang tua atau saudara kandung dengan BPD juga dapat meningkatkan risiko mengembangkan kondisi tersebut
- Pengalaman negatif: Banyak orang yang didiagnosis BPD pernah mengalami pelecehan masa kanak-kanak, trauma, atau penelantaran atau dipisahkan dari pengasuhnya sejak usia dini. 5 Namun, tidak semua orang dengan gangguan ini memiliki salah satu pengalaman masa kecil ini, dan, sebaliknya, banyak orang yang memilikinya tidak mengembangkan borderline personality disorder.
Di laman media sosial-nya, Ariel Tatum membagikan beberapa cara deteksi dini untuk menentukan apakah membutuhkan bantuan professional atau tidak. “dari beberapa dafatr itu ada yang mengkhawarirkan berarti butuh bantuan, sayangnya dari dua thaun lalu aku kampanye masih banyak stigma untuk ke psikolog.