TEMPO.CO, Jakarta - Perubahan yang signifikan dan merugikan terjadi pada kesehatan jantung wanita sebelum dan selama menopause, tetapi tindakan pencegahan, intervensi, dan pemantauan dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskular. Ini semua dijabarkan dalam pernyataan ilmiah yang dirilis oleh American Heart Association.
Pernyataan yang berjudul "Transisi Menopause dan Risiko Penyakit Kardiovaskular: Implikasi untuk Waktu Pencegahan Dini" dan diterbitkan dalam jurnal Circulation, mensintesis informasi dari 20 tahun penelitian dan memperbarui pedoman untuk wanita dengan rekomendasi khusus untuk transisi menopause.
Pada tahun-tahun menjelang menopause, juga dikenal sebagai transisi menopause, ovarium wanita mulai memproduksi lebih sedikit estrogen. Menurut penelitian, hormon seks ini mungkin memiliki manfaat perlindungan jantung; oleh karena itu, kekurangan estrogen dapat berkontribusi pada peningkatan risiko penyakit jantung. Wanita yang telah menjalani menopause bedah (yaitu histerektomi parsial atau penuh) juga dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular (CVD).
Banyak efek samping menopause, termasuk depresi atau hot flashes dan keringat malam, semuanya mungkin terkait dengan penyakit kardiovaskular. Perubahan fisiologis yang terjadi selama menopause, seperti penurunan massa otot dan peningkatan lemak tubuh, juga dapat memengaruhi kadar kolesterol dan kesehatan metabolisme di usia paruh baya. Namun, dengan intervensi gaya hidup yang tepat, para peneliti mengatakan kemungkinan untuk menurunkan risiko jantung ini.
Misalnya dengan makan makanan yang menyehatkan jantung dan tetap aktif adalah dua cara untuk meningkatkan kesehatan jantung di semua tahap kehidupan. "Intervensi gaya hidup dan perilaku sangat penting untuk menjaga kesehatan kardiovaskular dan mengurangi penyakit jantung," kata Matthew A. Allison dalam rilis persnya, seperti dilansir dari laman Mind Body Green. "Namun, kami tidak memiliki uji klinis acak yang memadai yang menguji intervensi ini secara khusus selama transisi menopause."
Karena hubungan antara kardiovaskular dan menopause begitu kuat, para peneliti menyarankan terapi penggantian hormon (HRT) sebagai alat yang berpotensi bermanfaat. Ini dapat membantu mempertahankan dan mengelola produksi estrogen, bahkan ketika ovarium diangkat atau tidak lagi secara alami memproduksi hormon seks ini. Meskipun demikian, tidak semua ahli medis setuju dengan jenis terapi ini, dan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan manfaat HRT dan intervensi lain diperlukan.
“Populasi berisiko ini belum menjadi fokus uji klinis sebelumnya," kata Allison, "sehingga meninggalkan pertanyaan tentang bagaimana hasil dari penelitian ini dapat diterapkan pada wanita selama fase menopause awal ini.”