TEMPO.CO, Jakarta - Karena pandemi COVID-19, tahun 2020 banyak dihabiskan di dalam ruangan atau menutup sebagian wajah dengan masker. Situasi ini memaksa orang mengubah pola pikirnya tentang makeup dan kecantikan.
Pandemi COVID-19 yang terjadi hampir sepanjang 2020 menimbulkan banyak tantangan baru, dari salon yang tutup hingga momok mask acne (jerawat karena penggunaan masker) atau maskne.
Namun, pandemi juga melahirkan banyak solusi baru. Tren perawatan di rumah dengan do it yourself alias DIY atau tutorial makeup di YouTube muncul. Yang tak boleh dilupakan, hand sanitizer kini menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari.
Kondisi ini juga melahirkan perspektif lain tentang kencantikan. Orang tak lagi terlalu mengkhawatirkan penampilan karena lebih banyak beraktivitas di rumah. Dengan pakaian yang lebih santai, makeup pun tak perlu dikenakan sepanjang hari.
Dari mewarnai rambut hingga pemakaian eyeliner, berikut adalah kaleidoskop 2020 untuk kecantikan yang dikutip dari berbagai sumber.
DIY
Hampir semua salon kecantikan, mulai dari salon rambut, kuku, dan tukang cukur harus tutup karena pandemi. Orang pun jadi lebih kreatif mengulik cara membuat masker DIY untuk wajah dan rambut, seperti Kendall Jenner yang menggunakan alpukat. Lebih berani lagi, banyak yang berani memotong dan mewarnai rambut sendiri di rumah seperti Dua Lipa.
"Konsumen perawatan kulit menjadi sangat berpengetahuan tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan perawatan kulit, dan mereka menggunakan waktu di rumah untuk mengoptimalkan rutinitas mereka," kata Yarden Horwitz, salah satu pendiri platform tren Spate.
Riasan mata
Selama memakai masker, mata menjadi fokus makeup dengan eye shadow, alis, dan maskara. Penjualan riasan mata juga melonjak selama pandemi. Di Inggris saja, pangsa eye shadow dari pasar kecantikan tumbuh dari 22 persen menjadi 25 persen selama lockdown, menurut analis riset NPD Group. Di Cina, raksasa e-commerce Alibaba melaporkan bahwa istilah mask makeup looks mulai menjadi tren di media sosial pada awal 2020.
Di Indonesia, ada lonjakan tren riasan mata di tengah pandemi, kata Chrisanti Indiana, Co-Founders dan CMO Social Bella, platform belanja produk kecantikan. "Ada banyak perubahan ke area mata, mungkin karena memakai masker," kata dia pada awal Agustus lalu.
Lipstik menurun
Lipstik mengalami penurunan secara global. Di Amerika Serikat, penjualan lipstik mengalami penurunan yang lebih besar daripada kosmetik lainnya, menurut perusahaan konsultan McKinsey. Penjualan lipstik di Amazon mengalami penurunan sebesar 15 persen, sementara produk rias mata meningkat 5 persen.
Tapi bukan berarti lipstik tak lagi diminati. Ada saat-saat di rumah orang tetap menggunakan lipstik, misalnya ketika ada rapat online. Ketika keluar rumah pun sebagian orang tetap menggunakan lipstik di balik maskernya.
Makeup artist Archangela Chelsea mengatakan, pemakaian lipstik bukan hanya karena ingin tampil cantik, tapi lebih untuk memberikan penghargaan pada diri sendiri.
"Di masa pandemi ini aku memberikan self love untuk diri sendiri. Tapi tren pastinya akan beralih ke mata,” kata dia.
CNN | VOGUE